NovelToon NovelToon
Luka Cinta Tak Berobat

Luka Cinta Tak Berobat

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:112k
Nilai: 5
Nama Author: Meindahfizz88

Luka Cinta Tak Berobat

Aisyah Humaira adalah seorang gadis desa yang tinggal di rumah majikan sang mama, selama tinggal di rumah sang majikan Aisyah bersahabat baik dengan putra rumah megah itu. Ia juga dianggap seperti anak seperti anak sendiri oleh sang majikan. Namun setelah kejadian naas itu telah mengubah segalanya. Aisyah gadis yang ceriah berubah menjadi gadis pemurung dan pendiam. Aryan yang selalu curhat dengan Aisyah tiba-tiba berubah menjauh, bahkan dia menawarkan diri pada orang tuanya untuk melanjutkan studinya di luar negeri saat tahu kehamilan Aisyah. Aryan tak ingin dimintai pertanggungjawaban karena tak memiliki rasa pada sahabatnya. Akhirnya Aisyah memutuskan membesarkan anaknya seorang diri. Aisyah lebih memilih menyembunyikan Ayah dari anak yang dikandungnya hingga pergi dari rumah megah itu. Ia akan membawa lukanya sendiri, tak perlu ada orang lain ikut merasakannya karena kesalahannya di malam itu. Cintanya hanyalah sebuah batas impian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindahfizz88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.34

Di sebuah kamar yang begitu luas terlihat seorang pria tengah meringkuk sambil meratap. Air mata tak mampu ia tahan hingga pria tersebut melampiaskan pada barang-barang yang ada di ruangan itu.

Tiga jam yang lalu Aryan dan mama Nandini sampai di rumah. Kekesalan Nandini meledak ketika sampai di rumah. Mengomel terus tiada hentinya, namun Aryan hanya berlalu masuk kamar. Dia ingin memperbaiki hatinya yang sedang terluka. Bagaikan disayat pisau tajam menembus jantung paling dalam.

Sedangkan Nandini menatap putranya begitu kesal, hari ini dia hanya berbelanja seadanya lantaran Aryan tiba-tiba memaksanya pulang.

Bram yang baru saja datang dari kantor melihat istrinya dan ingin bertanya tapi tidak berani saat ini. Emosi istrinya terlihat menggebu-gebu hingga dia memilih masuk kamar tanpa menyapa.

Bram terlihat geram ketika mendengar telepon dari orang kepercayaannya bahwa proyek yang ditangani di sebuah desa tengah bermasalah, hal itu membuatnya kembali lagi ke sana dalam waktu dekat ini. Sesaat dia mendesah berat dan berpikir bagaimana caranya bisa membagi waktu. Ingin berbagi pada istri untuk mencari solusi namun tertunda karena Nandini kini sedang marah.

" Aku harus bagaimana?" ucapnya terlihat pusing.

" Sejak kapan ayah pulang?" tanya Nandini ketika berada di belakang suaminya.

" Mama kenapa marah-marah terus?" bukan menjawab pertanyaan istrinya malah dia bertanya sendiri.

" Aryan keterlaluan, mama ajak dia belanja hari ini, tapi dia memaksaku cepat pulang. Siapa yang tidak kesal kalau begitu?" omelnya.

Bram mengajak istrinya duduk menenangkan diri.

" Biasalah, Mah. Anak mudah sekarang harus pandai-pandai ambil hatinya." ucapnya entah sebuah candaan atau nasehat.

" Ayah mah ngomong enak, giliran disuruh didik putranya malah lepas tanggung jawab.

" Lho, kapan ayah lepas tanggung jawab? Mama kalau ngomong seenaknya aja." ucapnya sedikit kesal.

" Nyata kok," Nandini tidak ingin kalah.

Bram memilih diam, sedikit saja membantah pasti akan terjadi kekacauan.

***

Sebuah foto wanita cantik di tangan Aryan, ditatap lekat-lekat foto tersebut dengan hati kecewa. Mengusap pelan wajah foto itu sambil bernostalgia. Dia tersenyum pahit kala mengingat kenangan indah mereka. Aryan mengambil ponsel lalu mencari nama seseorang.

" Maaf, kamu yang memulai dan aku yang mengakhiri." ditatap nomor kekasihnya lekat-lekat kemudian menekan blok. Menghapus semua foto dalam memory ponsel lalu merobek foto yang masih diselipkan di bingkai bersamanya.

