Married With Duda

"Jadi aku tidur sendirian disini. Bukan hanya anak-anak yang ingin di temani tidur, daddy nya juga butuh teman tidur. Apa kamu tidak ada rencana menemaniku hmm..." ucapnya dengan mengedipkan sebelah matanya. Tangannya bahkan mengelus lengan ku, hingga membuat ku sedikit merinding. Astaga orang ini sudah gila. Mungkin efek dari alkohol yang di minumnya.

"Aku ke kamar dulu" ucap ku mengabaikan perkataannya dan pergi meninggalkannya. Sesampainya di kamar Aku langsung mengunci pintu kamar ku.

Pagi harinya Aku bangun dan langsung menuju kamar mandi untuk mencuci wajah ku. Setelah keluar dari kamar mandi Aku berjalan ke tempat tidur dan memperbaiki selimut yang mereka pakai.

kulangkahkan kaki ku menuju dapur untuk membuat sarapan kami. Ku lihat Devano yang masih tertidur pulas di atas sofa dan menghampirinya.

"Tidur saja tetap tampan. Ya Tuhan semoga nanti Aku bisa mendapatkan suami tampan sepertinya" batin ku.

"Astaga bukannya memasak Aku malah mengaguminya" gumam ku, lalu beranjak ke dapur dan memasak.

"Dev bangun....Dev..." Aku sedikit mengguncang tubuhnya. Devano sedikit menggeliat namun tetap menutup matanya.

"Hei...ayo bangun, ini sudah jam 6" ucap ku lagi sambil mengguncang tubuhnya.

"nghhh....sebentar lagi, Aku masih mengantuk" ucapnya dengan suara serak khas orang baru bangun.

"ya sudah...10 menit lagi. Aku akan membangunkan anak-anak".

"Lho kok daddy di sini" ucap Darren saat melihat Devano duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

"Ia, daddy ingin makan masakan mommy" ucap Devano.

"Wah benar kan dad, masakan mommy memang paling enak, daddy saja sampai datang sepagi ini hanya untuk menikmati masakan mommy" ujar Damien. Mereka tidak tahu kalau Devano juga tidur di rumah Sarah juga.

Sarah keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi, ia juga menggunakan make-up natural sehingga semakin menampilkan aura kecantikannya.

Setelah mengunci rumahnya Sarah lalu masuk ke dalam mobil Devano.

"Drrrt...drrttt.." ponsel ku berbunyi. Aku mengambilnya dari dalam tas ku. Aku melihat nama Alex tertera di layar ponsel ku.

"Halo...ya ada apa Lex".

"Oke, Aku punya waktu kosong kok. Kabari saja nanti jumpa nya dimana" balas ku.

"Oke bye". Aku mematikan ponsel ku dang menyimpannya ke dalam tas ku.

"Mom, apa itu uncle Alex" tanya Darren. Aku menoleh kebelakang untuk melihatnya.

"Ya, itu uncle Alex. Dia mengajak mommy keluar makan malam" ucap ku padanya.

Tiba-tiba Devano menginjak rem mobilnya hingga membuat kami terkejut.

"Apa yang terjadi?" tanya ku.

"Aku tidak melihat ada orang yang sedang menyebrang". Devano melajukan mobilnya kembali. Sebenarnya Ia tadi terkejut mendengar Sarah akan makan malam bersama seorang pria dan itu membuat Devano tidak suka, ia merasa cemburu.

"Berdua mom" ujar Damien. Aku menganggukkan kepala ku. Ku lihat Darren mengalihkan pandangannya ke jalanan. Sepertinya anak itu tidak suka melihat ku dengan Alex.

Setelah sampai di depan sekolah Damien dan Darren turun duluan lalu disusul Sarah dan Devano.

"Aku akan menjemput kalian nanti siang" ucap Devano dingin lalu pergi begitu saja, sikapnya tidak seperti biasanya. Mood nya hari ini sedang buruk.

Sesuai dengan janjinya tadi pagi bahwa Devano akan menjemput Anak-anaknya di sekolah. Saat ini Ia sedang menunggu mereka di dalam mobilnya.