NovelToon NovelToon
Guardian Of Nature

Guardian Of Nature

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mifaka

Keserakahan manusia, mengundang bencana bagi makhluk hidup lain. Perluasan wilayah, berburu tanpa peraturan, dan merusak alam merupakan perbuatan yang sangat buruk.

Hukum alam tetaplah berlaku, jika kalian merusak alam, maka alam dapat merusak kalian lebih dari apa yang kalian perbuat padanya.

"Ibu! Aku pasti akan mengembalikan keseimbangan!"
~Feng Yun

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mifaka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Latihan II

1 Tahun Kemudian

Tak terasa satu tahun sudah berlalu dengan cepat. Kini Klan Feng sudah berkembang dengan sangat pesat. Jika sebelumnya tempat itu hanyalah sebuah desa terpencil, saat ini sudah berubah menjadi sebuah kota kecil yang ramai.

Selama satu tahun ini, Klan Feng fokus melakukan pembangunan terhadap Klannya yang sempat hancur karena serangan tumbuhan. Dalam kurun waktu ini juga, Klan Feng membuka diri seluas-luasnya agar ada kultivator maupun warga biasa yang datang singgah atau tinggal di tempat mereka.

Pembangunan kota di Klan ini sangatlah cepat ketimbang pembangunan kota lain yang biasanya memakan waktu hingga bertahun-tahun. Itu semua dikarenakan Klan ini sudah sangat populer di Benua Yang Pegasus sehingga banyak orang yang tertarik dengan pembangunan kota dari Klan yang sangat tertutup itu.

Bahkan, sekitar 4 bulan lalu Klan Feng membuka sebuah sekte aliran bebas yang dipimpin langsung oleh Feng Huo selaku Patriak Klan Feng.

Ramai kultivator yang tertarik untuk menjadi murid sekte itu yang diberi nama 'Sekte Naga Penghancur'. Dalam waktu singkat, sekte itu sudah memiliki seribu murid yang berasal dari berbagai kota. Bahkan, ada desas desus bahwa putra ketiga Kaisar Kai menjadi salah satu dari 8 murid inti sekte itu.

Yang Pegasus Continent sendiri di pimpin oleh sebuah Kekaisaran yang menaungi 3 Kerajaan. Kekaisaran itu bernama Kekaisaran Kai yang dipimpin oleh Klan Kai secara turun menurun. Sedangkan 3 kerajaan lainnya yaitu, Kerajaan Xin, Kerajaan Qiao, dan Kerajaan Zhang.

Selain itu, di Kekaisaran Kai terdapat 3 kekuatan besar yang melindunginya. Diantaranya yakni, Sekte Naga Angin, Sekte Awan Gelap, dan Sekte Harimau Api.

1 Kekaisaran, 3 Kerajaan, dan 3 Sekte besar merupakan pilar kekuatan utama yang melindungi Yang Pegasus Continent dengan tingkatan kultivasi tertinggi dipegang oleh Kaisar Kai, Kai Long.

Meskipun Sekte Naga Penghancur belum menjadi salah satu pilar kekuatan besar Benua Yang Pegasus, tetapi karena adanya pangeran Kekaisaran Kai yang menjadi murid sekte itu, membuat sekte ini menjadi sangat terkenal. Bahkan tidak menutup kemungkinan bentuk kedepannya, kota yang dibangun oleh Klan Feng akan menjadi sebuah kota besar.

***

Jauh dari keramaian kota, di sebuah padang rumput yang terdapat di dalam sebuah cekungan besar di tengah tengah hutan, terlihat dua sosok yang sedang saling berhadapan.

Satu sosok diantaranya adalah sesosok raksasa batu yang besar setinggi 10 meter dengan mata menyala berwarna hijau.

Sesosok lainnya adalah seorang anak remaja berusia hampir memasuki 12 tahun sedang memasang kuda-kuda untuk menyerang.

