kisah seorang pemuda bernama BARKAH yang selamat dari kobaran api , ia melakukan perjalan spiritual ke pulau jawa. hal-hal diluar nalar pun di dapatnya setiap kali ia membantu orang yang datang kepadanya .
sempat dirancun oleh orang tak di kenalnya , untungnya, tangisan Diana membuatnya seakan hidup kembali ..
bagaimana kisah perjalanannya , simak terus tiap episode nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titik.tiga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 34
Pagi menyapa, setelah beres-beres akupun berpamitan pada sang imam sekalian mengembalikan kunci ruangan.
sang imam menerimanya sekaligus mendoa'kan ku, beliau pun tak lupa menasehatiku agar selalu menjalankan yang wajib apapun keadaannya selain itu, beliau pun mewanti wanti untuk jangan memandang sebelah mata atau menilai buruk orang yang dianggap menyimpang atau jauh dari tuhan.
akupun menganggukan kepala kemudian sun tangan berpamitan.
tak jauh dari mushola , seorang anak kecil datang mendekatiku , lalu dengan polosnya berkata " om, nanti ngaji lagi kan .? " ..
akupun tersenyum lalu berjongkok , sambil mengelus rambutnya akupun berkata . " belajar nya sama ibu dulu ya, om mau pergi dulu , nanti kalau urusan om sudah beres, om kesini lagi , belajar yang rajin yah .. . "
" iya om, ati-ati ya om .. " jawabnya sambil sun tangan dan melambaikan tangan.
akupun membalasnya dengan melambaikan tangan kemudian melanjutkan perjalanan.
Dua malam aku menemani mereka mengaji sepertinya cukup membekas di ingatannya , sayangnya disaat itu aku lupa dengan nama anak tersebut.
disaat aku berjalan, tanpa sadar aku berjalan melewati pasar , disaat itu aku langsung teringat pada pa rohman , aku pun masuk ke pasar tersebut bermaksud menemui pa rohman .
Sesampainya diarea jongko, ku cari pa rohman atau istrinya , akupun bertanya pada pedagang disampingnya .
" pa, maaf .. pa rohman nya kemana ya ?. " tanyaku.
" mas rohman pulang dulu , istri nya sakit . Mau beli apa mas ? " ucapnya sembari balik bertanya.
" engga pa, saya cuma mau pamit,
tolong sampaikan ke pa rohman , tadi barkah kesini , maaf perginya mendadak .. " .. Ucapku pada pedagang tersebut.
" oh gitu, baik mas nanti ta sampaikan ke mas rohman. " jawabnya dengan ramah.
Akupun pergi meninggalkan jongkonya pa rohman, disaat aku hendak keluar pasar, kulihat ada jongko yang berjualan bunga dan barang kelontong . Kalau di bandung sih bilangnya *tukang rampe* .
disaat itu akupun berjalan ke arah jongko tersebut .
" bu , jual dupa lidi ..? " tanyaku .
" ada mas, mau berapa ? " jawabnya sambil balik bertanya .
" satu bungkus aja bu .. " ucapku sambil memberikan uangnya .
setelah itu akupun kembali melanjutkan perjalanan menuju pasujudan sunan bonang .
" untuk apa dupa ? , masa ziarah bawa dupa sih aneh " .. kamu pasti bertanya seperti itu kan ..
alasan aku membeli barang tersebut bukan untuk berziarah atau ritual, tapi sebagai alat untuk bercerita seandainya aku bertemu dengan orang-orang yang sedang mencari ilmu tauhid atau ma'rifat .
aku berfikir seperti itu karena cerita pa rohman semalam . disaat aku di menara kudus, aku tidak membeli dupa karena aku ga tau bila di tempat itu banyak orang-orang yang belajar ilmu tauhid, untungnya disaat itu masih banyak pedagang jadinya aku bisa bercerita menggunakan kopi hitam dan teh tawar sebagai alatnya.
karena kopi, teh dan kelapa bisa beli di lokasi jadinya aku beli dupa saja buat jaga-jaga, lagian simpel juga, tinggal dimasukan ke ransel.