Sesaat dia teringat wanita yang pernah diberinya luka. Asiyah..ya, saat ini dia merindukan sosok wanita itu. Canda tawanya yang selalu dilihat di setiap saat. Tapi, itu dulu karena hubungan mereka saat ini seperti orang asing yang tak saling mengenal.

" Den, tuan menunggu di ruang makan." panggil Bi Rasti sedikit mengeraskan suara.

Aryan menatap pintu lalu berjalan untuk membukanya.

" Bilang sama ayah dan mama, Aryan tidak lapar." ucapnya ingin menutup pintu.

Kepala bi Rasti sedikit menyelonong ke kamar majikannya, sepertinya telah terjadi sesuatu." pikirnya.

" Tapi, Den belum makan semenjak menemani nyonya." Bi Rasti terlihat tertunduk.

" Aryan sudah makan sama mama di sana, Bi. Jangan khawatir!" ucapnya kemudian menutup pintu.

Bi Rasti tertegun, dia melihat kamar putra majikannya sangat berantakan, apa yang terjadi?" batinnya.

" Kok Aryan lama ya, Mah?" Bram seperti tidak sabar menunggu putranya. Terlalu lama menunggu membuatnya semakin lapar.

" Tunggu sebentar lagi, Aryan pasti sudah ke sini." ucap Nandini sedikit bersabar.

Bi Rasti datang dengan langkah tergopoh-gopoh menghampiri keduanya lalu menatap ragu majikannya.

" Ada apa , Bi?" Nandini menunggu apa yang dikatakan bi Marni, tergurat di wajah ingin mengatakan sesuatu.

" Maaf tuan, nyonya. Kamar den Aryan terlihat berantakan seperti sengaja dihancurkan.

" Apaaa?" pekik Nandini menggema di ruangan makan tersebut.

Bram memegang tangan istrinya menenangkannya. Dia pun tak kalah terkejutnya, tapi saat ini bukan waktu yang tepat untuk membahasnya.

Kedua pasutri itu tidak jadi makan, mereka memutuskan ke kamar sang putra.

" Kira-kira apa yang terjadi pada Aryan kita ayah? Semenjak pulang menemani mama, dia berubah menjadi pendiam. Wajahnya nampak murung seperti tengah memikirkan sesuatu." terangnya menceritakan perubahan putranya pada suami.

" Nanti kita tanya Aryan, Mah. Semoga bibi salah lihat." ucapnya ikut resah.

Di depan kamar Aryan, Nandini dan Bram saling memandang penuh tanda tanya.

" Ketuk aja, Mas!" pintanya tak sabaran.

Bram mencoba mengetuk pelan, ketukan tiga kali belum ada tanda-tanda Aryan membuka pintu.

" Kunci cadangan?" ucap Nandini cepat lalu beranjak ke kamarnya mengambil benda itu.

" Ini, Mas. Cepat!" desaknya dengan jantung berdebar-debar memikirkan putranya.

Berhasil dibuka dan mata mereka membelalak melihat kondisi kamar putranya.

" Aryan," histeris Nandini berlari mendekati putranya.

" Apa yang terjadi?" Kenapa seperti ini?"

Dia makin khawatir melihat putranya meringkuk di lantai seperti tak berdaya.

Sakit hati Nandini melihat putranya dalam kondisi seperti ini.

" Aisyah," Bram mengernyitkan kening mendengar nama itu keluar dari mulut Aryan. "Kenapa tiba-tiba?" gumamnya.

" Aryan kamu sakit, Sayang. Ayo naik di ranjang!" pintanya penuh kekhawatiran.

" Ayah panggil dokter," Nandini semakin panik.

Sementara Aryan terus mengigau memanggil nama seseorang.

" Ada apa dengan Aisyah, Nak. Mama kira kalian tidak berteman lagi. " Nandini menitikkan air mata, Aryan tidak sadar saat ini.

" Tenangkan dirimu mah! Aryan pasti baik-baik saja." ucapnya sambil menekan tombol menelpon seorang dokter.

Hanya beberapa menit Aryan terbangun dengan mata memerah. Dia memperhatikan orang tuanya kini mengelilinginya.

" Kamu sudah bangun, Nak. Baru saja ayah menelpon dokter Dimas."

Aryan mengumpulkan kesadarannya dan memandangi wajah sang mama.

