Di Asing Kan Dengan Bola

Gu winjia tidak tahu apa yang terjadi berkaitan dengan kantong air yang sudah diberikan. Tapi tiba-tiba saja perhatiannya teralihkan ketika mendengar suara tamparan yang tidak jauh dari tempat dia berdiri.

Beberapa orang bahkan tidak akan melihat kejadian tersebut karena mereka memiliki sedikit waktu untuk mencari kesenangan saat ini.

Gu winjia juga seperti itu sebenarnya. Namun lama-lama dia mendengar bagaikan amarah dari seseorang yang suaranya sangat familiar.

"Kau pencuri, kalian berdua sama seperti Ibu kalian. bukannya ingin membantu keluarga ini dalam kondisi terdesak tapi yang ada hanyalah mencuri? kurang ajar sekali , Kalian berdua benar-benar adalah serigala bermata putih yang tidak memiliki hati"

"Eh ini kan suara Murong Bai?"pikir gu winjia.

Karena dia merasa penasaran hasilnya dia melangkahkan kaki menuju asal suara. Pada saat itulah sebenarnya dia melihat dua kakak dan adik itu ,sedang berlutut di hadapan burung bai yang menunjuk mereka seolah-olah mereka adalah pendosa.

"Ibu kami tidak mencuri sama sekali Ibu ini juga bukan milik kami tapi...

"apa ,kalian masih coba berbohong dan tidak mengakui?hah dasar anak yang tidak tahu malu. Nenekmu kehausan sepanjang jalan karena kekurangan air, begitu juga aku sebagai ibumu. Tapi kalian bersenang-senang dengan kantong air yang penuh .Pantas saja kalian terlihat semangat dan tidak kelelahan sama sekali .Rupanya kalian menyembunyikan hal-hal baik ini untuk diri kalian sendiri? dasar anak yang tidak bisa berbakti!!"

Plak...

Entah berapa kali pria muda itu ditampar yang jelas saat ini wajahnya sudah membengkak.

Gu winjia sendiri sedikit terkejut mendengar alasan pemukulan itu. Bukankah itu semua terjadi gara-gara kantong air yang sudah dia berikan.

"Sialan, hanya gara-gara itu?"

Tiba-tiba saja Gu winjia bergerak cepat ke arah kerumunan itu.

Alih-alih menghentikan wanita separuh baya itu melempar korbannya untuk kesekian kali.Gu winjia langsung menghampiri Gu furong yang sedang memeluk kantong air itu dengan bahagia.Seolah-olah itu bukanlah kantong air tapi ada sebongkah emas.

Ditambah lagi dengan pemandangan sang ibu yang memukuli anak-anak haram. ini adalah saat-saat bahagia di sela-sela perjalanan yang melelahkan.

Tapi Gu furong tidak menyadari jika Gu winjia mendekat dengan kemarahan.

Tap...

Segera dia memukul kepala Gu furong dengan keras sehingga bunyi pemukulan itu sama sekali tidak bisa di sembunyikan.

Buk..buk..buk...

Murong bai yang masih fokus dengan pemukulan tentang anak tirinya, tiba-tiba teralihkan dengan suara itu. Kebenciannya semakin meningkat ketika dia melihat pelaku pemukulan itu dan korbannya adalah putra tersayangnya sendiri.

"Gu winjia!!"pekik nya.

Dia langsung maju ke depan untuk menghentikan pemukulan sepihak itu seraya menjerit dengan marah.,"Gu winjia apa yang sedang kau lakukan. kenapa kau memukul Furong er!!"

Gu winjia sendiri tidak berhenti dengan pemukulan sepihak itu. Dia bukan saja memukul tapi menendang perutnya.

Buk

"Ah tolong....

Gu furong yang terkejut tidak bisa menutup mulutnya.Dia berteriak seraya menahan pukulan yang jatuh di perutnya itu.

"Aduh... aduh ibu....

Jika ini adalah hari-hari biasa kemungkinan besar dia pasti tidak bisa mengalahkan Gu furong. Tapi hari ini pria itu sudah kurus dan mengalami kelaparan dan juga beberapa intimidasi dari penjaga sebelumnya. Jadi tubuhnya saat ini dalam kondisi terendah. Hanya itulah yang membuat Gu winjia bisa mengalahkannya dengan mudah.

