Pernikahan tanpa cinta yang didasari sebuah pengorbanan dan misi balas dendam nyatanya membuat Fahreza Narendra putra terjebak di posisi yang sulit.
Pertemuannya kembali dengan cinta pertamanya, membuat Pria itu kembali harus memilih antara cinta sejatinya atau tetap bertahan dengan pernikahan tanpa cinta yang harus dijalaninya.
Akankah ia lebih memilih cinta sejatinya atau tetap bertahan mengarungi bahtera rumah tangga bersama wanita yang tidak ia cintai.
cerita ini merupakan sekuel dari Cerita "Story of my life"
Yuk simak cerita lengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Reza mengendarai mobil miliknya dengan kecepatan tinggi, emosi yang masih memuncak membuatnya kehilangan arah dan tujuannya saat ini. Hingga sebuah senyum ceria milik Fathia 10 tahun yang lalu melintas di kepalanya, membuat Reza dengan segera memutar arah kemudi mobilnya menuju kafe tempat Fathia bekerja.
Sampai di kafe tempat biasa Fathia bekerja part time, Reza tidak menemukan gadis itu disana. Menurut salah seorang rekan kerja Fathia. Fathia meminta izin untuk pulang lebih awal karena di jemput oleh seorang pria. Mendengar penjelasan dari rekan Fathia, emosi Reza yang sempat mereda kini kembali memuncak.
"Shit... Siapa pria brengsek yang berani menjemput wanita ku?" Umpat Reza dengan tangan yang terkepal erat.
Maka dengan perasaan yang diliputi emosi, Reza segera kembali mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sewa Fathia. Berharap gadis itu berada disana.
Beberapa menit berkendara, Reza pun akhirnya sampai di rumah sewa yang ditempati Fathia.
Belum juga sempat turun dari dalam mobil, Reza dibuat semakin geram dengan emosi yang memuncak kala melihat Fathia baru saja turun dari dalam sebuah mobil mewah.
Fathia yang baru saja turun dari mobil mewah tersebut segera bergegas berlari menuju rumah sewanya karena hujan yang tiba-tiba saja turun cukup deras. Sementara, seorang pria ikut turun dari dalam mobil yang sama dengan Fathia turun tadi. Pria tersebut tampak ikut menyusul Fathia menuju rumah sewa Fathia.
Melihat pemandangan Fathia dan pria itu berlari menuju rumah sewa Fathia. Reza pun tidak tinggal diam. Reza segera keluar dari dalam mobilnya untuk menyusul keduanya.
Fathia tengah berusaha membuka pintu rumah sewa yang di tempati nya saat pria yang mengantarnya pulang tengah berlari menghampirinya.
Pria tersebut sengaja mengejar Fathia bahkan hingga tubuhnya basah kuyup untuk mengantarkan paper bag milik Fathia yang tertinggal di mobil pria itu.
"Thia,,,, Pakaian mu tertinggal di mobil!" Ucap pria itu sambil menyerahkan sebuah paper bag besar pada Fathia.
"Terimakasih banyak, kak... Tapi, kak Rendi jadi basah kuyup seperti ini." Fathia berkata seraya meraih paper bag dari tangan Rendi Sebastian kemudian menatap tubuh Rendi yang basah kuyup.
Rendi Sebastian hendak menjawab Fathia, namun Sebuah bogem mentah lebih dulu melayang mengenai wajah tampannya.
Rendi yang sedang dalam posisi tidak siap, sampai terhuyung saat wajah tampannya terkena bogem mentah yang dilayangkan oleh Reza.
Fathia sendiri sampai berteriak, saat Reza tiba-tiba datang kemudian dengan penuh emosi melayangkan bogem mentahnya pada wajah Rendi.
Tak hanya puas dengan satu bogem mentah yang Reza layangkan untuk Rendi. Reza kembali mendekati Rendi Sebastian untuk kembali melayangkan bogem mentahnya.
Beruntung, Rendi bisa segera menepisnya dengan cepat. keduanya hampir terjebak perkelahian jika Fathia tidak segera merelai keduanya dengan mencoba menarik tubuh Reza agar berhenti bertindak anarkis.
"Kak Reza,,,, sudah cukup kak...!" setengah berteriak Fathia berusaha menarik kemudian memeluk tubuh Reza untuk menghalangi Reza mendekat kearah Rendi.
"Kak Rendi... sebaiknya Kaka segera pergi!" Pinta Fathia sambil terus memeluk tubuh Reza.
Rendi yang menggeram kesal, tidak mengindahkan permintaan Fathia. Rendi justru ingin menjauhkan tubuh Fathia dari tubuh Reza.
