NovelToon NovelToon
Membalas Sakit Hati Ibu

Membalas Sakit Hati Ibu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Keluarga / Suami Tak Berguna
Popularitas:887k
Nilai: 4.8
Nama Author: Kim Yuna

Sinta tidak tahan lagi dengan perlakuan tidak baik dan semena-mena oleh Ayah dan keluarganya, terlebih mereka selalu menghina Ibunya.

Sinta yang awalnya diam saja, sekarang tidak lagi. Dia akan membalas sakit hati Ibu nya kepada orang-orang yang sudah menolehkan luka di hati Ibu.

Apa yang akan Sinta lakukan untuk membalaskan luka sakit hati sang Ibu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 31 Rencana Sarifah untuk Bekerja

"Nggak kok bukan siapa-siapa," jawab Sinta.

"Kamu punya pacar yah?." tanya Ibu lagi penasaran.

"Biasalah Bu, fans! hahaha." Balas Sinta seraya sedikit tertawa.

"Halah fans, emangnya kamu artis apa? Kalau artis kan pada cantik dan tampan, jadi pasti punya fans. Lah kamu?." sanggah Sarifah sedikit meledek putrinya itu.

"Putri Ibu kan memang cantik." sahut Sinta dengan tingkat kepedean maksimal.

"Iyah deh, putri Ibu memang cantik tak ada duanya." ucap Sarifah akhirnya sembari membereskan barang-barang yang di gunakan untuk membuat gorengan.

"Oh yah, tadi Ibu kemana?." tanya Sinta, saat Sarifah hendak berdiri membawa barang-barang itu ke belakang.

"Ibu kerja di rumah Bu Dewi sebagai buruh cuci gosok." jawab Sarifah.

"Kenapa harus kerja, Bu. Kan kita sekarang sudah jualan di sekolah. Sepertinya cukup untuk kita makan sehari-hari, Ibu kan tahu Sinta dan Bayu dapat beasiswa di sekolah jadi tidak perlu memikirkan biaya sekolah."

Sarifah duduk kembali dan menatap wajah cantik putrinya. "Sinta bagaimana pun kalian itu masih sekolah, kewajiban kalian itu belajar. Ibu tidak mau kalian kecapean membagi waktu antara jualan dan belajar, walaupun kata kamu, hanya menyimpan barang jualan di meja dan teman-teman kamu langsung membeli nya di sana. Tapi tetap saja, Ibu tidak tega melihat kalian harus berjualan. Kalian cukup hanya dengan belajar dan menyelesaikan pendidikan kalian, Ibu sudah sangat senang."

"Tapi Bu..." sanggah Sinta.

"Tidak ada tapi-tapian, hanya untuk beberapa minggu ini saja kalian boleh berjualan, untuk semester depan, Ibu harap kalian berhenti berjualan karena sebentar lagi kalian akan kelulusan kan?. Kalau bisa kamu kuliah, Sinta! bagaimanapun caranya, kamu harus kuliah! Ibu nggak mau melihat kamu hanya memiliki ijazah SMA saja." jelas Sarifah lalu bangkit memasukan adonan ke dalam kulkas.

"Tapi apa mungkin, Bu! Ayah kan sudah mau menafkahi kita lagi, kita juga nggak punya tabungan." ucap Sinta sembari membantu Ibunya menyimpan adonan ke dalam kulkas.

"Kita memang tidak bisa selalu bergantung pada Ayahmu, dan kita memang nggak punya tabungan! Tapi kita masih punya Allah, yang pasti akan selalu memberikan jalan untuk mewujudkan niat baik kita." ucap Sarifah sembari tersenyum ke arah Sinta.

Lalu Sarifah memegang pundak putrinya, "Percaya lah sama Ibu yah, Nak!."

"Betul kata Ibu, Kak! kakak harus lebih kencang berdoanya," ucap Bayu yang tiba-tiba nongol dari arah kamar. Bayu yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP memang bijak, ia terlihat dewasa dari usianya itu.

"Iyah sih, 1 semester lagi kakak akan lulus. Itu artinya kakak harus segera mendaftar di perguruan tinggi dan kita harus punya uang untuk mendaftar dan untuk biaya lainnya. Kamu juga harus mendaftar ke SMA. Kita bisa dapat uang dari mana, Bayu?." kedua bola mata Sinta yang indah itu tampak berkaca-kaca. Meski mencoba untuk tegar tetap saja hatinya merasa iba kalau mengingat nasib nya.

