NovelToon NovelToon
Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Lari dari Pernikahan / Selingkuh / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: Seraphine E

Caroline menikah dengan Bastian selama 13 tahun, dan selama itu juga tidak pernah ada kebahagiaan didalam pernikahannya. Bahkan ketika Caroline menjadi buta karena menyelamatkan Bastian, pria itu seolah tidak peduli bahkan tega berselingkuh. Di saat terakhirnya, Caroline berdoa jika dia bisa memutar kembali waktu, dia tidak akan pernah menikah dengan Bastian.
Tak disangka dewa mengabulkan permohonannya dan membuat Caroline kembali ke masa lalu. Caroline kembali di hari ketika dirinya dan Bastian menikah.
....
"Aku Caroline Rexalion membatalkan pernikahanku dengan Bastian. Aku tidak sudi menikah dengan sampah sepertimu" seru Caroline dihadapan semua tamu undangan.
"Caroline, jangan main - main. Apa - apaan sikapmu ini?" Bastian marah dan mencengkeram Caroline.
"Kau baji*ngan sialan. Mati saja kau.. Buagh" Ucap Caroline dan meninju Bastian tepat dihidungnya lalu segera pergi meninggalkan altar.
"Caroline.. Kembali kau!!!" Teriakan Bastian dibalas dengan acungan jari tengah oleh Caroline.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seraphine E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

"Bagaimana kabarmu Beatrice?" tanya Edward lagi.

Wanita itu diam tak menjawab, matanya berusaha mengenali sosok laki - laki yang saat ini berdiri dihadapannya.

"Apa kau orang tua nona Caroline?" tanyanya.

Edward tertohok mendengar pertanyaan Beatrice, istri yang dicintainya tidak lagi mengenali dirinya, seolah eksistensi dirinya tidak pernah muncul sedikit pun dalam hidup Beatrice.

"Iya benar, aku orang tua Caroline begitupun juga kau. Mungkin saat ini kau tidak bisa mengingatnya, tapi kau harus tahu bahwa sedikitpun kami tidak pernah melupakanmu dan selalu merindukanmu. Aku berharap bahwa kau akan mengingat kami kembali suatu saat nanti" kata Edward sedih.

"Maafkan aku karena aku benar - benar tidak ingat siapa kalian. Maaf karena aku tidak bisa memgingatnya sama sekali, setiap kali aku berusaha untuk mengingat kepingan masa laluku. Aku selalu berakhir tidak sadarkan diri, sehingga aku pun berhenti mengingat seperti apa kehidupanku dulu sebelum aku menjadi Alicia Higgins" katanya.

Edward menggeleng lembut, "Tidak masalah sekalipun kau tidak akan bisa mengingatku. Asalkan aku masih bisa melihatmu berdiri dihadapanku. Itu sudah cukup untukku, setidaknya ini jauh lebih baik daripada terus menebak - nebak apakah kau masih hidup atau tidak" balas Edward.

Beatrice tersenyum. "Kalau begitu aku permisi dulu, ada beberapa pasien yang masih membutuhkanku didalam" ucap Beatrice.

"Theo...."

"Iya tuan"

"Atur pembangunan rumah sakit dan juga pemukiman untuk warga sekitar, dan tolong kau atur pertemuanku dengan gubernur daerah ini. Aku ingin dia ikut bertanggung jawab atas kelalaian anak buahnya" ucap Edward.

"Ah... Soal itu, sudah diambil alih oleh tuan Phillip" kata Theo.

"Ayahku?? Maksudmu ayahku melakukan itu? Tanpa imbalan apapun? Apa kau yakin?" tanya Edward setengah tak percaya.

Theo mengangguk, dia juga mengatakan bahwa saat ini Phillip sedang melakukan panggilan video conference dengan gubernur daerah ini dan juga dengan mantan perdana menteri.

Edward langsung menepuk tangannya, "Kurasa ayah sebentar lagi akan meninggal dunia, melihat dia melakukan hal yang tidak pernah dia lakukan selama ini" cemooh Edward.