"Thia, mohon kak...." Sekali lagi dengan tatapan memohon, Fathia mencoba meminta Rendi untuk segera pergi. Apalagi Fathia merasa sudah tidak mampu lagi membendung tubuh Reza yang masih ingin kembali menyerang Rendi.
Melihat wajah memohon Fathia ketika menatap sekilas padanya. Rendi pun memilih untuk menuruti keinginan Fathia. Rendi berlalu pergi sembari mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah Karena mengalami luka robek akibat bogem mentah Reza tadi.
Rendi yang sudah berlalu pergi, membuat Fathia lega hingga segera melepas pelukannya dari tubuh Reza.
Reza yang masih diliputi amarah yang tengah bertumpuk menjadi satu, mencoba menurunkan emosinya dengan berjalan mondar mandir di hadapan Fathia yang masih berdiri sambil menundukkan wajahnya.
"Apa yang sudah kalian lakukan tadi? Kenapa si brengsek itu sampai menjemputmu ke kafe?" Tanya Reza masih dengan amarah yang menumpuk. Reza tidak bisa menerima gadis yang begitu dicintainya malah jalan berdua bersama pria lain. Terlebih pria itu adalah musuh bebuyutannya sedari sekolah dulu.
Fathia yang masih menundukkan wajahnya, akhirnya mendongak untuk menatap wajah Reza yang tengah menatap kearahnya.
"Aku dan kak Rendi,,,,,, kami memutuskan untuk segera menikah bulan depan" Ucap Fathia yang langsung membuat Reza membelalakkan kedua matanya, tidak percaya dengan ucapan yang barusan Fathia katakan padanya.
"Apa maksudmu....?"
******
Sementara di kediaman Keluarga Vino.
Vino tengah berjalan mondar-mandir dengan begitu gelisah. Alya memaksanya untuk pergi mengantarnya menemui Hana malam ini juga. Padahal Vino sudah berulang kali mencoba memberi banyak alasan untuk menunda keinginan istri tercintanya itu.
"Apa yang harus aku katakan lagi agar istriku mau menunda keinginannya bertemu Hana? Aku tidak mungkin mengatakan jika Hana tengah bersama Daddy kandungnya saat ini. Alya pasti akan sangat khawatir." Gumam Vino sambil terus mondar mandir di bawah tangga menunggu Alya yang tengah berganti pakaian.
"Aku sudah siap, sebaiknya kita berangkat sekarang, Mas!"
Alya yang tiba-tiba sudah berada di belakang Vino membuat Vino terkejut. Vino memang tidak menyadari kedatangan istrinya itu.
"Sayang,,,, sebaiknya besok saja kita menemui Hana. Saat ini Hana pasti sudah tidur." Sekali lagi Vino mencoba membujuk Alya untuk mengurungkan niatnya menemui Hana.
"Aku sudah mencoba menghubungi ponselnya, tapi nomornya sedang tidak aktif. Aku jadi semakin merasa khawatir, Mas...." Jawab Alya dengan wajah yang terlihat begitu khawatir. Kali ini Alya bahkan tidak bisa lagi menyembunyikan rasa khawatirnya didepan Vino seperti sebelumnya.
Vino menghela nafasnya. Sepertinya, ia sudah tidak bisa lagi menyembunyikan kebenaran tentang Hana yang menghilang dan malah kini berada bersama Daddy kandungnya.
"Putri kita,,,,,, Hana......"
"Ayah..... Bunda ......" Suara cempreng khas Farhana menggema di ruangan luas tersebut, memotong kalimat kejujuran yang hampir Vino lontarkan.
Vino dan Alya kompak menolehkan wajah mereka. Tampak Hana berjalan mendekat kearah mereka dengan senyumnya yang mengembang.
"Hana..... Putriku...."
Dengan menghilangkan seluruh rasa khawatirnya, Alya segera berjalan untuk memeluk putrinya.
Kedua wanita cantik berbeda usia itu tampak saling berpelukan. Alya bahkan memeluk tubuh Hana dengan begitu erat. Merasa lega karena kekhawatirannya sedari tentang putrinya, tidaklah benar. Putrinya datang dengan keadaan baik-baik saja.
Sementara, Vino. Pria itu justru mengerutkan dahinya, merasa ada yang tidak beres dengan kedatangan putrinya yang begitu tiba-tiba.
"Rayyan tidak mungkin begitu saja melepaskan Hana dari genggamannya. Pria brengsek itu pasti tengah merencanakan sesuatu terhadap putriku." Gumam Vino.
Namun begitu, Vino juga merasa lega. Setidaknya Hana kembali pulang dengan keadaan baik-baik saja.
Sampai di sini dulu.
Terimakasih yang sudah berkenan mampir untuk membaca 🙏❤️
🌹buat kakak author 🤗