Keduanya saling menatap tajam seperti sedang mencari kelemahan lawannya masing-masing.

Detik berikutnya, mereka berlari ke arah lawannya masing masing. Sang raksasa batu berlari hingga membuat bumi berguncang, namun hal itu tampak tidak berpengaruh kepada pemuda yang baru menginjak usia remaja itu.

Ketika keduanya sudah dekat, mereka langsung melompat dengan tangan kanan yang terkepal di belakang sebagai ancang-ancang untuk menyerang.

"Bommm!"

"Woshhh.."

Tinju keduanya pun beradu di udara sampai membuat gelombang kejut yang menyapu angin ke segala arah.

Meski yang menjadi lawannya adalah sosok raksasa batu yang besar, namun anak remaja itu terlihat tidak merasa kesakitan sama sekali.

Setelah beradu tinju, keduanya melompat mundur kemudian dengan ilmu meringankan tubuh, mereka melesat dan melayangkan tinju kembali.

"Bommm! Bommm! Bommm!"

Bukannya sekali, mereka melayangkan tinju secara bertubi-tubi. Tak ada satupun dari mereka yang mau mengalah.

Pemandangan tak biasa dapat dilihat dari pertarungan tersebut, dimana anak remaja yang belum genap berusia 12 tahun, tetapi sudah memiliki kekuatan fisik yang luar biasa hingga sanggup berhadapan dengan raksasa batu dengan tangan kosong.

"Bommm!"

Keduanya terdorong mundur beberapa langkah kebelakang saat tinju terakhir dilancarkan.

Untuk sesaat mereka saling bertatapan, kemudian kembali melesat melancarkan serangan.

Sang raksasa batu melancarkan tinjunya kembali dengan tangan kanannya. Namun dengan sigap, anak remaja itu mengelak kesamping kemudian melakukan serangan ke arah lutut raksasa batu.

"Bamm!"

Seketika lutut kaki kiri raksasa batu itu tertekuk. Namun ia tidak diam saja, dengan cepat raksasa batu melakukan gerakan sedikit memutar dan kaki kanannya diluruskan. Kedua tangannya digunakan sebagai tumpuan tubuhnya ketika berputar. Meskipun ia besar, akan tetapi gerakannya cukup cepat.

Melihat serangan cepat yang datang ke arahnya, anak baru remaja itu segera menyilangkan kedua tangannya di depan dada untuk menahan serangan.

"Bamm!"

"Woshhh..."

Anak itu terbang cukup jauh setelah menerima sebuah tendangan dari raksasa batu. Akan tetapi ia masih bisa menyeimbangkan tubuhnya dan mendarat dengan kaki terseret hingga beberapa langkah ke belakang. Kakinya tampak tenggelam di dalam tanah sedalam 5 centi.

Setelah mendapatkan momentumnya kembali, anak itu kembali melesat untuk memberikan serangan balasan. Tangan kanannya kembali terkepal dibelakang seperti ingin melakukan adu tinju kembali.

Raksasa batu tentu tidak diam saja, ia segera mengepalkan tangannya untuk menyambut tinju lawannya.

Ketika kedua serangan sedikit lagi bertemu, tiba-tiba anak remaja itu membuka kepalan tangan kanannya kemudian dibuat untuk menangkis tinju dari raksasa batu.

Karena ukuran lengan raksasa itu yang panjang dan besar, anak itu memanfaatkannya untuk berputar dengan cepat dan mengepalkan tangan kanannya kembali untuk melakukan serangan tinju ke arah perut raksasa batu yang terbuka lebar.

"Bommm!"

Raksasa batu yang tidak menyangka jika lawannya ternyata hanya mengecohnya dengan berpura-pura menyerang dengan tinju, namun nyatanya ia melakukan gerakan lain yang membuatnya harus pasrah terkena serangan.

"Bommm! Bommm! Bommm!"