"Gu winjia!!"kali ini nenek tua itu yang menjerit karena dia tidak terima cucu tersayangnya diintiminasi di bawah hidungnya sendiri.

Dia yang sudah membesarkan dan memanjakannya saja tidak pernah mengulurkan satu jentikan jari pun. Tidak apa-apa jika para penjaga mencambuknya karena itu bisa dikatakan sebagai sebagian dari tugas mereka .Tapi saat ini pelakunya adalah Gu winjia kerabat mereka sendiri.

"Gu winjia.. Apa kau sudah gila Apa kau sudah hilang akal sehat.Hentikan!!"

Gu winjia tidak peduli dengan reaksi orang lain dia langsung mengambil kantong air tersebut dan menggantungkannya di pinggang.

"Nenek,aku sedang membantumu nenek.Dia pencuri, tidak apa-apa jika dia melakukan dalam keluarga .Tapi jika perilaku ini terjadi di dalam keluarga lain sudah dipastikan jika dia mati tanpa meninggalkan tulang"Kata Gu winjia dengan angkuh.

Ibu dari korban datang dari belakang dan berteriak dengan keras. Dia tidak setuju jika Putra tersayang dikatakan sebagai seorang pencuri. Apalagi yang mengatakannya adalah gadis kotor yang benar-benar tidak layak disebut.

"siapa yang kau katakan sebagai pencuri gadis jalang!!"

Kali ini Murong Bai mengayun mengayunkan kantong air ke arahnya.Dia tidak peduli apakah Gadis itu bisa terluka atau tidak.

Gu winjia hanya mengelak sedikit dari serangan tersebut, karena gerakan tiba-tiba itu, murong bai tiba-tiba terjerembab ke depan.

Akhh...

Segera dahinya berdarah karena berbenturan dengan batu-batu kecil.

"Ibu!!"teriak Gu xiohua terkejut. Dia tadi sedang bertepuk tangan melihat ibunya memukul Gu lenglei.

Tapi sekarang jelas ibunya sedang tidak baik-baik saja. Terang saja dia marah sebagai seorang istri, Gu winjia sendiri tidak berhak memarahi ibunya. Dia hanya bisa patuh dan patuh saja atas apa yang diarahkan.

Tapi sejak kapan gu winjia jadi seorang pemberontak. Bahkan nenek tua itu saja menutup mulutnya yang tengahnya lebar. Dirinya tahu jika cucu perempuan pertamanya ini lahir dari wanita pedesaan yang kasar.Tapi dia juga tidak menyadari betapa kasarnya Gadis itu, meskipun dibesarkan di dalam lingkungan terhormat seperti kediaman Gu.

"Gu winjia,apa yang kau lakukan??"

Kali ini Gu xiohua sendiri tidak lagi memanggilnya dengan sebutan kakak tertua tapi langsung menyebutkan nama aslinya sendiri.Ini sudah menyebutkan jika dirinya tidak lagi menghormati Kakak tertua ini

Tapi jika dipikir ulang sejak kapan dia memiliki rasa hormat tentang kakak tertua nya.

Gu winjia tidak merasa dia memiliki kewajiban untuk menjawab adik-adiknya yang kurang ajar. tapi dia langsung menatap sang nenek dan berkata,"ini aku tidak melakukan apapun. itu tadi ada gerakan refleks. kupikir ada anjing di belakangku dan siapa tahu jika itu adalah ibu"

Beberapa orang yang menyaksikan itu tiba-tiba menahan tawanya.Bagaimana mungkin bisa manusia sebesar itu dipikir sebagai anjing liar.

Ini sungguh lucu.

"Apa, kau menyamakan aku dengan anjing?" kata Murong bai marah. Dia dibantu oleh putrinya bangkit dengan tegak lagi.

Sekarang amarahnya sudah sampai ke ubun-ubun. Kebenciannya terhadap Anak tiri ini benar-benar sudah di luar nalar.

