Kinara seorang gadis tomboy yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataan jika dirinya di jodohkan dengan seorang Duda yang seharusnya menikah dengan kakaknya, Adisty. Tapi kakaknya menolak dengan alasan harus bekerja di luar kota. Padahal alasan utamanya adalah karena dia mendengar gosip jika calon suaminya seorang Duda dan juga bisu.
Abizar seorang Duda yang akan di jodohkan. Dan dia juga terpaksa menerima perjodohan itu karena tekanan dari kedua orang tuanya. Padahal dia masih menunggu kedatangan dari mantan istrinya yang pergi meninggalkannya sudah lima tahun.
Akankah pernikahan mereka yang tanpa cinta itu bertahan. Akankah ada cinta di antara mereka? Bagaimana jika mantan istri Abizar datang?
Apalagi selain bersaing dengan mantan istri yang masih selalu di hati Abizar, Kinara juga harus bersaing dengan banyak wanita yang datang silih berganti mendekati suaminya.
Mampukah Kinara bertahan ataukah dia menyerah? Ikutin terus yuk ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Setelah berbelanja keperluan dapur, Kinara dan Abidzar pulang ke rumah mereka. Banyak sekali barang yang mereka beli sehingga mereka kesusahan untuk membawanya. Abidzar sempat mengomel kepada Kinara karena membeli banyak barang belanjaan. Sedangkan Kinara sendiri bersikeras jika memang mereka membutuhkan semua barang itu. Akhirnya Abidzar mengalah dan mereka kesusahan membawanya karena menggunakan motor matic.
"Jadi anak ko bandel."kesal Abidzar yang pegal karena sebelah tangannya harus memegangi barang belanjaan sedangkan Kinaara juga kedua tangannya membawa kantong keresek besar.
"Jadi orang tua ko ngomel mulu." Kinara menjawab ucapan Abidzar.
Abidzar sudah malas untuk berdebat dengan Kinara. Dia tak menanggapi ucapan Abidzar dan masuk membawa barang belanjaan ditangannya lalu menyimpannya di meja makan. Kinara mengekor dari belakang dan mulai membereskan semua barang-barang yang dia beli. Sedangkan suaminya duduk di sofa sambil bermain ponsel.
"Mau teh apa coklat hangat Mas?" tanya Kinara kepada Abidzar.
"Coklat saja." jawab Abidzar tanpa melirik ke arah Kinara dan mata yang masih fokus dengan ponsel. Tidak berselang lama Kinara datang dengan membawa dua cangkir coklat hangat.
"Apa masih belum ada kabar?" tanya Kinara. Karena terlihat di layar ponsel milik Abidzar pria itu berusaha menghubungi seorang wanita melalui media sosialnya selama lima tahun ini. Abidzar hanya melirik saja kepada Kinara. Dan kembali fokus dengan ponselnya.
"Itu foto mantan istri Mas Abi? Eh Mas Abidzar kalau Abi Bos Kinara. Boleh liat gak Mas?Takutnya sewaktu-waktu ketemu di jalan kan aku bisa kasih tau."kekeh Kinara. Abidzar menatap ke arah Kinara. Dan menyimpan ponselnya.
"Apa kamu tidak masalah seperti ini?" tanya Abidzar.
"Seperti apa?" tanya Kinara santai sambil menyeruput coklat hangat miliknya.
"Pernikahan tanpa cinta ini dan kita hidup seperti ini." jawab Abidzar.
"Kan semuanya sudah kita sepakati dari awal Mas. Dan aku tau konsekuensi dari pernikahan ini. Menikah dengan pria yang belum selesai masa lalunya." jawab Kinara.
"Apa kamu tidak malu dengan penampilanku seandainya saja aku menikah denganmu dan tak punya masa lalu. Aku yakin kamu tak akan menerimaku. Bahkan tadi saja anak itu mengira aku Ayahmu." tanya Abidzar.
"Jika aku malu maka gak akan ngebiarin Ayah dan Ibu mengundang para tetangga. Dan kalau aku malu juga tadi gak akan mau di ajak pergi keluar. Lebih baik sendiri. Aku sudah berdamai dengan takdirku, Mas." jawab Kinara tanpa menatap ke arah Abidzar.
"Dan kamu juga sudah mempersiapkan diri menjadi janda juga. Lalu apa yang kamu inginkan dariku." tanya Abidzar.
"Pekerjaan Mas Bizar apa? Karena memang aku tidak tau."tanya Kinara.
"Manager Umum di salah satu perusahaan." jawab Abidzar bohong.
"Gajinya?" tanya Kinara lagi. Membuat Abidzar mengerutkan keningnya.
"Dua puluh lima juta." jawab Abidzar asal.
"Berapa nafkah yang akan kamu berikan padaku? Walau bagaimanapun aku istrimu yang harus kamu nafkahi. Setidaknya nafkah lahir. Dan aku juga akan mengurus semua kebutuhanmu. Dari pakaian dan makanmu. Juga bersih-bersih rumah." ujar Kinara membuat Abidzar menghela nafas.
