Ketika dua orang bertemu dalam sebuah aplikasi kencan dan akhirnya terlibat dalam sebuah pernikahan yang sama sekali tidak di sangka-sangka bahkan tak direncanakan sebelumnya sehingga membuat keduanya terjebak dalam situasi yang rumit. Axel dan Summer sama-sama memiliki masalah yang sama. Keharusan mereka melakukan pernikahan tersebut adalah atas desakan orang tua masing-masing. Akankah mereka terlibat cinta lokasi? mungkinkah kebencian berubah menjadi cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon simmersunshine07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Cemas Yang Tak Kunjung Berhenti
Hal-hal yang Summer takutkan akhirnya terjadi juga. Ia pikir kakaknya tidak akan kembali, nyatanya dia kembali secara tiba-tiba. Summer yang sebelumnya berpikir tidak ingin langsung mempertemukan Axel dengan kakaknya, namun kini di depan kedua matanya, mereka tampak sedang membicarakan hal yang sangat serius. Memang Axel cukup mahir memainkan perannya di depan kedua orang tuanya, akan tetapi Summer merasa ragu dia akan melakukan hal yang sama di hadapan kakaknya.
Hakim yang notabennya sangat bisa membaca karakter seseorang, membuat ketakutan Summer semakin menjadi-jadi. Summer duduk di samping ayahnya sembari menatap sesekali ke arah halaman belakang rumah, karena halaman rumah hanya bersekatkan dengan pintu kaca, ia dapat melihat mereka berdua dengan sangat jelas.
“ Ada apa Nak? Kau terlihat sangat gusar. Apakah kau khawatir kakakmu akan mengintimidasinya?“ Tanya ayahnya seraya menatap Summer.
“ Mm, sedikit. Ayah tau sendiri kan Hakim seperti apa.“ Jawab Summer sambil tersenyum kecil.
“ Tenang saja, ayah yakin kakakmu akan setuju sama seperti ayah, lagi pula sepertinya dia memang pria baik." Ayahnya Summer memcoba menenangkannya.
Mendengar ayahnya memberikan masukan yang positif membuat Summer sedikit merasa lega. Waktu terus berjalan. Entah apa yang dibicarakan oleh Axel dan Hakim sampai-sampai mereka sangat lama sekali di luar sana.
" Entah berapa puntung rokok yang nanti akan di bersihkan bi Eha, karena ku lihat mereka tak ada habisnya membakar rokok nya satu persatu." Summer bergumam.
Summer baru mengetahui bahwa kakaknya saat ini sudah mulai menjadi perokok. Padahal dulu dia paling anti merokok, sepertinya kehidupannya di luar negeri tidak mudah sehingga membuat Hakim perlahan berubah, namun tidak dengan sikapnya.
Ayahnya Summer berpamitan lebih dulu kepada putrinya untuk kembali ke ruang kerja karena ada yang harus ia kerjakan. Sementara Summer sendiri masih menunggu sampai kakaknya dan Axel selesai bicara.
" Bagaimana mungkin aku meninggalkannya begitu saja, walaupun sebenarnya aku sangat ingin melakukannya." Ucap Summer berkata sendiri.
Bahkan Ibunya pun sudah pergi ke kamar. Tak lama kemudian Summer lihat mereka berdua kembali ke dalam, wajah kakaknya terlihat sangat masam. Bahkan dia memalingkan wajahnya dari Summer dan melewatinya begitu saja.
Summer dan Axel mulai saling menatap dengan canggung. Lalu Summer mencoba untuk mengucapkan terimakasih kepadanya karena telah bersedia datang sesuai janjinya meskipun telat.
“ Terima kasih sudah datang." Kata Summer dengan canggung.
“ Tidak masalah." Jawab Axel.
Summer tidak tahu apa yang ingin ia bicarakan lagi dengannya. Lalu, ia terpikir untuk bertanya hal apa yang harus mereka berdua lakukan setelah ini. Belum sempat Ia bertanya, Axel mendapati sebuah panggilan di ponselnya.
“ Ya Ton, aku keluar sebentar lagi.“ Ucap Axel berbicara dengan seseorang melalui telepon genggamnya. Summer pun hanya menatapnya saat itu.
“ Baiklah, aku sudah menepati janji ku, selanjutnya akan ku kabari lagi. Sampai jumpa.“ Ucap Axel tanpa panjang lebar.
Summer tercengang bukan main sembari menatap kepergian Axel. Tingkahnya sungguh arogan. Summer yang tadinya ingin berterima kasih dengan tulus, menjadi sedikit ilfeel dengannya. Bagaimana tidak? Dia terlihat seperti tuan besar yang baru saja memerintahkan anak buahnya.
“ Hah? Sampai jumpa? Tunggu di kabarin? Ck, emang dia pikir dia siapa memerintah ku seperti itu?“ Gerutu Summer dengan kesal. Bahkan Summer tidak mengantarnya pergi saat itu saking kesalnya kepada Axel.
Lalu Summer kembali terpikirkan kakaknya.
“ Ada apa dengan raut wajah kakak tadi ya? Apakah telah terjadi sesuatu di antara mereka berdua? Apa yang Axel katakan padanya?Haruskah aku ke kamarnya sekarang dan bertanya?" Summer terus saja bergumam sendiri.