"Ibu kapan aku menyebut ibu anjing? Aku hanya bilang aku berpikir ada anjing di belakangku jadi aku mengelak itu saja. lagi pula kenapa Ibu marah dengan tiba-tiba. Bukankah aku hanya sedang mengajari adik laki-lakiku agar bisa menjadi manusia??"

Tidak salah jika kakak tertua sedang mengajari adik nya sendiri.

"Hah kau.. kapan aku jadi pencuri. Aku tidak pernah mengambil barang-barangmu sama sekali. kau yang tiba-tiba datang dan memukulku tanpa aba-aba" saat Gu furong melihat nenek dia seperti sedang melihat tulang punggungnya. Jadi dia yang aslinya juga sedang sakit karena dipukul tadi . Tiba-tiba bisa bangkit dan bergerak seraya menudingkan jarinya ke hidung Gu winjia.

"jika kau bukan pencuri jadi kenapa kantong airku ada padamu?"

"Kantong air,ini... bukankah ini barang-barang yang aku bawa sendiri di rumah? sejak kapan itu menjadi punyamu. Aku sebagai seorang ibu adalah pengelola dalam keluarga ini dan tidak pernah menyatakan jika ini adalah milik pribadimu Oke .jadi jangan salah menuduh furung er sebagai pelaku pencurian tapi...

Matanya menatap aja ke arah gu lenglei yang tidak bergerak.

"Aku sebagai ibunya, masih memiliki hak untuk mengajari kalian apa yang benar dan apa yang salah.Dan kau juga Gu winjia, jika Gu furong salah. masih ada aku untuk mengajarinya. itu belum bagianmu sama sekali"

Gu winjia tahu apa yang sedang dimaksudnya.Tapi kemudian dia tertawa sinis dan balas menatap ke arah nenek.

Nenek adalah tonggak terakhir Gu winjia dalam hal ini.

"Nenek, Apakah Nenek juga akan berkata jika aku salah menuduh orang?Nenek kau bias dan akan selalu bias. Tapi biar aku terangkan sedikit. kantong air ini adalah milikku tapi aku meminta mereka berdua mengisinya dengan penuh. Aku berjanji akan memberi mereka satu atau dua teguk di sepanjang jalan. Jadi kantong ini bukan milik mereka tapi milikku sendiri"

Gu lenglei dan adik keenam mendongak dan melihat Kakak tertua membela mereka berdua. Selain dari ayah dan ibu mereka yang sudah kabur lebih awal. Tidak satupun dalam keluarga ini menghargai mereka meskipun mereka adalah seorang pria.

Ada rasa hangat yang tiba-tiba menjalar di dalam hati mereka .Di mana seperti mereka seperti sedang dilindungi oleh seorang ibu.

Di sisi lain penjelasan yang diberikan tidak langsung dipercaya apalagi nenek tua itu. Meskipun pada dasarnya dia juga memang tidak pernah melihat ada kantong air di dalam keluarga ini.

Tapi jauh di dalam hatinya dia tidak akan pernah mengakui jika dirinya bias dan berat sebelah. Tapi kejadian di mana dia menyadari jika cucu tersayangnya tidak memiliki kontribusi dalam tandu, dia sudah mulai bertanya-tanya.

Pertimbangan di dalam hatinya sudah mulai goyah.Dia berjalan sesuai tradisi sejak dia kecil dan sampai seusia ini membuat dia tetap akan berjalan pada porosnya.

Nenek tua juga merasa itulah yang seharusnya terjadi dan tidak bisa diubah. Tapi setelah dalam perjalanan ini dia merasa apa yang sudah dia pelajari selama ini sebenarnya hanya lah setetes air.

Kelembutan dan keanggunan hanya cocok pada tempat nya.Tapi di tempat seperti ini hal itu tidak lagi relevan.

Tapi apakah kasih sayangnya itu salah.

Bukankah tradisi nya memang seperti itu.Dan apa yang dia lakukan sebenarnya sudah sesuai dengan tradisi.

Dia hanya sedang meluruskan dan mengingatkan mereka pada posisi masing-masing. Jangan sampai anak-anak selir melewati anak anak sah.

Menjadi bias? tidak mungkin kan.