Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.
apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.
Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.
Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMS-19
" Baguslah, kalau begitu. tapi Cia jika Mas Azi meminta haknya kau harus memberikan nya. aku tidak masalah tapi disaat kalian melakukan ' itu ' saja boleh satu kamar. " jawab Daliya.
" A-apaan sih Aya!!! itu terus yang kamu bahas. " sungut Cia.
" Aku hanya mengingatkan nya saja, tapi lebih baik kau menunda kehamilan dulu. " ucap Daliya.
" Bukannya, kau yang meminta ku menikahi suamimu demi seorang anak? dan sekarang kau menyuruhku menunda kehamilan? sebenarnya apa mau Daliya?! " hardik Cia nafas wanita itu sudah tidak karuan.
" Dengarkan dulu aku! maksudku, kalian baru saja menikah. tunggulah sampai beberapa bulan kedepan kau bisa mengikuti program kehamilan, kalau kau begitu cepat hamil. keluarga Maz Azi akan mengetahui penyebab kau menikahinya. " jelas Daliya.
" Aku sudah menuruti semua ucapan mu Daliya, aku sampai rela mengorbankan masa depan ku pada ke egoi-san mu, atau sebenarnya kau tidak ingin kehilangan kasih sayang mereka kalau aku sudah hamil nanti benar kan? " tuding Cia lagi.
" Cukup Cia! aku tidak suka kau menganggap ku seperti itu, aku melakukan semua ini demi kebaikan mu juga. jika aku sudah tidak ada lagi, kau bisa bercerai dengan suami ku dalam status tidak punya anak kan? kau akan lebih mudah mendapatkan pasangan nantinya. " ucap Daliya tegas.
" Apalagi aku sedang sakit juga, pasti Mas Azi akan lebih sering bersama ku dan menghabiskan waktu disini. " sambung Daliya.
" Oke! baiklah, aku berharap kau cepat sembuh agar aku lebih cepat bercerai dengan suamimu. " jawab Cia.
" Tapi, kalian belum melakukannya kan? " tanya Daliya memastikan.
" Be-belum Daliya, aku berharap kau cepat sembuh dulu. " ucap Cia lagi.
" Kau pandai berbohong sekarang Cia!!! " batin Daliya sedih.
Entah kenapa, tatapan Daliya berubah pada Cia sejak siang itu sikapnya tidak seperti dulu lagi, apa karena Daliya sudah tahu, Cia menghabiskan malam semalam bersama Gus Azi? atau dia hanya cemburu karena Gus Azi tidak mengabarinya?
Padahal Cia tidak pernah sekalipun bersama lelaki itu baru semalam saja.
1 MINGGU KEMUDIAN...
PUKUL 20.30.
Cia berpamitan pulang duluan, dengan menggunakan mobilnya. Gus Azi berniat menginap lagi dirumah sakit setelah hari itu mereka datang dari Pondok. Cia tidak masalah toh tidak pulang sekalian Cia tidak perduli.
" Mas. " panggil Daliya melihat kehadiran siluet suaminya masih disana.
" Ada apa sayang? " tanya Gus Azi mendekati bankar ranjang istrinya yang terbangun dari tidurnya.
" Kenapa kamu tidur lagi disini Mas? seharusnya kamu pulang, sudah hampir 1 minggu kamu gak pulang loh. " tanya Daliya sok perduli.
" Aku masih pendekatan dengan nya Sayang, Cia juga tidak masalah aku tidak pulang kerumah dia malahan menyuruhku untu menemani mu saja. " jawab Gus Azi membelai wajah pucat istrinya.
" Terserah mu saja Mas, aku mengantuk. " balas Daliya memejamkan matanya kembali.
Ke Esok kan harinya, entah sudah hari keberapa lelaki itu berada dirumah sakit, tidak memperdulikan bahkan mungkin tidak ingat ia punya istri lain selain Daliya.
" Mas. " rengek Daliya kesal.
" Ada apa sayang? " tanya Gus Azi menaikan satu alisnya.
" Pulang!!! " rengek Daliya lagi.
" Kamu masih belum boleh pulang dulu sayang. " ucap Gus Azi sabar.
" Bukan aku!!! tapi kamu! " sentak Daliya.
" Kenapa aku? " tanya Gus Azi bingung.
" Ini sudah seminggu! kamu gak niatan pulang? " tanya Daliya tidak habis pikir.