...****************...

Keesokan harinya, bantuan dari Phillip dan juga Edward mulai berdatangan. Sebanyak 10 buah truck yang sangat besar datang membawa berbagai macam kebutuhan bagi korban kebakaran, dari pakaian hingga makanan semua lengkap tersedia. Termasuk juga obat - obatan yang dibutuhkan, beberapa mahasiswa dan juga residen sebuah rumah sakit yang berafiliasi dengan keluarga Rexalion pun juga turut hadir.

Caroline sampai - sampai dibuat keheranan karena dia tidak melakukan apapun, atau lebih tepatnya dilarang melakukan apapun oleh ayah, kakek dan juga tunangannya.

Seluruh warga bersorak mengelu - elukan nama Caroline dan juga Louis. Hal itu tentu saja membuat Caroline malu setengah mati, ditambah Lucius yang aktif melakukan Live streaming di chanelnya.

"Hentikan itu, kau membuatku malu" sergah Caroline.

"Nona, tersenyumlah. Kau adalah pahlawan kota ini" ucap Lucius dengan penuh semangat

"Pahlawan pan*tatmu itu. Aku tidak melakukan apapun sampai berhak disebut seperti itu selain menangis. Pahlawan sesungguhnya kota ini adalah mommy dan Lorenzo juga orang - orang yang ada disini" ujar Caroline kesal.

Bagaimana bisa dia disebut pahlawan jika yang dia lakukan hanya menangis dan ketakutan saat kebakaran terjadi, sementara dia melihat ibunya berjibaku menyelamatkan warga.

"Sepertinya kau sudah tenang sekarang" ucap Evan dan Lorenzo yang datang menghampirinya.

"Iya, aku senang tidak ada yang meninggal dunia karena musibah ini" sahut Caroline singkat.

Evan dan Lorenzo saling berpandangan, "Jadi sepertinya sebentar lagi kami harus berpisah dengan dokter Alicia, ehm maksudku dokter Beatrice. Kau akan membawanya pergi kan?" tanya Evan ragu.

Caroline menoleh kearah ibunya dan menggelengkan kepalanya, "Entahlah. Aku belum tahu soal itu. Biar mommy yang menjawabnya. Aku tidak mau membebani mommy dengan permintaanku yang kekanak - kanakan disaat banyak orang yang membutuhkannya" balas Caroline muram.

Caroline juga menanyakan apa rencana Evan dan Lorenzo setelah ini, selama ini mereka berdua membantu ibunya merawat pasien - pasien yang datang meskipun mereka tidak memiliki lisensi resmi sebagai petugas medis. Begitu juga dengan ibunya yang selama ini praktek sebagai dokter tanpa lisensi resmi karena kendala identitas dirinya yang tidak diketahui asal usulnya.

"Aku mungkin akan bersekolah lagi dan belajar giat untuk menjadi dokter, sementara Lorenzo akan ikut dengan tuan Phillip untuk mempersiapkan diri masuk ke akademi militer. Sedikit terlambat bagi kami untuk memulai dari awal, tapi kami ingin membangun kota ini menjadi kota yang bisa dibanggakan dan juga nyaman bagi kami untuk tinggal" jawab Evan malu - malu.

"Saat itu terjadi apa aku boleh menemuimu? Eh.. maksudku menemui dokter Beatrice" tanya Evan gugup.

Lorenzo hanya melirik geli melihat temannya tampak malu - malu didepan Caroline, seolah dia memahami apa yang terjadi Lorenzo pun menyenggol tangan Evan dan memberikan isyarat yang hanya mereka yang tahu artinya.

"Semoga kalian bisa mencapai impian kalian" sahut Caroline.

Sejak tadi Louis pun juga memperhatikan Caroline dari kejauhan, dia cukup lama berbincang - bincang dengan Lorenzo dan Evan. Suara dikepalanya terus menerus berteriak untuk menarik Caroline kedalam pelukannya agar dia tidak lagi berbicara dengan pria lain selain dirinya. Tapi berapa kali pun suara itu berteriak, berapa kali juga Louis berusaha mengabaikannya.