Tak hanya satu serangan, anak remaja itu melakukan serangan secara bertubi-tubi di bagian sekitar perut. Hanya dalam waktu beberapa detik saja, ia sudah melancarkan puluhan pukulan.

"Bommm!"

"Swoshhh..."

Pada pukulan terakhir, anak itu sedikit memberi jeda untuk mengumpulkan kekuatannya dan kemudian langsung melayangkan tinju ke arah perut raksasa batu dengan sekuat tenaga hingga membuat raksasa itu terpental cukup jauh dan mendarat secara kasar.

"Hahhh..."

Anak itu menghela nafas panjang seusai memberikan serangan terakhirnya. Ia juga tidak mengubah posisi terakhirnya yakni kedua kaki membentuk kuda-kuda dengan tubuh sedikit condong ke depan. Tangan kanannya terkepal lurus ke depan dan tampak ada asap yang keluar dari tangannya, sementara itu tangan kirinya juga terkepal namun berada di pinggang.

Kemudian ia menarik tangannya dan mengangkat kedua tangannya ke atas lalu diturunkan secara perlahan dengan mata tertutup. Anak itu juga membuang nafas panjang secara perlahan mengikuti gerakan tangannya.

Anak remaja itu tidak lain adalah Feng Yun yang baru saja melakukan pelemasan otot setelah bertarung. Walaupun jarang ada orang yang melakukannya ketika selesai bertarung.

Setelah nafasnya habis terbuang, Feng Yun pun membuka matanya dan menatap ke arah kejauhan.

Di kejauhan, tampak raksasa batu yang tenggelam beberapa centi ke dalam tanah. Raksasa itu tak lain bernama Yanshi, sang raksasa batu yang dibangkitkan Ming Huan Long ketika menyelamatkan Feng Yun di sungai.

Perlahan Yanshi bangkit dan berjalan menghampiri Feng Yun. Ketika keduanya sudah berhadapan kembali, mereka saling membungkukkan badan sebagai penghormatan.

"Terima kasih Senior Yanshi, karena telah mau mengalah melawan saya" Ucap Feng Yun dengan ramah.

"Hahaha, Tuan Muda jangan merendah seperti itu, Tuan Muda menang berkat usaha Tuan Muda sendiri! Sedangkan saya sudah mengeluarkan seluruh kemampuan yang saya miliki, namun tetap kalah dalam melawan Tuan Muda" Balas Yanshi dengan suara yang terdengar berat dan sedikit bergema.

Feng Yun hanya tersenyum ramah menanggapi balasan dari Yanshi. Kemudian ia menoleh ke arah lain.

"Kira-kira, kapan guru akan kembali?" Gumamnya yang dapat didengar oleh Yanshi.

Yanshi pun ikut menoleh ke arah yang sama dengan Feng Yun, yaitu ke arah barat dan sedikit mendongak. Kemudian ia menjawab "Entahlah, mungkin sebentar lagi beliau akan kembali"

"Kau selalu saja menjawab seperti itu ketika aku bertanya tentang guru" Ucap Feng Yun malas, kemudian ia menatap ke arah Yanshi lalu kembali berkata, "Bolehkah aku naik ke atas kepala senior? Aku ingin melihat matahari terbenam"

Seketika itu, Yanshi menoleh ke arah Feng Yun yang ternyata sedang menatapnya dengan tatapan sangat berharap. Kemudian ia langsung memberikan izin kepada anak itu untuk naik ke atas kepalanya.

Setelah mendapat izin dari Yanshi, Feng Yun dengan penuh kegembiraan segera melompat tinggi hingga lima meter kemudian mendarat di telapak tangan Yanshi yang memang sudah memberikan jalan untuk naik lalu kembali melompat hingga naik ke atas kepala raksasa batu itu.

Feng Yun pun langsung duduk di atas kepala raksasa batu itu sembari menyaksikan indahnya matahari dikala senja yang hanya dapat dilihat dari atas kepala raksasa batu.