" Biarkan saja toh sayang, istri ku itu kamu. " jawab Gus Azi.
" Dia juga Istri kamu! kamu gak boleh egois, aku gak mau tahu pokoknya kamu harus pulang. " titah Daliya.
" Oke baiklah, Mas akan pulang. " ucap Gus Azi mengalah.
" Sekarang! " titah Daliya lagi.
" Besok pagi saja ya sayang, ini sudah sore. " ucap Gus Azi memelas.
" Mas!!! " peringat Daliya.
" Oke baiklah, Mas bakal pulang. " jawab Gus Azi bersiap-siap namun ada rasa tidak rela.
...✿ ✿ ✿ ✿...
Gus Azi menghentikan mobilnya didepan halaman rumahnya, ia mengernyitkan keningnya melihat sebuah motor yang dikenalinya. tapi Gus Azi menggelengkan kepalanya tidak mungkin kan motor nya si...
Gus Azi pikir lagi, sepertinya ia kecolongan kali ini. lelaki itu melangkah masuk kedalam rumahnya tanpa mengucapkan salam apapun. dan benar saja dilihatnya diruang tengah ada istrinya, Cia dan seorang lelaki yang duduk didepan istrinya.
Dari tubuh belakang saja, sudah Gus Azi tahu siapa lelaki nekat yang datang kerumah nya tanpa sepengetahuannya.
" Hamdan! " ucap Gus Azi lantang.
DEG...
Lelaki yang dipanggil itu membalikan tubuhnya, menatap sang empu dari kejauhan yang sudah terbakar api yang berkobar dalam dirinya.
" Gus? kenapa tidak kabari kalau kemari. " pertanyaan konyol yang dilontarkan oleh Hamdan membuat kepala lelaki semakin mendidih.
Sepertinya, sejak hari ini Gus Azi akan mengobarkan bendera permusuhan pada Hamdan, persetan sahabat kalau dia berani merebut hati istrinya diam-diam tanpa sepengetahuan nya.
" Kenapa kau ada disini? " tanya Gus Azi menatap tajam.
" Ustadz Hamdan hanya mengajari ku saja. " bukan Ustadz Hamdan yang menjawab melainkan Cia.
" Mengajari? kau mengajari apa pada Ciara? " tanya Gus Azi menatap Ustadz Hamdan.
" Aku baru tahu dia seorang Mualaf, kau yakin dia keluarga istrimu? " tanya Ustadz Hamdan memicingkan kan matanya curiga.
" Kau tidak perlu ikut campur keluargaku. " jawab Gus Azi.
" Cia! masuk ke kamar mu sekarang. " sambung Gus Azi menatap Cia.
" Dengar dulu Gus, dia hanya membantuku cara mengaji dan pelajaran agama yang lain. " ucap Cia.
" Cia! dengar ucapan saya. " ucap Gus Azi tegas.
Wanita itu mendengus kesal, sumpah dirinya berasa seperti terciduk selingkuh. padahal mau dia selingkuh atau tidak masalah kan? lelaki itu saja tidak perduli padanya kok.
" Dia siapa mu Az? aku tidak pernah melihatnya selama ini. "tanya Ustadz Hamdan memandang sahabatnya yang terkesan tidak perduli.
" Sudah kubilang, kau tidak perlu tahu! " ucap Gus Azi tegas.
" Bukannya istrimu tidak punya sanak saudara selama ini, apa dia selingkuhan mu? " tuding Ustadz Hamdan.
" Jangan menyebar fitnah yang tidak benar Hamdan. " ucap Gus Azi marah.
" Kalau begitu jujurlah, apa yang kau sembunyikan dariku dan Fahri. " ucap Ustadz Hamdan.
" Kalau ku beritahu atau tidak, apa yang akan kau lakukan hah? " sentak Gus Azi.
" Aku akan mendekatinya, sepeti ucapan ku sebelumnya. aku terlanjut menyukai nya dan aku kan mengkhitbahnya membimbingnya ke jalan yang lebih baik lagi. " Jelas Ustadz Hamdan lantang.
Tanpa kata lagi, Gus Azi menonjok Hamdan dihadapannya. ini sudah kelewat batas wajar berani sekali sahabat nya melewati batas pertemanan.
bahagia selalu buat gua Azi, mba CIA dan keluarga 🤲🤲🤲🥰
udh qu kasih kopi nih,,,/Rose/
makin penasaran kan aku sama ceritanya,,,