NovelToon NovelToon
KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

KARMAPHALA: SAHEN PANGERTOS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:26.8k
Nilai: 5
Nama Author: Altairael

Bumirang Tunggak Jagad terlahir dengan menanggung kutukan karmaphala yang turun temurun diwariskan oleh leluhurnya. Di sisi lain, dia juga dianugerahi keistimewaan untuk bisa menghapus karmaphala tersebut karena terlahir dari satu-satunya keturunan perempuan. Dia juga dianugerahi wahyu agung oleh semesta karena pengorbanan kedua orang tuanya.

Dia harus mengembara sambil menjalani berbagai macam tirakad serta melakukan banyak kebajikan sebagai upaya untuk menghapus karmaphala bawaan tersebut. Pemuda itu pun disinyalir sebagai utusan semesta yang akan meruntuhkan sang penguasa lalim.

Akan tetapi, musuh yang harus dia hadapi tidak hanya sang raja lalim beserta para pengikutnya, tetapi juga dirinya sendiri. Dirinya yang penuh amarah, Baskara Pati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Altairael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RESTU BENGGALA

Udara yang semula tenang tiba-tiba saja bergolak karena angin berembus sangat kencang, bahkan cadar kedua pimpinan sekte Brahma Netra Buana pun diterbangkannya. Terjadi hanya dalam beberapa kedipan mata, sebelum keduanya menyadari bahwa penutup wajah telah direnggut, seorang pemuda tiba-tiba muncul dari ketiadaan, berdiri di samping Bumirang sambil mengangkat kain cadar tersebut.

Dia terbahak-bahak dan berkata mencemooh, "Kedok kalian sudah terbongkar, Raden Tri Gaharu, Nyai Dasih."

"Kamu---" Nyai Dasih, si pemimpin perempuan, membeliakan mata lebar-lebar. Namun, tidak bisa berbuat apa-apa karena kedua tangannya sedang mengendalikan Rajah Pati.

"Restu Benggala!" Tri Gaharu yang ternyata adalah jati diri sang pemimpin laki-laki, melontarkan nama lengkap pemuda tersebut dengan suara tercekik dan mata melotot.

Tidak hanya mereka yang terkejut. Meski tubuh tidak mampu bergerak, semua orang yang hadir pun serempak melebarkan mata, menatap tidak percaya. Tidak percaya bahwa dua orang paling terkemuka di Pagot sebenarnya adalah pimpinan sekte Brahma Netra Buana.

"Ah aku ingat! Itu kamu ... kamu, kamu yang tadi nyaris menabrakku dengan kuda!" Kidung Kahuripan berseru sambil menunjuk-nunjuk.

Bumirang dan Kamandaka juga mengenali pemuda itu. Semua mata beralih menatap Restu Benggala, suasana pun mendadak berubah menjadi hening dengan tingkat ketegangan yang seakan lebih mengikat dibandingkan ikatan Tali Rogo. Restu Benggala menurunkan tangannya, lalu membungkuk ke arah Kidung Kahuripan.

"Maaf, Nyisanak, sepertinya ada kesalahpahaman," ujar pemuda itu sangat sopan.

"Kamu, kan---"

"Cukup, Kahuripan." Kamandaka menghentikan Kidung Kahuripan karena sudah melihat perbedaan sangat mencolok antara Restu Benggala dan pemuda bangsawan congkak yang tadi nyaris menginjak gadis itu dengan kudanya.

Selain wajah yang mirip, penampilan keduanya secara keseluruhan berbeda total. Restu Benggala mengenakan pakaian rakyat jelata dilengkapi ikat kepala yang terbuat dari sobekan kain lusuh. Secara fisik dia terlihat sangat tangguh, tidak manja dan lemah seperti si pemuda bangsawan tadi.

Restu Benggala tersenyum tipis pada Kamandaka, lalu mengerling Bumirang yang matanya terus terpaku menatap ke arah Tri Gaharu dan Nyai Dasih. Rajawali putih yang bertengger di bahu Bumirang tadinya sedang mematuk-matuk rambutnya, langsung menoleh ketika merasa seperti tengah diperhatikan. Mata rajawali itu berkilat, membuat Restu Benggala terkesiap karena kilatan dari mata burung itu seperti menebas sesuatu di dalam dada. Rasanya berdesir dan ngilu sampai badannya merinding.

Akhirnya aku menemukanmu. Restu Benggala membatin dengan nurani gentar, tetapi di tatapannya tersirat antusias dan tekat membara.

"Perbuatanmu sudah keterlaluan, Restu!" Tri Gaharu tiba-tiba meraung. "Menyingkir, jangan mengacaukan ritual!"

Restu Benggala menatap Tri Gaharu tajam penuh amarah, tanpa disangka-sangka tubuhnya lenyap begitu saja dari samping Bumirang, kemudian muncul tepat di depan Tri Gaharu dan langsung mencekiknya dengan satu tangan.

"Lepaskan rajah itu atau aku remukkan tulang leher suamimu!" Restu Benggala berbicara dengan gigi yang dikatup rapat sehingga terdengar tegas dan penuh penekanan. Otot-otot lengannya mengencang membuktikan bahwa cekikikannya tidak main-main.

