Idolaku Kekasihku

Akhirnya kini mereka berdua sudah menjadi sepasang kekasih. Reynold sangat perhatian kepada Maya, ia berusaha menunjukkan perasaannya yang benar-benar tulus menyayangi Maya.

Reynold dan teman Starlightnya sedang menyelesaikan album terbarunya sekarang. Reynold sudah merencanakan album terbaru ini akan menjadi album terakhirnya di boyband Starlight, karena setelah itu ia berencana akan melamar dan menikah dengan Maya. Ia akan fokus pada perusahaannya yang selama ini lebih banyak diurus oleh Jonathan serta rumah tangganya bersama Maya dan anak-anaknya kelak.

Ciieee... Rumah tangga katanya... Pacaran aja masih seumur jagung. Ada-ada saja si Reynold memang kalau sudah bucin.

"Sayang... Maaf sepertinya aku gak bisa jemput kamu hari ini, karena aku harus segera menyelesaikan rekaman album baru ini."

"Biar bisa cepet sah juga sama kamunya, udah gak sabar deh." pesan dari Reynold masuk ke ponsel Maya, setelah membacanya Maya menjadi baper sendiri dan senyum malu-malu.

"Kenapa lo May senyum-senyum sendiri? Kesambet lo?" tanya Rika sambil memegang kening Maya yang tidak demam.

"Apaan sih lo, gue masih waras kali."

"Udah kalian mah ribut terus, pusing gue lama-lama." timpal Sasa.

"Gimana kalau abis kulian ini kita ngemall? Mumpung kuliah cuma satu aja hari ini." ajak Sasa lagi.

"Ide bagus tuh.. Udah lama juga kita gak seru-seruan bareng." jawab Rika dengan semangat.

"Lo bisa kan May? Jangan pacaran mulu dong..." tanya Rika dengan wajah memelas. Maya yang tidak tega akhirnya menuruti keinginan temannya itu.

***

Jam menunjukkan pukul 21.00 tetapi Reynold tidak ada kabar, terakhir pria itu mengirim pesan tadi siang saat mengabarkan jika dirinya tidak bisa menjemput Maya. Maya kini sedang ada di kamarnya, ingin menelepon sang kekasih ataupun sekedar mengirim pesan tetapi Maya takut jika nanti akan mengganggu kesibukan sang pacar.

Akhirnya Maya mencoba menunggu Reynold saja yang mengirim pesan terlebih dahulu sambil rebahan di atas tempat tidurnya. Lama kelamaan Maya tertidur karena ia merasa lelah tadi sepulang kuliah Maya bersama Rika dan Sasa habis jalan-jalan ke sebuah mall yanv cukup besar.

'Kok kak Reynold gak ada kabar sama sekali ya sampai jam segini? Apa dia baik-baik saja?' monolog Maya saat ia terbangun sekitar pukul tiga subuh karena ingin buang air kecil.

Akhirnya Maya mencoba mengirim pesan kepada kekasihnya itu.

"Kakak sibuk banget ya? Kok gak ada kabar dari tadi.. Kakak baik-baik saja kan?"

Setelah mengirim pesan Maya menunggu tetapi tak kunjung dibalas, dibaca pun belum. Maya menjadi khawatir sendiri dan rasa ngantuk pun tiba-tiba hilang.

Tak terasa kini sudah pukul enam pagi dan Maya berusaha terbangun dan mengumpulkan kesadarannya. Semalam Maya baru tertidur lagi sekitar pukul lima, dan kini ia masih sangat mengantuk. Meraih ponselnya dan mengecek ternyata pesannya belum dibaca hingga kini.

Maya menjadi khawatir dan akhirnya memberanikan diri untuk menghubungi sang kekasih.

Tuttt... Tuttt... Tuttt...

Tak ada jawaban, hanya operator yang menjawab.

Akhirnya Maya memutuskan untuk mandi dan bersiap untuk ke kampus walaupun kini ia sama sekali tak ingin berangkat ke kampusnya. Rasa khawatir dan kesal bercampur menjadi satu.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Maya keluar kamar dan sarapan bersama kedua orang tuanya. Selesai makan Maya dan orangtua Maya mendengar suara mobil yang agak berisik. Dan akhirnya Maya keluar untuk melihat siapa yang datang.

"Siapa itu kok mama dengar ada suara mobil di depan ya?" tanya mama Shinta.

"Coba kita lihat saja ma.." jawab papa Rudy.