Sudah satu tahun lamanya Feng Yun berlatih di bawah bimbingan Ming Huan Long, dan selama masa pelatihannya ia benar-benar seperti sedang disiksa.

Ming Huan Long melatihnya dengan sangat keras. Jika biasanya seseorang akan meningkatkan intensitas latihannya setiap bulan, Ming Huan Long melakukan itu setiap seminggu sekali dengan jumlah yang bertambahnya 50 hingga 100 kali.

Akan tetapi, Feng Yun tetap melakukan tanpa mengeluh sedikitpun. Dengan penuh ketekunan dan kesabaran, jadilah ia yang saat ini yang merupakan sosok monster cilik dengan kekuatan fisik yang luar biasa.

Saat ini Feng Yun hanya bisa melakukan latih tanding dengan Yanshi secara mandiri tanpa bimbingan dari gurunya. Hal ini dikarenakan Ming Huan Long yang sedang ada urusan lain diluar sehingga harus membuat Feng Yun menunggu untuk diberikan latihan kembali.

Sudah sebulan lamanya sejak Ming Huan Long meninggalkannya di tempat itu, namun belum ada tanda-tanda bahwa gurunya itu kembali lagi.

Gulungan yang merupakan sebuah kitab teknik pernafasan Dewa Naga sudah ia kuasai sampai tahap pertama tingkat puncak dan jika ingin melanjutkannya, maka ia harus berada di tingkatan tertentu.

Terkadang, untuk mengisi waktu luang dan mengubah rasa jenuhnya, ia pergi ke danau dan bermain dengan kuda air yang pernah ditemuinya ketika baru berada di tempat itu. Sama seperti pertama kali bertemu, mereka bermain sampai hari menjelang sore barulah mereka menyudahi permainan mereka.

"Apa kalian tidak melakukan latihan?"

Ketika masih asyik menikmati pemandangan matahari terbenam, tiba-tiba terdengar suara seorang pria yang tidak asing bagi mereka dari arah belakang mereka.

Sontak, Yanshi dan juga Feng Yun langsung menoleh ke arah belakang dengan ekspresi kegembiraan terpampang jelas di wajah mereka.

"Guru!" Sapa Feng Yun gembira ketika mendapati seorang pria paruh baya dengan badan kekar mengenakan baju hijau daun sedang melayang di hadapannya.

Ming Huan Long hanya tersenyum mendengar sapaan dari muridnya, kemudian ia menatap Yanshi dan bertanya, "Bagaimana perkembangannya, Yanshi?"

"Sangat memuaskan Yang Mulia!" Balas Yanshi dengan senyuman.

Ming Huan Long pun mengangguk percaya kepada Yanshi, kemudian ia kembali berkata, "Tugasmu telah ditunaikan, kau akan ku kembalikan ke tempat asalmu"

Yanshi yang terlihat mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Ming Huan Long hanya menanggapinya dengan tersenyum. Sementara itu, Feng Yun yang berada di atasnya menatap gurunya dan Yanshi secara bergantian dengan tatapan heran.

"Apa yang ka... Woaaaaaaaaaaa.... "

Baru saja Feng Yun ingin mengutarakan rasa penasarannya, namun tiba-tiba ia terjatuh dari ketinggian karena raksasa batu yang menjadi pijakannya itu terjatuh juga.

"Duk! Duk! Duk!"

Terdengar suara banyak batu berjatuhan ke tanah. Beruntung sebelum dirinya jatuh membentur tanah, tiba-tiba tubuh Feng Yun di selimuti oleh cahaya hijau terang yang membuatnya terhenti bergerak.

"Mulai sekarang, kau akan kembali berlatih denganku nak!" Kata Ming Huan Long sembari turun dengan perlahan dari langit.

"Terima kasih guru!" Ucap Feng Yun yang masih dalam keadaan terbalik tak bergerak.