Singkat cerita, setelah 3 jam aku berjalan, aku pun melihat tulisan disebelah kanan , pada sebuah gapura tertulis " makam putri cempo . Pasujudan sunan bonang " .
akupun menyebrang lalu berjalan kearah tulisan tersebut. Setelah mendekat, kulihat jalannya seperti jalan menuju makamnya sunan muria hanya saja tangganya lebih pendek dan hanya lurus saja.
akupun masuk dengan menaiki anak tangga tersebut. Sesampai nya di atas kulihat banyak orang berkerumun . Lokasinya cukup berbeda dengan tempat-tempat yang pernah ku jumpai. Secara gambaran , ketika tiba , langsung melihat posisi makam putri cempo , bila menengok ke kiri tempat yang di percayai sebagai pasujudan nya dan sebelah kanan seperti gazebo untuk beristirahat.
perhatianku sedikit teralihkan oleh seorang pemudia yang sedang berdiri di taman belakang gazebo .
karena saat itu kondisinya ramai, akupun berjalan kearah gazebo lalu memanjat dinding tembok yang kira-kira tingginya 1 meter .
Aku lalu berjalan kearah pemuda tersebut.
" mas numpang istirahat yah, roko mas . " ucapku padanya sambil menyodorkan sebungkus roko.
Pemuda tersebut menatapku kemudian mengambil sebatang roko tanpa berkata apa-apa, hanya senyum yang ia berikan.
Karena beliau hanya senyum saja , aku pun mengira bila pemuda tersebut bisu .
akupun mencari pohon untuk bersandar.
Meskipun rimbun tapi Udaranya cukup panas, saat ku lihat maps di handphoneku, rupanya lokasinya berada di pinggir pantai.
Waktu pun terus berlalu, tak terasa malam pun tiba, setelah sholat dan berdo'a , akupun istirahat sambil menyandarkan tubuhku.
semakin larut, kulihat satu persatu mulai berdatangan .
" kayanya ini yang di ceritakan pa rohman . " gumamku sambil melihat orang-orang tersebut.
entah kenapa, tiba-tiba aku merasa mual seperti mencium aroma yang menyengat . Bulu kuduk pun seakan berdiri dan merinding, jantungku berdebar ga karuan , beberapa kali aku sempat muntah tapi kutahan . Kepalaku terasa pusing dan semakin lama badanku terasa lemas.
Disaat aku hampir ambruk, pemuda tersebut membantuku dengan menepuk pundak kiriku lalu menarik tanganku sambil berkata . " pindah, moal baleg, " ..
Akupun menengok kearahnya lalu beranjak dari tempat dudukku dan kembali kearah taman yang berada di balik tembok tersebut .
Disaat itu perlahan rasa mual mulai berkurang , akupun mengeluarkan air minum dari ranselku .
dalam keadaan duduk, akupun berdo'a memohon ampun karena salah sangka pada pemuda tersebut.
karena heran dengan bahasanya akupun bertanya . " akang orang sunda ..? " tanyaku.
" muhun , ti sukabumi , orang sunda oge ? " .. jawabnya sembari balik bertanya .
" muhun kang, ti bandung . Ieu ktp abi . " jawabku sambil memperlihatkan ktp ku.
" barkah ,, panggil we bayu ... " ucapnya sambil melihat ktpku ..
Pemuda tersebut bernama bayu, menurut pengakuannya, beliau sudah sekitar 8 bulan disini.
" ulah lila teuing didieu , moal kuat . " ucap kang bayu dengan nada datar .
aku yang heran dengan ucapannya itu kemudian balik bertanya .. " naha kang , emang kunaon ..? "
" teu kabeh nu kadieu niatna alus, masih aya keneh nu datang kadieu bari mawa susuguh siga tumpeng . Mun didieu ceunah ngarana sesaji atau sajen . Tapi kan maneh ge apal mun sasajen sunda mah beda .
daripada guntreng mending nyingkah we .
tuh nu keur ngarumpul , kade .. Mun bisa jauhan , soalna keur neang mangsa . " ucap kang bayu menceritakan menggunakan bahasa sunda.
Kang bayu menasehatiku untuk berhati-hati dan berjaga jarak dengan orang-orang yang saat itu sedang berkumpul di gazebo.
selain itu, kang bayu pun menyarankan aku untuk mengisi kembali botol air minumku dan membawa beberapa buah sawo cina sebagai perbekalan karena jalan kearah tuban cukup jauh dan jarang ada warung atau toko karena posisinya di pinggir pantai .
Di malam itu, aku dan kang bayu pun tidur ditaman , untungnya cuaca dimalam itu cerah jadinya ga khawatir bila kehujanan .
ke esokan pagi nya,. berbekal air minum dan buah sawo cina yang berjatuhan di pinggir gazebo akupun melanjutkan perjalanan
Kang bayu berpesan padaku untuk berhati hati dan jangan ikut campur urusan orang lain , meskipun sebatas menolong.
akupun menganggukan kepalaku lalu berpamitan.
