NovelToon NovelToon
Sambat!

Sambat!

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy
Popularitas:50.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Besar tanpa rasa takut, sering ditindas dan di bully dari kecil membuat lelaki ini kebal oleh hinaan serta ejekan.

Awalnya dia selalu diam, tapi karena diamnya malah ditertawakan, dianggap sebagai bentuk ketakutan, dan justru makin membuat orang lain senang mempermainkannya. Kini dia berubah menjadi apa yang orang label kan pada dirinya.. Menjadi penjahat yang sesungguhnya!

Tapi.. Hati kecilnya selalu ingin sambat akan ketidak adilan yang selama ini dia rasakan. Dia lelah berpura-pura kuat.. Dia juga manusia biasa.. Yang ingin Sambat!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Hukuman

"Siapa dia?" Tanya pak Jawir menatap ipad yang menunjukkan foto dan informasi tentang Bayu. Guru konseling di sekolah Sakti.

"Bayu Aji, 35 tahun. Seperti informasi yang sudah saya rangkum di sana, dia adalah orang yang meninggalkan anak anda seorang diri dengan kondisi sudah kacau seperti saat anda menemukan anak anda sore tadi di sekolah."

"Hanya ini? Apa tidak ada informasi lain? Aku membayar mu mahal bukan untuk bermain-main dengan waktuku. Aku ingin secepatnya pelaku pelecehan terhadap anakku ditangkap!" Pak Jawir menaikkan satu oktaf nada suaranya.

Dia kecewa karena berpikir sudah bisa meringkus pelaku yang menyebabkan Sakti menderita dengan luka di fisik dan mentalnya. Ternyata dia harus menelan pil pahit karena orang yang dipercaya menguak kasus anaknya ini terkesan bergerak lambat.

"Tenang pak, saya baru melakukan penyelidikan ini dan belum sampai tiga jam mengerjakan perintah bapak. Orang-orang yang saya sebar di lapangan akan selalu memberikan informasi terkini tentang pergerakan target kita ini-" Kalimat itu terpotong.

"Terserah! Aku beri waktu sampai besok pagi. Saat matahari muncul tetapi kamu dan tim mu belum menyelesaikan pekerjaan dari ku, ucapkan selamat tinggal pada pekerjaanmu itu!" Ancam pak Jawir penuh penekanan.

Menghadapi orang berduit harus memiliki kesabaran seluas samudera dan kewarasan yang tidak terhingga. Apalagi jika ditambah orang yang berduit ini sudah membawa emosi ke dalam nada bicaranya, sebagai kaum mendang-mending yang pekerjaannya hanya menuruti perintah si kaya, maka mereka kudu miliki stok kesabaran yang tidak ada habisnya.

Seperti sekarang ini, Dani seorang yang bekerja untuk pak Jawir sebagai asisten pribadinya di kantor harus mengasah skill detektifnya ketika atasannya memaksa dirinya menyelidiki masalah yang menimpa anaknya. Dani menghela nafas berat beberapa kali ketika atasannya itu pergi dengan ancaman mengarah pada pemecatan jika dirinya tidak mampu memecahkan kasus njlimet ini.

"Dengar, percepat pencarian dan segera temukan manusia bi_adap itu. Waktu kita tidak banyak, kerahkan semua orang mu untuk turun langsung mencarinya." Dani melakukan panggilan telepon untuk memberi intruksi pada anak buahnya di ujung sana sambil berjalan cepat meninggalkan kafe yang mulai ramai.

Tidak ada keluhan yang keluar dari mulutnya hanya sedikit pening menandakan benaknya sedang dipaksa untuk berpikir lebih keras karena tuntutan pekerjaan.

Pukul 02.30 dini hari.

Suara pecahan kaca jendela membuat laki-laki bertubuh tinggi dengan kulit sawo matang itu terusik dari mimpi indahnya. Matanya dipaksa terbuka karena pendengarannya kembali menangkap sesuatu yang tidak beres terjadi di luar rumahnya.

"Pencuri? Aku harus telepon polisi!" Gumam Bayu ingin kembali ke dalam kamar guna mengambil ponselnya ketika dia melihat ada jendela dekat pintu rumahnya yang sudah pecah berantakan.

Penerangan yang mulanya redup di ruangan itu karena lampu depan rumah saja yang dia hidupkan berubah jadi terang benderang ketika tangannya meraih saklar.

Berapa terkejutnya dia saat melihat beberapa orang sudah ada di dalam rumahnya untuk mengepung dirinya.

"Jangan coba-coba teriak, jika masih sayang nyawa. Dan nggak usah repot-repot telepon polisi, karena sebentar lagi kami juga akan membawamu ke sana. Mendekam sampe mampus di sel penjara tapi sebelum itu, bos kami ingin bermain-main dulu denganmu." Kata seseorang yang menjadi leader di tim itu mengacungkan pistol tepat pada kepala Bayu.

"Tutup matanya dan ikat dia!" Perintahnya pada anak buahnya yang ikut menyatroni rumah Bayu.