"Berapa yang kamu mau dari gajiku yang segitu?" Abidzar malah bertanya balik.
"Terserah. Silahkan hitung sendiri. Uang segitu, potong cicilan mobil, potong ngasih ke Mama. potong lagi untuk pegangan kamu. dan sisanya terserah kamu mau ngasih aku berapa. Toh semuanya juga kan dimakan lagi oleh kamu uangnya. Aku punya gaji sendiri walau tidak besar cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadiku." jelas Kinara membuat Abidzar merasa tak enak hati kepada Kinara.
"Nanti aku fikirkan. Berapa yang aku beri padamu. Fikirkan apa yang akan kamu minta sebagai kompensasi nanti." ujar Abidzar kemudian berlalu dari hadapan Kinara sambil membawa gelas berisi coklat panas miliknya. Dia masuk kedalam kamarnya. Sedangkan Kinara masih diam disana sambil melamun. Entah apa yang dia fikirkan hanya saja beberapa kali dia menghela nafas panjang kemudian dia juga masuk kedalam kamar.
Pagi menjelang, Kinara sudah selesai membersihkan rumah dan sekarang dia sedang memasak untuk sarapan mereka di dapur. Abidzar menatap punggung Kinara saat dia berada di lantai atas. Dulu saat bersama dengan mantan istrinya, dapur hanya sebagai pajangan. Karena mereka jarang makan di rumah dan bertemu hanya saat tidur dan sarapan juga hanya kopi dan roti. Malah terkadang mereka jarang sarapan karena kesibukan masing-masing.
Eheem
Abidzar berdehem saat berada di belakang Kinara. Karena istrinya itu terlihat sangat fokus dengan penggorengan di depannya.
"Oh, aku kira belum turun. Sebentar ini sebentar lagi matang." ujar Kinara menoleh ke arah Abidzar yang duduk di kursi. Tak lama makanan yang di buat Kinara sudah terhidang. Ada sayur dan juga Ayam goreng.
"Maaf aku gak tau makanan apa yang kamu suka Mas Bizar." ujar Kinara saat menyendokan makanan kedalam piring milik Abidzar. Abidzar tak menjawab, dia hanya mengangguk. Kinara memberikan makanannya kepada Abidzar dan menunggu reaksi suaminya saat pertama kali memakan masakannya. Wajahnya terlihat harap cemas, karena takut tidak cocok di lidah suaminya.
"Bagaimana rasanya?" tanya Kinara penuh harap.
"Standar." jawab Abidzar sambil menyiapkan kembali nasi kedalam mulutnya. Membuat Kinara mencebikkan bibirnya. Padahal berharap dia puji.
"Mau kopi?" tanya Kinara saat Abidzar berdiri dari duduknya setelah selesai sarapan. Abidzar mengangguk.
"Manis apa pahit?" tanya Kinara lagi.
"Gulanya satu sendok teh." jawab Abidzar sambil berlalu dan duduk di sofa ruang tamu dengan laptop di hadapannya.
Kinara membawa secangkir kopi kemudian kembali ke dapur untuk membersihkan bekas makan mereka, setelahnya dia ke taman depan dan belakang. Dia lupa menyiram tanamanannya. Abidzar mencari keberadaan Kinara, ternyata wanita itu sedang membersihkan taman di belakang rumah yang memang Abidzar saja jarang kesana. Dan baru satu minggu ini dia tempati, setelah pertemuan pertama mereka.
Karena dia baru membeli rumah ini satu bulan lalu saat orang tuanya dengan yakin menjodohkannya. Jadi perkiraan Kinara salah jika rumah ini adalah rumah Abidzar dan mantan istrinya. Rumah itu masih ada dan terawat sampai sekarang. Abidzar tidak tinggal disana dan juga tidak menjualnya.
"Aku kira anak itu akan manja dan merengek saat tau keadaanku yang jelek dan juga jumlah gajiku. Ternyata aku salah, dia memang wanita mandiri." ujar Abidzar sambil memperhatikan Kinara dari jendela ruang belakang.
"Semoga saja setelah Gladia datang, kamu bisa menemukan jodohmu dan hidup bahagia berumahtangga yang sesungguhnya dengan dia. Bisa saja pria itu Pak Kevin atau mungkin temanmu itu, yang aku lihat begitu mencemaskan dan mencintaimu. Maafkan karena aku harus membuatmu tertahan dalam waktu yang tidak bisa di tentukan dengan jodohmu yang sebenarnya. Karena aku juga tidak tau kapan Gladis akan kembali." ujar Abidzar ada perasaan bersalah kepada Kirana. Dia menatap Kinara dari jauh. Terlihat gadis itu menikmati peran barunya sebagai seorang istri.
lope sakebon batur buat outhor 🫶🫶🫶🫶
salam sehat n semangat outhor ku 🔥🔥