"Aku belum menurunkanmu! Jadi jangan dulu berterimakasih!" Balas Ming Huan Long ketus ketika sudah mendarat mulus di tanah, kemudian ia menghilangkan energi yang menyelimuti tubuh Feng Yun yang membuat anak itu langsung terjatuh.

"Blug!"

"Aduh!"

Feng Yun meringis kesakitan saat dijatuhkan oleh gurunya. Ia terjatuh dengan posisi tengkurap.

"Ingat nak! Dunia kultivator adalah dunia yang kejam! Bahkan teman kepercayaan mu bisa saja berkhianat ketika kau sedang terpuruk" Ucap Ming Huan Long tegas.

"Dunia yang sangat kejam!" Kata Feng Yun sembari bangkit dari posisinya.

"Tentu! Mulai sekarang kau akan ku belajar bagaimana cara berkultivasi!" Ujar Ming Huan Long kembali. Kemudian di sebelahnya tiba-tiba muncul tumpukan buku-buku besar dari kekosongan.

"Sekarang pelajarilah buku-buku ini terlebih dahulu di dalam gubuk! Jika sudah, kau dapat menemuiku ditempat ini lagi" Sambungnya.

Feng Yun sebenarnya cukup terkejut dengan kemunculan tumpukan buku itu yang tiba-tiba muncul. Akan tetapi ia tidak menanyakannya dan malah bertanya tentang Yanshi.

"Aku akan menjelaskannya nanti" Jawab Ming Huan Long.

Mendengar jawaban dari gurunya, Feng Yun pun hanya bisa bersabar dan segera mengambil tumpukan buku itu kemudian dibawanya ke dalam gubuk. Sebelum pergi juga, tak lupa ia memberikan penghormatan terlebih dulu kepada Ming Huan Long.

Sesampainya di dalam gubuk, Feng Yun segera mengecek buku yang diberikan oleh gurunya satu persatu dengan melihat judulnya.

Setelah beberapa menit, ia pun menyimpulkan bahwa buku-buku yang diberikan oleh gurunya adalah buku-buku yang terkait dengan kultivator. Dengan penuh semangat, ia langsung mempelajari buku tersebut.

Meski hari sudah mulai malam, tetapi masih ada lentera yang menerangi ruangan itu.

"Baiklah, mari kita mulai... "

---------------

Bersambung>>>

1
Derajat
Keren... langsung twbas
Derajat
Kenapa MCnya begitu kejam tak punya Perasaan
Derajat
Lanjutkan
Aman 2016
semangat Thor di tunggu updatenya
LegendaNgawur: folback
total 1 replies
sefriman man
Lanjut Thor..,.......
Derajat
Apakah mereka akan terus bersama
Axel Aristo
goblokkkk!!!!! naifff!!!!
Axel Aristo
kurang greget trl bertele" ayo ganti alur mc yg sadis dan bertarung yg cpt ndak bertele jd jenuh
Derajat
Siapa sebenarnya Gadis yg menolong Feng Yun
Derajat
Makasih sdh Up... dan sehat selalu ya Tor 🙏🙏
Pasaribu Hengky
sayang banget update nya terlalu lama padahal ceritanya bagus.
Derajat
Lanjutkan tapi pakai Bhs Indonesi
Zainal Tyre
bahasax sdh ok tapi alur ceritax lebay banget
Zainal Tyre
bertele-tele banget jd membosankan
Aman 2016
laaaanjuuuutt ....
Derajat
Lanjutkan Tor 🙏🙏
Aman 2016
lanjut Thor jangan berhenti ditengah jalan ...
Derajat
Siapa gadis yg dikejar 3 org itu
Derajat
Makan Jamur Racun Malam...
untung saja Feng Yun tidak mati
Derajat
Apakah Feng Yun tdk akan keracunan mengambil secara langsung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!