NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Hijrah

Jodoh Setelah Hijrah

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: As Cempreng

Ana Arista, gadis berusia 22 tahun yang hijrah dengan mulai memakai hijab. Namun, dia harus menerima kenyataan pahit saat pernikahannya dibatalkan dua minggu sebelum pernikahannya, karena alasan hijabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon As Cempreng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Damar mengibaskan tangannya yang berdarah. Pada saat yang sama Sarip datang.

"Tanganmu kenapa, Mar?" Tanya Sarip melihat darah merah menetes.

"Bentar, perih!" Damar lekas berlari.

"Nak Sarip, tolong cabainya dipotong!" titah Rini saat dia menyusul Damar ke kamar mandi.

"Aduh, Sarip nggak bisa motong-motong Bu!" ucap Sarip kebingungan.

"Nanti Ibu kasih kuota!"

"Oke, Bu!" Sarip meringis dengan mata bersinar. Dia melirik si ninja yang geleng-geleng kepala. "Hei, gimana cara motongnya ini, Ninja?"

Anna dengan kesal mendekati. "Kamu, mundur!"

"Hih, juga gue ogah deket-deket!" Sarip mundur lima langkah.

"Begini!" Anna menekuk tangannya ke atas sambil memegang pisau. "Lihat baik-baik caranya. "Ambil cabai dan taruh talenan, dipotong kek gini sesenti-sesenti."

Damar tertawa saat muncul di pintu kamar mandi melihat ekspresi Sarip yang menyimak dengan keseriusan. "Gitu tuh kalau nggak pernah bantuin ibu di dapur."

"Berisik, lu!" umpat Sarip.

Rini menggubet hansaplash pada telunjuk putranya. "Duh, tanganmu gini, nggak ada yang bantuin ibu dong?"

"Sarip aja bu, yang penting kuotanya double!" Sarip menawarkan diri lalu tertawa.

"Aku bantu masak aja. Kan udah ada tukang potongnya." Damar melirik kompor yang nganggur.

"Emang kamu bisa masak?" Tanya Sarip.

"Yeah, waktu di Kairo, gue masak sendiri tahu." Damar celingukan di depan kompor.

"Itu wajan di sana!" Anna menunjuk dinding dibelakang Damar.

"Oh, ya, thank you, Bidadari."

Mata Sarip mendelik, "apa barusan gue denger?

Rini menoleh kanan dengan senyum-senyum. "Serius Mar masaknya!"

Anna mengukir senyum dengan mata terus tertuju ke kentang. Lalu membantu Damar menyalakan kompor, juga menuangkan minyak dari jeligen.

"Katanya mau masak malah nonton!" Rini mengupasi bawang merah dengan tatapan penuh peringatan.

"Sabar, Bu!" ucap Damar lembut. "Damar yang ngosreng-ngosreng aja."

"Nah, jadi Anna yang sibuk sendiri." Rini kembali komentar. Anna tetap fokus memasukan potongan bawang merah ke wajan, sementara Damar mengaduk-aduk dengan semangat. Anna juga sesekali fokus pada masakannya di kompor sebelah dan mengaduk kuah di sambal kentang.

"Cocok jadi pasangan suami istri!" celetuk Rini.

"Ibu?" Damar tersipu malu, membuat Anna langsung menunduk menyembunyikan malu juga.

Sarip mengelus-elus dagunya sambil berpikir. Dari tadi lagak-lagaknya Bu Rini ngegodain dua orang ini. Dia memotong cabai lagi, semakin kesini kok rasa-rasanya dagunya makin panas. Matanya melotot, dia kan lagi motong cabai kenapa pake ngelus-ngelus dagu, panaskan jadinya!

"Assalamualaikum!" suara Winda terdengar dari pintu dapur.

"Walaikum salam!" jawab semua orang yang di dapur.

"Bu Rini, ini suruh anterin belanjaan telur lima kilo."

"Oh, berapa totalnya? Sebentar! Tolong diletakkan di meja, ya Sayang!"

Winda melepas sandal, masuk ke dalam dan mendapat lambaian tangan dari sahabatnya. Ditaruh telur di meja, dia langsung mendekati Anna. "Damar, butuh bantuan?"

"Tidak perlu," jawab Damar fokus pada bumbunya yang mulai matang. Pemuda itu menoleh ke Anna. "Apalagi ini?"

"Tempe," ucap Anna.

Winda menoleh belakang dan melihat baskom berisi tempe. Dia bermaksud mengambilnya tetapi kalah cepat dengan Damar.

"Langsung semuanya apa separuh?" Tanya Damar dengan tatapan lembut dan begitu dalam.

"Boleh sepertiga terus aduk-aduk dulu."

"Berapa totalnya Winda?" Tanya Bu Rini yang baru muncul, Winda berjalan ke meja dan mengambil kertas dari kresek telur. "Segini bu?"

"Ambil saja kembaliannya,"ucap Bu Rini sambil menyodorkan dua lembar uang berwarna merah.

"Uh, ini sisanya ada 50an."

"Nggak papa."

"Winda boleh bantuin mereka Bu?" Tanya Winda. Dia iri melihat lagi-lagi Damar bertanya pada Anna.

"Hik, nggak perlu ah kotor! Nanti kamu dimarahi ibumu loh?" Rini tahu bagaimana galaknya Winarsih dan dalam memanjakan Winda.

"Huft!" Winda sebenarnya ingin bilang nggak apa-apa, tetapi bahunya dirangkul sambil diarahkan ke pintu, seolah kehadirannya tak diinginkan. Dia memakai sandal, bibirnya mengkerut saat melihat Anna berjongkok mematikan kompor, dimana Damar ngeliatin Anna dengan begitu kentara.

1
Widi Widurai
kaya tau kisah inii.. tp dicritain siapa y 🤔
S. M yanie
semangat kak..
S. M yanie: sama sama kak, saling mendukung yah, karna aku baru belajar.
As Cempreng tikttok @adeas50: terimakasih kak yanie🙏 kakak juga semangat
total 2 replies
LatifahEr
Nyesek, Thor 😥
As Cempreng tikttok @adeas50: igh igk/Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!