" Aryan baik-baik saja, Mah. Tadi Aryan tidak sengaja ketiduran di lantai." terangnya.

" Bagaimana dengan yang ini?" sahut Bram menunjuk barang-barang yang berantakan karena ulah putranya.

" I-itu..?" Aryan terlihat gugup dan tidak tahu mengucapkan apa.

" Ayah," tegur istrinya.

Melihat tatapan tajam istrinya, Bram kembali ke kamar meninggalkan istri dan putranya. Mungkin mereka butuh waktu untuk membahas segala hal." pikir Bram.

Ketika pintu tertutup, Aryan mendekati sang mama lalu tidur dipangkuan. Dulu ketika dia bertengkar dengan Zahra, tempat berkeluh kesah adalah Aisyah. Tapi, sekarang wanita itu semakin menjauh. Ke mana lagi ia mengungkapkan isi hati jika bukan pada mama.

Nandini merasakan sebuah tetesan cairan hangat membasahinya. Ia tidak tahu apa yang sedang dialami putranya sehingga seperti ini.

" Katakan sayang! Ada apa ?"

Nandini masih membujuk sang putra tapi hanya isakan tangisnya semakin terdengar menyakitkan.

" Mah, Aryan telah melakukan kesalahan dan menyakiti hati seseorang.

Nandini hanya diam menyimak apa yang disampaikan putranya.

" Aryan merasa kesakitan kala mengetahui fakta penghianatan seseorang. Tapi, Aryan lebih sakit ketika mengingat wanita yang pernah kusakiti, aku melukainya tanpa memikirkan perasaannya saat itu. Apakah dia akan memaafkanku." lirihnya.

1
Dian Isnawati
lanjut
Uthie
Makin suka....
ditunggu kembali up berikutnya 👍🤗
Daulat Pasaribu
enak benar kamu aryan
Uthie
lanjut yg banyak 💪💪💪😀
Atun Ismiyatun
kak mf jangan biarkan aryan mengambil zidan dri aisyah karena nasab zidan berada ditangan aisyah smpai kapan pun....apalagi aryan seolah tk peduli pd aisyah setelah mengambil mahkotanya dan malah pergi keluar negri tanpa peduli dengan perasaan dan derita aisyah
Daulat Pasaribu
lanjut thor
Uthie
belum saatnya jalan mulusmu Aryan...
setelah Aisyah merasakan segala penderitaan nya dulu sewaktu kau hamili dan TDK kau akui, tapi malah kau Hina dia dengan kemiskinannya 🤨😤
Uthie
Up lagii dongggg 🤗🙏🙏🙏🙏🙏
Uthie
Bagus nya begitu Aisyah.. lebih baik berdua aja dengan Zidan... dari pada maksain hidup dengan laki2 yg dulu pecundang, pengecut, dan TDK bertangungjawab pada kehamilan Zidan 😡👍
Uthie
Cerita yg sukses menarik perhatian sy untuk terus menyimak sedari awal mampirnya 👍👍🤗
Uthie
bagus pak Bram 👍😡
Uthie
sukurin 😜
Uthie
typo : Aisyah= Suci 🙏
Uthie
coba mampir 👍♥️
Yoeni Menil
aryan gk bisa nikah sama aisyah karna nanti pasti tidur sama pacarnya karena mabuk 😁
Daulat Pasaribu
aku sih GK setuju sama Adriyan karna ibunya nenek lampir,kasihan Aisyah punya mertua nenek lampir
Najwa Najwa
lanjut
Atun Ismiyatun
puas kamu mbok marni anakmu dipermalukan didepan orang banyak..mbok kok nek enek wong sugih oengen nglamar anak seneng eram...lihat kedudukan aisyah wes duwe anak rung nikah pendidikanane yoa ra duwur...kudune aisyah lungo ko ngomah ngajak anake yo karepe...saiki seneng kowe mbok..anakmu diisenke..karo mbokne adriyan...po meneh iki malah dilamar om bram ameh didadejne bojone aryan sek pengin mbok hindari...po meneh mungkin aryan wes turu bareng karo zahra..saranku lungo wae aisyah go nenangne ati lan pikiran bumi ALLOH ki luas..semangat aisyah..
Wiwin Winarti
typo :masakin semplak???
Dar Pin
setuju Thor restu orang tua penting pasti ibunya akan memisahkan Adryan dengan Aisyah dengan latar belakang Aisyah kasian Aisyah akan menambah luka baru lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!