Byan, seorang pria yang memiliki mimpi, mimpi tentang sebuah keadaan ideal dimana dia membahagiakan semua orang terkasihnya. terjebak diantara cinta dan sayang, hingga terjawab oleh deburan laut biru muda.
tentang asa, waktu, pertemuan, rasa, takdir, perpisahan.
tentang mimpi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arief Jayadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perihal waktu, benar atau salah?
Bagaimana bisa aku yang hanya seorang manusia tidak menyakiti wanita siapapun itu? Bukankah manusia adalah tempatnya salah dan dosa?
Aku tak pernah akan bisa menyenangkan semua wanita di dunia ini. Atau sebaiknya aku tak mengenal wanita agar aku tak perlu menyakitinya?
Perasaan ini membunuh pikiranku dalam beberapa hari terakhir ini, dan sepertinya Asih maupun Ony menyadarinya. Asih tetap menjadi Asih yang mempercayaiku 100% dan ia memilih untuk memberikan aku ruang. Sementara Ony, ia memilih menjadi gadis yang lebih menuntut perhatian dari ku. Keduanya membuat aku bahagia. Seketika aku melaknat diriku sendiri yang semakin hilang arah, setan pasti sedang tertawa terbahak bahak saat ini.
Siang ini, jam istirahat di kantorku, aku memilih tetap di ruanganku. Aku sedang tak ingin turun atau kemanapun juga. Aku memilih memainkan game di ponselku. Tiba tiba saja ada seseorang yang amat aku kenal aroma nya,-aroma yang amat sangat aku suka, duduk di depanku.
“kenapa?”tanya dia
Aku masih asyik memainkan ponselku, aku memilih tak menjawab. Bahkan aku tak menengok kepada sumber suara. Aku enggan, lebih tepatnya takut aku akan semakin tersesat, disesatkan oleh setan yang sedang menertawaiku.
“aku udah disini, malah didiemin, ditinggal main, kenapa sih?” cecarnya lebih jauh
“kalau kakak ga seberharga itu buatku, aku ga bakalan repot repot naik keatas Cuma buat nyariin kakak!”
Intonasi yang aku kenal sedang marah, kesal, tapi juga manja. Intonasi yang cukup menjadikan alasan untuk aku meletakkan ponselku dan menatap nya.
“aku sedang kusut, banyak pikiran” jawabku
“kak,nikah yuk!” ujarnya datar, santai tapi matanya berkata dia sedang serius.
Kalimat yang membuat aku terdiam, sekaligus, mungkin bahagia. Kalimat sakti yang seakan akan menjadi Orca yang mampu membunuh ikan paus yang berenang bebas di lautan lepas, atau king kobra yang dengan kecepatan kilat menyebar bisanya dan membuat mangsanya mati tanpa mengeluarkan darah.
Andaikata dunia sesederhana kata nya, aku akan katakan iya saat ini juga, andaikata. Tapi toh dunia dengan segala teori didalamnya mengatakan ini tidak seruwet benang layangan, anak muda, ini lebih dari itu.
“aku tau kakak pernah cemburu waktu aku pergi dibonceng Surya!”
“aku tau kakak tau aku menyukai kakak!”
“aku tau kakak punya kak Asih yang begitu mencintai kakak!”
“aku tau semuanya!! tapi aku cuma pengen jujur aja kak!”
Rangkaian kalimat yang membuat palu thor terasa ringan untuk diangkat, petir Zeus tidak membakar sehangus ini. Ini rangkaian kalimat yang bisa membuat dunia seorang Byan berputar terbalik.
“kau lahir dari Rahim seorang ibu, jadi jangan pernah sakiti wanita, siapapun itu”
Kalimat ini kembali terngiang di telingaku. Wahai Pencipta, sebenarnya, kau anugrahkan rasa kepada manusia, atau kau kutukkan rasa pula kepada manusia?? Asih dan Ony seperti 2 mata koin yang munculnya hanya perihal kemungkinan dan waktu. Namun yang kurasa saat ini adalah kemungkinan paling absurd. Dimana 2 mata koin itu sedang muncul bersamaan, menawarkan rasa yang berbeda namun beraroma yang serupa. Rasanya sama-sama ku suka, keduanya menawarkan bahagia, namun tidak boleh ku nikmati keduanya bersamaan, karena akan menjadi racun di dalam tubuhku. itu aku sadari sepenuhnya. tapi aku sungguh tak berdaya, aku tak ingin berdaya.
*****
“apakah mungkin dipertemukan orang yang tepat, diwaktu yang salah?”
*****