Sinta tahu, keluarga mereka masih lengkap, ada Ayah dan Ibu. Seharusnya mereka tidak bersusah payah dalam hal memenuhi kebutuhan hidup. Apalagi gaji Ayah nya pasti besar, tapi mengingat kelakuan Ayah nya kemarin dan sebelum-belum nya. Sinta juga kasihan kepada Ibu, karena di khianati oleh suaminya. Dan selama ini Ibu sudah sangat bertahan menghadapi kelakuan Ayah dan keluarganya.

Dalam lubuk hati yang paling dalam, Sarifah juga sangat sedih mengingat jabatan suami nya yang sangat tinggi, namun mereka keluarganya tidak merasakan apa yang sudah kepala keluarga nya itu capai.

Mereka terdiam, di keheningan malam mereka termenung. Hingga suara Sarifah memecahkan keheningan mereka.

"Percaya lah pada Ibu yah, Nak. Kalau pun Ayah kalian tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup kita. Ibu yang akan berjuang keras untuk mendapatkan uang itu tanpa kalian harus berjualan lagi. Kalian fokus saja belajar yah!."

"Kami takut Ibu kecapean."

"Kalian yang membuat Ibu semangat, bahkan rasanya lelah, capek Ibu hilang begitu melihat wajah kedua anak Ibu ini," ucap Sarifah sembari mengusap pipi kedua anak nya, tangan kanan Sarifah mengelus pipi Bayu sedangkan tangan kiri Sarifah mengelus pipi Sinta. Kemudian Sarifah menarik mereka kedalam pelukan.

Sinta menitikkan air mata dalam dekapan pelukan ibunya. Ia berjanji dalam hati ia akan berusaha bekerja keras untuk membahagiakan ibunya.

Tanpa adanya Bagas, Ayah mereka. Mereka pasti bisa hidup bahagia bersama.

"Sudah! Sudah kalian istirahat saja. Kalian pasti lelah. Ibu berangkat dulu sekarang. Takut Bu Dewi nungguin ibu." Titah Sarifah kepada kedua anaknya.

"Iyah Bu." Jawab mereka serempak.

Sarifah terkekeh mendengar kekompakan anak-anak nya. Dia tersenyum dan berdoa dalam hati semoga anak-anak nya di masa datang tetap kompak, saling membantu dan saling menyanyangi satu sama lain.

Sinta memandang ibunya yang sudah menghilang di balik pintu.

"Bayu ke kamar duluan, Kak!" Mendengar perkataan Bayu, Sinta menoleh lalu mengangguk.

"Kakak juga harus istirahat, bukankah tadi kakak baru saja selesai tes? Pasti semalam kakak begadang." Ucap Bayu yang perhatian.

"Iyah, kakak sebentar lagi istirahat. Ini kakak lagi bersin barang dagangan untuk besok." Ucap nya sembari merapihkan box-box bekas tadi jualan.

"Ya sudah Bayu bantuin biar cepat!"

"Kamu ini, katanya mau ke kamar." Celoteh Sinta.

Bayu bersiul sembari membawa box-box nya ke dapur tanpa menjawab ucapan Sinta.

"Dasar!" Ucap Sinta tersenyum.

.

.

.

Bersambung....

1
Faridah
kelga aneh bejad smua
Faridah
otaknya pada miring
Faridah
smga terkuak betulan
Faridah
Luar biasa
Faridah
Biasa
Faridah
jdi ikut geram sama bini kok gak peka ya
Faridah
jdi istri jagn terlalu kalem juga
Iwan Iwan
iya kan ayah nya itu mang suka sama tente adel kan suami nya lagi kerja di luar kota jadi nya tante adel itu senekan nya aja ambil suami kaka ipar nya sendiri kaya perempuan gk moral gitu tante adel nya
Faridah
smga zainal cepat memergokinya
Faridah
mantap thor.... semngat membacanya
Faridah
pintar kamu Sinta
Faridah
keren Sinta
Vien Habib
Luar biasa
Faridah
cerai aja laki2 model gitu
Faridah
ngeri kalee ucapan nenek lampir nya
Iwan Iwan
iya cerikanya seru tpi gk sampai selesai
Faridah
semangat bu
Faridah
hadir
Dewibm Dewi
Luar biasa
Kadek Yuni
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!