Mencintai seseorang yang hanya menganggapnya sebagai seorang adik tentunya sangat menyakitkan, apalagi setelah tahu kalau pria yang dicintainya ternyata sudah memiliki pujaan hati.
Yuk simak cerita selengkapnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresyst_lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
Jonathan memarkirkan mobilnya di garasi rumah. Turun dari mobil dan melihat sekeliling untuk mencari mobil Hani.
"Kemana lagi mereka?" gumamnya sambil melangkah keluar.
Hampir jam 10 malam
"Baru pulang?" Pertanyaan itu mengagetkan Naura. Di ranjangnya, Jonathan duduk dengan tangan yang bersilang di depan dada. Wajahnya nampak datar, tapi suaranya jelas terdengar kesal.
"Ngapain kakak disini?" Bukannya menjawab, Naura malah balik bertanya. Lalu berjalan melewati Jonathan, meletakan tasnya di lemari dan duduk di depan meja rias. Dia mulai menanggalkan aksesorisnya lalu mengambil kapas untuk membersihkan wajah.
Sementara Jonathan, pria itu memperhatikan setiap hal yang Naura lakukan.
"Kak udah malem, mending kakak keluar, aku capek pengen istirahat," ucap Naura begitu selesai dengan kegiatan membersihkan wajahnya. Gadis itu berdiri, berniat mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
"Masih marah sama kakak?" Langkah Naura tercekat, karena Jonathan menahan pergelangan tangannya. Matanya tertutup berapa detik sebelum menoleh untuk melihat sang pria.
"Aku nggak marah, cuman kesel aja. Kakak tau kalau aku menyukai kakak, tapi kenapa dengan terang terangan kakak memperlihatkan kemesraan kakak dengan wanita itu? Itu menyakitkan, kakak nggak berniat menjaga perasaanku sama sekali, kakak jahat tau nggak."
"Kakak bukannya ingin menyakiti kamu Nau." Jonathan menjeda ucapannya.
"Lalu?"
"Kakak hanya ingin kamu melihatnya, kalau Lyodra, dia wanita yang kakak cintai dan kakak ingin kamu menerima kenyataan itu. Kakak sayang sama kamu, sangat. Kamu tau itu kan?"
"Sorry tapi aku nggak butuh. Aku nggak mau jadi adek kakak karena aku maunya lebih dari itu. Pokoknya intinya aku nggak akan nyerah, bahkan saat kakak memutuskan untuk menikahinya sekalipun, aku akan datang dan mengacaukan pernikahan kalian," ucap Naura menggebu. Lalu gadis itu menghempaskan tangan Jonathan dan meneruskan langkahnya. Menutup kuat pintu kamar mandi.
20 menit kemudian, Naura sudah lengkap dengan pakaian tidurnya. Gadis itu menggeleng menatap Jonathan yang sudah tertidur pulas di ranjangnya.
"Minta aku lupain dia, tapi kelakuannya kayak gini," Naura ikut Naik ke ranjang. Duduk dan memperhatikan wajah sang pujaan hati.
"Tuhan, indah sekali ciptaanmu." Tangannya bergetar menyentuh kening tebal Jonathan, lalu berpindah ke hidung, kemudian bibir pria itu.
"Astaga pikiranku jadi kemana mana." Naura tersenyum nakal, tangannya masih betah menjelajah bibir sexy Jonathan yang nampak tak terganggu dalam tidurnya.
"Tuhan aku mau dia, boleh ya?" Perlahan Naura membaringkan tubuhnya, memeluk Jonathan dan mulai menutup matanya.
Jam 7 pagi Naura bangun dan tak ada lagi Jonathan di sampingnya. Segera dia turun dari ranjang, bergegas untuk membersihkan wajahnya.
"Pagi Bunda-Ayah." Dengan senyum lebarnya, Naura menghampiri meja makan.
"Elah aku nggak dianggap." Hani melayangkan protesnya tapi tak ditanggapi.
"Kak Jo mana Bun?"
"Tadi pergi pagi pagi sekali, katanya ada kerjaan penting."
"Kerjaan penting apanya, paling juga ngurusin pacarnya." Hani sinis, sedangkan Naura hanya mengangguk saja walau kesal dalam hati.
*****
Seperti biasa, mata kuliah hari ini selesai dengan lancar.
"Kamu Naura ya?" Naura dan teman temannya menoleh ke sumber suara.
"Cindy?" Kevin nampak kaget melihat gadis yang barusan memanggil Naura.
"Jadi ini, cewek yang bikin kamu menolak perjodohan kita?" Gadis bernama Cindy itu menatap sinis pada Naura yang nampak bingung.
"Siapa Kev?" tanya Naura.
"Aku tunangannya Kevin, kenapa?" Gadis itu menjawab dengan nada menantang. Alis Naura naik, agak terkejut tapi biasa aja.
"Oh tunangannya." Naura santai aja, bahkan gadis itu sudah kembali melanjutkan kegiatan makan siangnya.
"Kirain ada apa, sampe seheboh itu. Lain kali jangan teriak kak, bikin sakit kuping aja," lanjutnya lagi.
"Ngapain kamu disini?" Kevin terlihat tidak senang.
"Ngapain lagi, aku datang untuk melihat gadis mana yang sudah berani menggoda tunanganku. Ck, ternyata hanya seperti ini."
Naura tersenyum sinis. Gadis yang mengaku tunangan Kevin itu barusan menghinanya kan? Ck, Naura tidak bisa diam, ini menyangkut harga dirinya, enak saja wanita itu mengatainya seolah dia tidak ada apa apanya.
"Mohon diulangi sekali lagi dong, apa tuh maksudnya ucapan kamu tadi?" Naura berdecak dengan senyum smirknya. Tapi tangannya masih setia memegang sendok dan garpu.
"Ck, ternyata hanya seperti ini?" ulang Naura dengan ekspresi yang songongnya.
"Nau." Kevin mendekat, tapi Naura menyuruhnya diam. Gadis itu menoleh, memperhatikan Cindy dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
"Masih aku kok," ucapnya singkat dan kembali melanjutkan makannya. Sementara Cindy merasa sangat geram. Gadis itu mendekat, tapi Kevin sudah lebih dulu menariknya dari sana.
"Jadi Kevin udah tunangan?" Amel heboh sendiri.
"Ini nih mulut mulut ibu kompleks. Mana ada tunangan, kamu nggak denger kalo Kevin membatalkan perjodohan mereka, berarti mereka nggak ada hubungan apa apa lagi dong sekarang." Resky menimpali.
"Ya tetap aja, berarti mereka pernah tunangan oon."
"Udah jangan bahas lagi, urusan mereka biar mereka yang selesain." Dika ikut bersuara.
Lalu mereka serempak menatap pada Naura yang nampak santai sekali, menikmati makan siangnya.
"Mengerikan juga kamu Nau." Resky bercanda.
"Apanya?"
"Hanya satu kata dan kamu berhasil membuatnya diam."
"Ah, biasa aja sih, aku kan cuman mengungkapkan kebenaran."
Mereka nampak speechless sedangkan Hani hanya menggeleng, karena sudah paham betul karakter sang sahabat.