Akhirnya mereka keluar untuk melihat siapa yang bertamu di kediaman mereka di pagi hari begini.

"Selamat pagi om.. Tante..." sapa Reynold. Maya kaget melihat pria yang dari kemarin tidak ada kabarnya tiba-tiba pagi ini datang ke rumahnya.

"Iya selamat pagi.. Ayo masuk dulu nak Rey, tante kira tadi siapa." ajak mama Shinta. Sedangkan papa Rudy hanya melongo melihat istrinya sudah akrab dengan pria muda itu.

"Pasti belum sarapan kan? Ayo kita sarapan bersama sekalian." ajak mama Shinta. Reynold melihat papa Rudy yang hanya diam saja jadi memperkenalkan diri.

"Halo om... Perkenalkan nama saya Reynold. Saya pacarnya Maya om."

Uhukk... Uhukk...

Maya tersedak saat mendengar Reynold memperkenalkan dirinya sebagai pacarnya, sedangkan papa Rudy melirik ke arah anaknya. Karena anak semata wayang, jadi papa Rudy sangat menjaga Maya. Tidak ingin anaknya itu dipermainkan oleh para kaum lelaki.

"Sejak kapan kalian berpacaran?" tanya papa Rudy dengan tegas.

"Baru kok pa... Maaf Maya belum sempat cerita ke papa. Maya takut mengganggu konsentrasi papa pada perusahaan." jawab Maya sambil menunduk.

"Masalah perusahaan sudah beres nak. Ada perusahaan besar yang mau menjalin kerjasama dengan perusahaan kita, dan masalah yang kemarin juga sudah beres karena ternyata ada yang berniat jahat sama papa tetapi dia sudah di penjara kini." jelas papa Rudy panjang lebar tak ingin anaknya ikut kepikiran masalah perusahaan.

"Bagus kalau begitu pa, Maya gak mau masalah ini nantinya mengganggu kesehatan papa." kata Maya sambil memeluk papa Rudy.

"Tapi anehnya perusahaan besar yang mau kerjasama dengan papa itu semua orang tidak ada yang tahu siapa CEO nya, bahkan pegawainya saja tidak ada yang pernah melihatnya. Papa dengar CEO itu seorang pris masih muda dan tampan." terang Rudy mendengar desas desus tentang perusahaan Reynold

"Kalau boleh tahu apa nama perusahaannya om?" tanya Reynold akhirnya ia ikut bersuara menimpali cerita Rudy.

"Namanya PT. REY WIJAYA." jawab Rudy.

"Sudah-sudah ayo kita makan dulu, keburu dingin makanannya." ajak Shinta kepada semua.

Akhirnya mereka semua makan dalam diam dan setelah selesai makan Rudy mengajak Reynold ke taman belakang rumahnya karena ingin berbicara berdua saja.

"Ada yang mau om tanyakan sama kamu." ucap Rudy membuka obrolan mereka.

"Iya om silahkan."

"Apa kamu serius dengan Maya anak om?"

"Maaf jika om harus seperti ini, karena om tidak mau melihat Maya hancur karena seorang laki-laki untuk kedua kalinya." ujar Rudy. Akhirnya Rudy menceritakan putusnya hubungan Maya dengan Andi dulu dan bagaimana hancurnya Maya saat itu.

"Saya serius dengan Maya om.. Saya berjanji akan berusaha membahagiakan Maya semampu saya." ucap tegas Reynold. Karena memang dirinya sudah serius dengan Maya dan kini tinggal meyakinkan Maya.

"Baiklah om pegang janji kamu. Jika kamu menyakiti anak om, om sendiri yang akan menghajar kamu tidak peduli siapa dirimu."

"Siap om."

***

Tak terasa kini sudah enam bulan Reynold dan Maya menjalin kasih dan Reynold senang akhirnya kini Maya bisa membuka hatinya. Kini dua sejoli itu saling mencintai dan siap untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius yaitu pertunangan dan pernikahan.

"Sayang... Nanti malam aku jemput ya, mami sudah bawel melulu mau ketemu calon mantu katanya." ucap Reynold sambil mengelus kepala Maya. Kini mereka berdua berada di mobil tepatnya mobil Reynold sedang parkir di halaman kampus Maya. Hari ini Maya ke kampus karena mau mengambil surat kelulusannya. Kini Maya sudah lulus kuliah sarjana.

"Iya kak. Aku turun dulu ya kak. Kakak tunggu disini aku gak lama kok." ucap Maya