Dirinya sudah bertekad untuk sembuh secara total dari penyakit yang dia sembunyikan rapat - rapat dari Caroline. Jika dia ingin terus bersama dengan Caroline, jalan satu - satunya adalah Louis harus kembali memulai terapinya dari awal lagi setelah dirinya berhenti cukup lama.

Louis tidak mau jika Caroline mengetahuinya dari orang lain, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah. Menyembunyikannya lebih lama hanya akan berdampak buruk pada hubungannya dengan Caroline.

...****************...

Aurora menatap senang pemberitaan tentang Louis yang marak bermunculan di media massa. Pemberitaan tentang calon menantu keluarga Rexalion serta pengusaha muda yang sedang populer ternyata adalah mantan pasien rumah sakit jiwa.

"Lihat saja nanti, dia pasti akan segera membatalkan rencana pernikahan mereka setelah berita ini tersebar luas. Memangnya keluarga Rexalion mau mempertaruhkan nama baiknya dengan menikahkan putri mereka dengan seorang mantan pasien rumah sakit jiwa" kata Aurora bersemangat.

Ditangannya banyak memuat berita tentang Louis, namun setelah melihat beberapa komentar, Aurora mulai merasakan kejanggalan.

Alih - alih hujatan dan makian, kolom komentar justru dipenuhi dengan persetujuan masyarakat terhadap pernikahan mereka berdua. Bahkan ada beberapa komentar yang mengatakan jika Caroline dan Louis adalah pasangan serasi karena mereka berdua memiliki kegilaan yang sama.

Hal itu tentu saja bertentangan dengan apa yang diharapkan oleh Aurora.

"Memangnya kenapa dengan mantan pasien rumah sakit jiwa? Apakah itu hal yang memalukan?"

Beberapa komentar yang dia baca, "Aku pernah menjadi mantan pasien rumah sakit jiwa, bukan keinginan kami untuk menjadi seperti itu. Kami ini sakit, dan bukan seorang kriminal. Hanya orang - orang picik yang menganggap gangguan mental seperti penyakit menular"

"Siapapun yang menyebarkan berita ini, aku yakin dia lebih gila dari pasien rumah sakit jiwa itu sendiri. Maksudku, bagaimana ada orang sejahat itu dan menyebarkan informasi ini secara luas"

"Setelah aku lihat lagi, mereka berdua tampak serasi"

Bermacam - macam komentar serupa makin memenuhi setiap pemberitaan tentang Lous.

"A-apa yang terjadi? Kenapa jadi seperti ini?" tanya Aurora kebingungan.

Ditempat lain, tanpa Aurora sadari seorang remaja tanggung berkutat didepan layar komputer dan terus menerus mengetikkan komentar di berbagai macam pemberitaan tentang Louis dan Caroline.

Remaja tanggung itu mengkoordinir beberapa remaja lain yang ada diruangan itu untuk melakukan hal yang sama.

"Dengan begini, opini publik akan berbalik mendukung mereka. Aku bekerja dengan baik hari ini. Bukankah begitu brother?" tanya remaja itu kepada sosok pria yang duduk tak jauh dari tempatnya.

"Good job" senyumnya puas.

...****************...

...****************...

1
Aiko Clearesta
up thor wlau badai mnghdang
Anita Jenius
Ceritanya keren kak.
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan dariku. semangat ya kak.
Seraphine E: terima kasih banyak kak. 🙏🙏🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Aku mampir kak.. salam kenal..
Seraphine E: salam kenal juga kak.
total 1 replies
IndraAsya
👣👣👣
Bilqies
hai kak aku mampir yaach

jangan lupa mampir juga di karyaku
"Mencintaimu dalam DIAM"
Seraphine E: thank you kak
total 1 replies
Araa
Semangat thoor😆
Seraphine E: thank you kak /Angry//Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!