"Hmmmm uuuhmmmm uuehhhmmmmm" Entah ini orang bilang apa, mulutnya sudah disumpal dengan kaos kaki milik salah satu orang yang menangkapnya. Menyeret paksa tubuh Bayu, sesekali dirinya mendapat tendangan kasar dari mereka.

"Bos, kami sudah menemukan target." Sebut saja Adoy, dia menghubungi Dani untuk memberi tahu jika sudah berhasil meringkus Bayu.

"Bagus. Pastikan dia tetap hidup sampai besok pagi, bos besar sendiri yang akan turun tangan." Dani memutus sambungan telepon.

Dani mengetik pesan singkat pada pak Jawir untuk memberi tahu jika Bayu, pelaku pelecehan pada putra bos besarnya itu sudah berada di tangan anak buahnya.

Rasanya ada sedikit kelegaan dan kebanggaan pada diri Dani karena lagi-lagi dia mampu menyelesaikan tugas yang diberikan atasannya. Kini waktunya dia untuk sejenak mengistirahatkan badan dan pikirannya.

Mendapat pesan dari Dani, pak Jawir yang memang terjaga semalaman tidak menunjukkan ekspresi apapun. Datar. Dia kembali menatap Sakti yang terlelap, tangan kecilnya digenggam istrinya. Terlihat sekali jika anak itu menderita.

"Jika dunia tidak memberimu keadilan, maka aku yang akan mengadili mereka untuk mu." Ucap pak Jawir meninggalkan ruangan itu.

Pak Jawir tidak memberitahu kepada istrinya jika dia akan pergi, dia tahu istrinya itu sudah cukup lelah dan terpukul dengan keadaan Sakti saat ini.

"Kamu di mana? Aku akan ke lokasi sekarang." Kata pak Jawir tegas pada Dani lewat sambungan telepon.

Dani yang baru memejamkan mata terpaksa mengguyur kepalanya dengan air dingin guna menghilang rasa kantuk dan pusing yang mendadak datang menghampirinya karena dipaksa bangun tidur padahal baru terpejam beberapa menit.

"Saya ke sana secepatnya pak." Jawab Dani sudah on fire.

Pukul 03.15, di markas Adoy.

Seorang terlihat terikat tak berdaya, mulutnya sudah terlepas dari siksaan kaos kaki dengan bau seperti ketiaknya genderuwo. Penutup matanya juga sudah dibuka bersamaan dengan lepasnya kaos kaki dari mulutnya tadi.

"Dia?" Tanya pak Jawir menatap benci pada Bayu yang juga memindai sosok berwibawa di depannya.

"Iya pak. Dia orang yang membuat anak bapak masuk rumah sakit karena pelecehan sek_sual yang lelaki ini lakukan sore kemarin." Ucap Dani memberikan informasi.

Mata Bayu membulat sempurna. Dia terkejut ada yang mengetahui kebusukannya.

"Kalian salah orang, aku tidak tahu apa-apa!! Kalian bisa aku laporkan ke polisi jika menyekap ku seperti ini!!" Meski keadaannya sudah payah, Bayu masih berani memberikan ancaman. Dia tidak tahu sedang berhadapan dengan orang yang anaknya telah dia lecehkan.

"Alkaio Bima Sakti, apa nama itu familiar untukmu?" Tegas pak Jawir menyebutkan nama lengkap Sakti.

Kembali, Bayu merasakan dadanya bergemuruh. Siapa orang-orang ini? Mengapa mereka bisa tau rahasia yang dia simpan rapat dan dia jaga seperti merawat anak sendiri?

"A-aku.. Aku guru di sekolah tempat Sakti menuntut ilmu. Sesekali aku bertemu dengannya, dia anak nakal. Anak bermasalah yang sering datang ke ruangan ku. Hmmm aku guru konseling di sekolahnya." Bayu berkata seolah-olah dia yang paling mulia di sana.

"Bawa ke mari besi itu." Ucap pak Jawir memerintahkan Adoy, dengan senang hati Adoy memberikan besi yang sudah dipanaskan ujungnya kepada pak Jawir.

"Aaaaaaaaaarrrrrrrgghhhhhhhhh"

Sebuah teriakan nyaris seperti lolongan terdengar dari mulut Bayu ketika besi itu mendarat di dadanya yang masih terbungkus pakaian.

"Kamu bilang anakku nakal? Anakku bermasalah? Aku rasa otakmu lah yang bermasalah!!!"

Kembali besi panas itu ditorehkan pada bagian tubuh Bayu yang lain, membuat pemilik tubuh itu gelojotan seperti cacing kepanasan. Teriakan kembali terdengar mana kala pak Jawir tanpa jeda memberi tanda kebencian di tubuh Bayu.

"Apa ada korban lain?" Tanya pak Jawir dengan sorot mata menembus kalbu.

"T-ti-tidaak ada... Maafkan aku pak, aku khilaf.. Aku minta maaf.. Sungguh aku tidak akan mengulangi perbuatanku lagi.." Rasa sakit dan ketakutan menjadi satu.

Sial bagi Bayu karena tidak tahu jika di balik sosok ringkih seorang Sakti terdapat pelindung dengan bentangan sayap besar tak terlihat yang mampu meluluhlantakkan dirinya.

