Laura Veronica, dia merupakan seorang mahasiswi jurusan manajemen bisnis. Dia bisa di bilang wanita barbar di kampusnya, prilaku Laura memang sembrono dan centil.
Suatu hari, kebetulan ada dosen baru yang bernama Dimas Adamar, pria tampan namun berwajah dingin. Postur tubuhnya yang gagah membuat Laura terpikat akan pesonanya.
Akankahkah pria itu terpikat oleh pesona wanita barbar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33 Khawatir
"Haaa, istri?" Pekik Revan terkejut.
Vina selama ini sudah salah paham, dia mengira kalau Laura itu adalah istri Revan. "Ck, pake nanya balik lagi. Apa dia gak merasa kehilangan gitu? Padahal si jalangg itu pasti menunggunya, Apa Revan gak mengkhawatirkan istrinya itu?" Batin Vina dengan kesal.
"Bu.. Siapa paman itu?" Ucap Amelia yang menyela pembicaraan.
Saat itu juga Vina langsung panik dan bingung cara mengatakan yang sebenarnya pada Amelia. Di satu sisi, Vina ingin mengatakan kalau Revan adalah ayah kandung Amelia. Dan di sisi lain dia takut kalau Amelia tidak bisa menerima kenyataan.
"Ah, dia...." Melirik Revan. "Astaga, apa yang harus kulakukan." Panik.
Srettt.
"Ya ampun cucu nenek, kenapa kamu malah duduk sayang! Berbaringlah, kamu baru selesai operasi." Langsung memeluk Amelia.
Vina sedikit lega karena ibunya mengerti akan keadaan saat ini. "Revan, bisakah kamu pulang dulu. Aku tidak ingin Amelia sampai drop lagi, kamu paham kan maksudku?"
"Eh, ah iya." Jawabnya sambil melirik Amelia. "Maaf nak, ayah gak bisa memelukmu saat ini. Melihatmu dalam keadaan baik-baik saja, membuat ayah bahagia." Tersenyum tipis.
"Besok kau bisa kesini lagi."
Dengan cepat Revan pun mengangguk dan pergi dari ruangan Amelia. Vina pun menutup pintu ruangan sambil menghela nafasnya sejenak. "Fyuh.. Hampir saja." Gumamnya.
"Ngomong-ngomong, kemana mereka? Kenapa sampai saat ini tidak menghubungiku." Gumamnya sambil menggigit ujung kuku tangannya.
******
Dan di tempat lain. Tepatnya di apartemen Dimas.
"Shhtt.." Meringis. "Pelan-pelan, perih."
"Maaf sayang, aku akan lebih berhati-hati." Fokusnya.
Saat ini Dimas tengah mengobati punggung Laura yang memar dan terluka. Penyebabnya adalah saat itu dua pria penculik memukul punggung Laura dengan kayu, mereka memukul Laura karena Laura sempat memberontak.
Dimas tidak bisa fokus saat mengobati punggung Laura. Pasalnya, Laura membuka semua pakaiannya dan hanya menggunakan kain segitiga yang menutupi bagian bawahnya.
"Sial, jangan sampai aku memangsa pasien yang terluka." Gerutu pelan.
"Apa kamu mengatakan sesuatu, sayang?"
Dimas pun langsung tersadar. "Ah, tidak kok! Aku hanya mengumpat karena masih kesal, kenapa para penculik itu belum tertangkap juga."
"Astaga, sudah kubilang aku tidak papa, sayang--"
"Ck. Kau hampir mati, hah! Kenapa kau menjawabnya dengan santai, padahal aku mengkhawatirkanmu setengah mati." Pekik Dimas sambil meninggikan suaranya.
Otomatis Laura pun terkejut dan langsung membalikkan tubuhnya menghadap Dimas, Laura menatap wajah Dimas yang sedang marah dengan rahangnya yang mengeras. "Maaf, maafkan aku. Aku menyusahkanmu sampai membuatmu khawatir." Menangkup wajah Dimas.
Dimas masih kesal. Saking kesalnya, dia bahkan enggan untuk menatap Laura. "Ck!" Berdecak kesal.
"Sayang, aku menjawabnya karena aku baik-baik saja. Buktinya aku masih hidup, bahkan masih bisa menyentuhmu." Mengusap pipi Dimas.
"Bagaimana jika kau mati, Laura? Bagaimana jika mereka kembali dan menculikmu lagi? Aku tidak bisa kehilanganmu, tidak bisa." Menatap Laura dengan tatapan sayu.
Laura merasa tersentuh dengan ucapan Dimas, sebegitu besarnya cinta yang Dimas berikan untuknya. "Terima kasih. Sebagai gantinya, aku akan membuatmu senang seharian." Mengalungkan tangannya.
"Hm..? Apa itu?"
Gadis nakal itu langsung menyunggingkan senyumannya dan mendorong Dimas lalu menindihnya.
"Aww.." Terlentang di atas ranjang.
"Aku tahu, dari tadi kau menahannya sayang." Menindih Dimas. "Bahkan milikmu ini sudah mengeras."
Dimas terkejut ketika Laura menyentuh sesuatu miliknya yang sudah tegang di bawah sana. "Shhhttt, s-sayang... Jangan mempermainkannya."
"Aku akan memuaskanmu, daddy."
Bersambung.
VOTE NYA KAKAK!!!
Maaf author telat up, di RL sangat sibuk🤏
єηєg ρgη мυηтαн... кαυ ∂gя
double up!!