Nyai Dasih memekik, "Sekali dilepas Rajah Pati hanya akan kembali jika korbannya telah mati!"

"Kalau begitu kalian berdua saja yang mati! Kenapa harus mereka?" Restu Benggala pun berapi-api. Matanya melotot, wajah memerah dan basah oleh keringat. "Kalian pikir nyawa kalian jauh lebih berharga dari mereka, huh?" tambahnya dengan suara lebih rendah, tetapi tatap sinis dan dingin.

"Waah ... gayanya mirip Raden Bumirang. Luar biasa ...." Kidung Kahuripan menggumam lirih.

Kamandaka yang mendengarnya langsung mendengus. "Dasar perempuan kalau lihat yang tampan," cemoohnya dengan suara lirih juga.

Meskipun mendengar, Bumirang hanya acuh tak acuh. Fokus tetap tertuju pada orang-orang yang sedang dalam analisisnya. Dia sedang mencari cara untuk mengalihkan Rajah Pati yang belum sepenuhnya dilepas itu ke sasaran lain. Kedua pemimpin Brahma Netra Buana dengan sengaja membuat semua orang berpikir bahwa rajah itu telah dilepas dengan cara memberikan efek kejut menggunakan salah satu selir yang barusan meledak.

Akan tetapi, pandangan Bumirang tidak bisa dikelabui. Lagi pula dia juga memiliki cukup pemahaman tentang cara kerja Rajah Pati yang wujud sesungguhnya adalah empat cambuk kembar. Sekarang yang tengah diaktifkan hanya dua milik Nyai Dasih, sedangkan milik Tri Gaharu otomatis kembali setelah berhasil meledakkan sasaran dan belum bisa digunakan lagi karena Putih telah merusak bagian vital pada tangan laki-laki itu.

Luka boleh saja sudah menutup dan sembuh, tetapi dampak signifikannya tidak semudah itu hilang. Oleh karena itulah Bumirang sama sekali tidak terkejut saat melihat luka di punggung tangan Tri Gaharu dengan cepat menutup.

"Putih, kendali rajah ada pada perempuan itu. Alihkan perhatiannya ...." Bumirang berbicara kepada Putih lewat telepati.

Rajah Pati yang sudah keluar tidak akan kembali tanpa menyelesaikan tugasnya. Bila gagal mengeksekusi sasaran utama maka rajah itu akan menjadi liar dan mencari sasaran lain untuk dijadikan pelampiasan. Bahkan bisa menyerang balik sang pemegang kendali bila sang pemegang kendalinya tidak memiliki kekuatan seimbang atau lebih tinggi. Putih tahu Bumirang tidak berniat mengorbankannya atau orang lain yang ada di tempat itu, tetapi justru hendak menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran.

"Aku tau Raden sakti mandraguna. Tapi Rajah Pati juga bukan pusaka gampangan. Raden pasti tau betul apa yang akan terjadi jika rajah itu sampai mengenai Raden, kan?"

"Aku tau, tapi itu cara satu-satunya. Atau mungkin kamu punya ide lain?"

Putih tidak menjawab. Hanya mematuk telinga Bumirang beberapa kali seolah menyatakan kekhawatiran, tetapi terpaksa harus setuju dengan keputusan sang sahabat.

"Tidak perlu khawatir, mungkin saja ini adalah salah satu takdir yang harus aku jalani. Jika terjadi sesuatu yang buruk padaku, jadikan Kamandaka sebagai pengganti. Kamu mengerti, kan?"

Mata rajawali berbulu putih itu mengerjap beberapa kali, lalu kepalanya mengelus pipi Bumirang, sayap pun terentang dan mengepak lembut di kepala pemuda tersebut seperti sedang membelai.

"Akan aku lakukan seperti yang Raden minta. Berhati-hatilah, Raden."

Putih pun segera merentangkan sayap lebih lebar, kemudian menjejakkan kaki. Tubuhnya meluncur ke udara seperti anak panah terlepas dari busur hingga hanya terlihat seperti bayangan garis tipis. Semua orang tersentak dan serempak menatap ke atas, tetapi sosok rajawali putih itu tidak tampak di mana pun, seperti menghilang ditelan awan putih yang saat ini menghiasi langit.

"Apa pun yang sedang kamu rencanakan, sebaiknya urungkan saja, bocah." Nyai Dasih mencemooh tidak hanya dengan mulut, tetapi juga dengan tatapannya yang menyipit penuh senyum meremehkan.

Bumirang tetap tenang dan cenderung dingin. Aroma anyir dari darah selir yang tubuhnya telah hancur serta isak tangis para selir lainnya, merupakan beban batin sangat besar yang nyaris tidak mampu ditanggungnya. Apalagi di dalam sana, di sudut tergelap jiwanya sang suara hati oposisi selalu mencemooh bahwa dialah yang harus bertanggung jawab atas kematian selir itu. Ditekankan, seandainya dia tidak buang-buang waktu situasinya pasti berbeda dan sudah pasti tidak akan pernah ada korban.