"Khilaf? Apa kamu pikir dirimu adalah seorang anak kecil yang ketahuan mencuri permen lalu minta maaf dan berjanji tidak akan mencuri permen lagi, begitu?"

"Jika seorang pencuri akan dipotong tangannya untuk menebus perbuatannya dan menjaga agar dirinya tidak melakukan perbuatan yang sama di kemudian hari.. Apa yang harusnya aku lakukan kepadamu karena telah melecehkan anakku?"

Glek.. Susah payah Bayu meneguk salivanya. Benar-benar apes untuknya karena berurusan dengan orang berkuasa seperti pak Jawir, meskipun memohon ampun dengan mengeluarkan air mata darah, permohonannya tidak akan terkabul.

"Ambil air garam, siram dia agar dia merasakan perihnya kehidupan anakku setelah perbuatan be_jat yang dia lakukan. Tebas miliknya yang tidak seberapa panjang itu, berikan pada an_jing di luar sana."

Pak Jawir beranjak meninggalkan tempat yang menjadi markas anak buah Dani tidak menghiraukan teriakan memohon yang Bayu perdengarkan. Tidak peduli dengan jerit kesakitan yang Bayu alami, bahkan dia bisa menikmati setiap siksaan yang Adoy berikan untuk Bayu saat ini.

"Paksa dia mengakui semua perbuatannya, setelah itu hilangkan dia dari muka bumi. Buat seperti sebuah kasus bunuh diri." Tegas, dingin dan tanpa belas kasih itulah sosok pak Jawir saat ini, seorang ayah yang ikut terluka karena anaknya direndahkan begitu saja.

'Aku sudah bilang, jika dunia tidak bisa memberi mu keadilan.. Biarkan aku yang mengadili mereka dengan caraku.'

1
Ꭻᑌ🤫ᵇᵃˢᵉ
mulut tio asal nyaplak juga yahh wkwkwK..
Ꭻᑌ🤫ᵇᵃˢᵉ
Wowww.. Tio teman mondok alka dulunya.. reuni donk ini
⏤͟͟͞R ve
Teman lama 🤗
⏤͟͟͞R ve
Barusan minum cendol, kok gak ada saringannya yaa 😂😂
Eka Kaban
wih buka segel cuma bayar 30 jeti jagain. segel 300 jeti wow untung banyak dung
🍊 NUuyz Leonal
asyiiiiiiik berarti sebentar lagi akan ada reuni ya
🍊 NUuyz Leonal
owalah ternyata beneran ini Satrio ini temen sekamar alka dulu saat di pesantren
Me mbaca
wah ketemu Tio....bakal seru reuni kali ini ya..kalau ada galih juga, pandu yang ceplas ceplos...
ⓉᵃᵗᵅⒽ ᵃˡⒷᶥⓇᵘnʸ
wow bakalan ada reuni ni🤭🤭🤭🚶🏽‍♀️🚶🏽‍♀️🚶🏽‍♀️pokoknya untuk pak Johan harus kasih pembalasan yg sadis yaa,apalagi perbuatan Johan selama ini terlalu jahat untuk keluarga starla 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
🌸Ar_Vi🌸
kayaknya 4 sahabat bakalan reuni bareng..
Lyta Thalita
nahh temen waktu ketemu di pondok pesantren kan
yaampun Satrio kok bisa2nya jadi anak buah geng Yak*uza
Lyta Thalita
sabar sabar jangan marah dulu alka
yg bareng starla di kamar itu org baik kok
尺o𝐙⃝🦜
cari si Johan jomblo remahan Al, selama dia masih napas starla belom aman
ⓉᵃᵗᵅⒽ ᵃˡⒷᶥⓇᵘnʸ
yes starla ketemu orang baik 🤭🤭pak Johan memang licik 😡😡🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Ꭻᑌ🤫ᵇᵃˢᵉ
ada idola baru nih.. satrio 😍😍
Satrio membantu starla untuk melarikan diri..
semoga alka tepat waktu datang menyelamatkan starla..👏🏻👏🏻👏🏻
Eka Kaban
sebenarnya lihat judul nya gak niat baca dicoba buka halaman 1, ceritanya enak kosakata nya juga GK di ulang ulang alur bagus GK ngebosenin
dipantangin terus ne cerita nya mbak author
Erl: wkwk iya lah oke oke
terimakasih ya kak eka. walaupun tadinya ga niat baca malah bisa nyampe bab ini😅
total 1 replies
🍊 NUuyz Leonal
setelah dibaca sampai akhir
alhamdulilah membuat lega karena kenyataannya Neo ini kenal dengan alka dan bahkan Satrio juga baik dengan starla
🍊 NUuyz Leonal: Satrio ini temen sekamar nya alka ya
🍊 NUuyz Leonal: perasaan pernah denger namanya tapi di bagian mana
total 3 replies
🍊 NUuyz Leonal
owalah ternyata taktik Johan
🍊 NUuyz Leonal
salah kamar 🙈🙈
lagian kamu buru buru emang sudah tahu letak pastinya starla dimana
⏤͟͟͞R ve
Untung Star ketemu orang baik 😇
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!