Bi Eha pun mengejutkan Summer yang tengah melamun di ruang tamu sendirian. Summer yang terkejut segera kembali ke kamarnya.
Setelah Summer pikirkan berulang kali, sepertinya saat ini bukan waktu yang tepat untuk berbicara dengan kakaknya, terlebih sepertinya dia terlihat sangat kecewa tadi. Ia rasa sebaiknya tidak mengganggu kakaknya untuk saat ini. Summer pun mengganti pakaiannya dan bersiap untuk istirahat.
***
Keesokan harinya, Summer sarapan hanya bertiga saja pagi ini. Hanya ada dia, ayahnya dan juga ibunya. Padahal satu anggota keluarga yang lainnya sudah kembali. Lalu ia bertanya kepada ibunya kemana kakaknya pergi. Ibunya menjawab bahwa putranya sedang berolahraga sejak pagi-pagi buta. Summer hanya mengangguk saja tanpa banyak bertanya lagi.
Seperti biasa pagi itu Summer makan selembar roti dengan selai keju kesukaannya, lalu setelah selesai ia langsung pergi bekerja. Pada saat di jalan menuju keluar komplek perumahan, Ia lihat dari arah berlawanan kakaknya tengah berlari kecil, Summer pun mencoba berhenti dan membuka kaca jendela mobilnya lalu menyapanya.
“ Hai kak, pagi." Sapa Sumner pada Hakim sembari tersenyum lebar. namun Hakim hanya mengangguk dengan wajah datar lalu pergi begitu saja tanpa berkata sepatah kata pun kepadanya. Hal ini semakin membuat Summer bertambah bingung.
" Apa yang sebenarnya terjadi semalam? Apakah Axel ada salah bicara dengan kakak ku? Apakah rencana kami kini telah di ketahui oleh kakak ku?" Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus saja terngiang-ngiang di kepala Summer.
Konsentrasi Summer buyar begitu saja, sehingga membuat Summer menjadi tidak fokus melakukan hal apapun hari ini. Ia selalu saja terpikirkan dengan hal yang tidak biasa yang dilakukan oleh kakaknya. Ia terus saja menggali pikirannya, mungkin barangkali saja ada pemikiran yang terlewatkan olehnya.
“ Apakah aku bertanya saja kepada Axel? Tapi dia akan besar kepala kalau aku tiba-tiba menghubunginya.“ Kata Summer dengan bimbang dalam hati.
Kemudian Summer mengeluarkan ponselnya dari saku celana kerjanya, lalu tanpa pikir panjang ia mencoba untuk bertanya kepada Axel melalui pesan singkat. Berulang kali ia mengetik dan menghapus apa yang ia tulis, Summer takut Axel akan salah sangka bahkan besar kepala karena ia menghubunginya lebih dulu. Akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada Axel karena ia pikir lebih baik mengajak kakaknya berbicara lebih dulu.
Selepas kerja, sesampainya di rumah Summer langsung mencari keberadaan kakaknya. Namun ibunya bilang Hakim sedang keluar menemui teman-temannya. Setelah Summer berganti pakaian, ia pergi ke kamar kakaknya, dan kakaknya belum juga kembali. Akhirnya ia menunggunya sambil merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur kakaknya. Karena ia lelah sambil melihat ponsel, ia pun tanpa sadar tertidur begitu saja.
Hakim yang baru saja pulang, mendapati adiknya yang saat itu tertidur di atas tempat tidurnya. Hakim pun berjalan perlahan dan menaruh barang-barangnya dengan pelan agar tidak membangunkan adiknya. Setelah Hakim selesai bersih-bersih dan keluar dari toilet, ternyata Summer adiknya sudah duduk di atas tempat tidurnya sambil menatapnya dengan kesal. Hakim pun seolah-olah tidak mempedulikannya dan berlalu begitu saja.
“ Apakah kau akan seperti ini terus kak sampai kamu kembali lagi nanti?“ Ucap Summer dengan kesal.
“ Mungkin saja.“ Jawab Hakim dengan datar.
Summer mulai beranjak dari tempat tidur dan menghampiri kakaknya yang saat itu tengah duduk di kursi. Summer memutar kursi yang diduduki kakaknya dan mulai menatapnya dengan tatapan yang tajam, sementara kakaknya tidak bergeming sama sekali dan menatapnya balik dengan tatapan yang sama sehingga membuat Summer akhirnya mengalihkan pandangannya lebih dulu.
“ Harusnya kakak yang bertanya, ada apa denganmu? Mengapa kau melakukannya? Apakah kau tidak berpikir panjang?“ Hakim berkata sambil menatap Summer. Summer terdiam seolah-olah mulutnya sedang di bungkam.
“ Apakah kakak ku sudah tahu yang sebenarnya? “ Kata Summer dalam hati.
semangat terus yaa menulisnya 💪
dasar Axel jahat banget siiih 😡😡😡
aku doain luu bakalan bucin akut sama summer yaaah
jangan lupa mampir juga di karyaku dengan baca yang benar yaaa tidak asal scroll dan like 🙏🙏🙏
jadi greget ngeliat si Axel yang selalu memaksakan kehendaknya tanpa bertanya dulu ke summer /Awkward//Awkward/
satu 🌹 untukmu semangat terus yaaa...