Menghela napas sangat perlahan sambil mengepal jemari, Bumirang berusaha menekan segala perasaan yang campur aduk supaya tidak meluap dan menambah kegaduhan. Kamandaka yang diam-diam selalu memperhatikanya pun bisa turut merasakan beban batin pemuda itu. Tanpa berniat memelankan suara dia berujar tenang penuh penekanan,

"Semua terjadi karena takdir. Jangan pernah merasa itu adalah tanggung jawabmu sendiri. Apa pun yang sedang kamu rencanakan sekarang, aku harap tidak akan membahayakan dirimu sendiri. Beban sebesar apa pun bisa kamu bagi denganku."

"Terima kasih, Kamandaka. Berarti, apa pun yang akan terjadi padaku juga merupakan takdir." Bumirang berbicara seolah semua pasti baik-baik saja. Dia bahkan tersenyum teduh pada Kamandaka dan Kidung Kahuripan, lalu menambahkan, "Mungkin setelah ini semua tidak akan lagi sama. Aku pun belum tau akan menjadi seperti apa nantinya."

"Raden Bumirang, jangan bicara seolah kita akan berpisah. Apa pun itu, aku juga bersedia menanggungnya bersama Raden." Kidung Kahuripan bicara dengan caranya yang biasa, sedikit merengek dan manja.

Bumirang tersenyum lebih lebar. "Terima kasih, Kahuripan," ujarnya lembut, lalu menatap ke langit. Sesaat kemudian dia berkata tegas bernada memerintah dengan tatapan yang masih tetap terpaku ke atas, "Restu Benggala, jika saatnya tiba jangan ragu untuk bertindak. Perhatikan baik-baik, berkilat laksana petir dia datang untuk memberi bantuan."

1
AFighter
Sudah kuduga. Btw, selamat berurusan dengan Kamandaka yang sekarang, ya, Tilar/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Alta [Fantasi Nusantara]: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Anny
Semangat lanjut Thor kesayangan /Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue/
Alta [Fantasi Nusantara]: Makasih Kak An🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
AFighter
Langsung jadi demit geprek 🤣🤣🤣🤣🤣
Alta [Fantasi Nusantara]: Ya Allah ngakak🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Anny
Keren Pak Jati 👏👏👏👏
AFighter
Karakternya kuat sekali/Good/
AFighter
Yah gitu aja lemes, mulutnya doang besar
AFighter
Waduh😱😱😱 tapi masih masuk akal sih. Dia kan di alam gaib nempa batu 20 tahun lebih. Dasarnya dia juga punya ilmu karunagan. Jadi kayak Gatot Kaca, otot kawat tulang besi💪💪💪💪
Alta [Fantasi Nusantara]: Yups. 😁
total 1 replies
Windy Veriyanti
Ki Jati menunjukkan kekuatannya ✊👊
Windy Veriyanti: benerrrrr 👍
Alta [Fantasi Nusantara]: Biar kapok 😁😁😁
total 2 replies
AFighter
Kapok, berharap kena kepalanya biar mampos
Alta [Fantasi Nusantara]: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
AFighter
Dasar keparat pembohong besar🤜🤜🤜🤜🤜
AFighter: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Alta [Fantasi Nusantara]: Astaga aku kaget🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
Windy Veriyanti
berkah Gusti senantiasa menaungimu, Ki Jati 🌹
Windy Veriyanti
yaaa...silakan aja dicoba, Kidung Tilar...
Bumirang pasti melindungi teman-temannya 👊👊👊
Alta [Fantasi Nusantara]: Biar kena mental🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Andini Andana
tydack semudah itu Tilaar, Kamandaka skrg bukanlah Kamandaka yg dulu /Proud//Casual/
Andini Andana: ho oh 😹😹😹😹
Alta [Fantasi Nusantara]: Kayak lagu ya🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
Ze Eaze
Ayo uodate lagi, Thor✨
Ze Eaze
Untung kesabarannya Bumirang seluas samudra. Coba kalo setipis tisu🤣🤣🤣🤣
Ze Eaze: /Facepalm//Facepalm/
Alta [Fantasi Nusantara]: Babak belur anak orang 🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
Ze Eaze
Sepertinya, kalian memang dari planet yang lain, dikirim ke buana untuk menghibur hari-hariku ... wkwkwkwkkwwkk
Ze Eaze
🤣🤣🤣Balik ke setelan pabrik
Ze Eaze
🤣🤣🤣Makanya gak usah sok"an ikut puasa" kayak Bumirang
Alta [Fantasi Nusantara]: Ish Kamandaka versi Prabu Jagad kan emang kayak Bumirang 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Ze Eaze
Jadi semakin jelek, udah jelek tambah jelek🤣
Ze Eaze
Ahhh siapa yang naroh bawang merah di depan mataku ini🤧
Ze Eaze: ishhh🤧🤧🤧🤧🤧🤧🤧
Alta [Fantasi Nusantara]: Gak ada, kena debu paling🤣
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!