NovelToon NovelToon
Dari Benci Jadi Suami

Dari Benci Jadi Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Berbaikan / Ibu Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: nichi.raitaa

Tolong bantu support dan jangan lompat bab saat membaca ya, terima kasih 💗

Delilah Atmaja—seorang perempuan—yang sama sekali tak berkeinginan menikah, terpaksa menuruti kemauan sang ayah. Justru bertemu kembali dengan Ananda Dirgantara—musuh semasa SMA—dan justru berakhir di pelaminan. Tak berhenti sampai di sana, Rakanda Dirgantara—mantan cinta pertama Delilah—menjadi sang kakak ipar. Hadir juga hari dimana Raka menerima bantuan dari si jelita, Delilah. Membuat keruh hubungan rumah tangga Nanda dan Delilah yang telah menjadi seorang istri.

Dapatkah mereka akan melewati drama pernikahan dan pergulatan hati masing-masing? Akankah mereka berdamai dengan keadaan dan menemukan akhir yang bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nichi.raitaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 5

Kening Nanda mulai berkerut, dia sudah berusaha sebaik mungkin menahan sakit. Delilah meremas paha Nanda cukup kencang, mungkin saja hingga kuku panjang si jelita kini menancap di kulit. Sedikit perih, kemudian manik tajam si pria mengunci milik Delilah. Sepersekian detik tanpa suara setelah suara lembut si jelita menyematkan panggilan khas pasangan sungguhan.

“Bisakah kau meremas bagian lain saja nanti, jangan di sini?” Nanda menunjukkan rasa tak nyaman dengan senyum yang dipaksa terbit hingga terlihat meringis menahan sakit.

Sialan, mulut laknat, hardik Delilah dalam hati.

Tak ada suara yang keluar dari si jelita, tetapi manik mereka sibuk beradu kilat. Hingga seseorang memukul pelan puncak kepala Nanda saking gemas menyaksikan dan mendengar kalimat barusan.

“Tuh, Pak Wisnu. Lihat saja, kelakuan dokter unggulan rumah sakit Anda.” Suara simbok menyedot atensi seluruh orang di sekeliling meja, “nggak ada saringannya, ck ck ck.” Mbok Yem melanjutkan sambil berdecak.

“Memang, apa menurutmu sop lidah itu enak?” Wisnu menatap Mbok Yem serius.

“Bagaimana jika di semur saja, apa Anda menyukainya?” Mbok Yem menanggapi dengan serius.

Netra Nanda berkedip lucu mengamati sang Kakek dan Simbok saling melempar tanya. Dia mendadak merasa berperan sebagai sapi dalam obrolan tak tentu arah tersebut.

“Tunggu, sejak kapan kakek menginginkan lidah sapi?” Nanda masih tak megerti.

“Em, sejak aku menyadari jika hanya tanganmu yang berguna.” Wisnu meninggalkan meja dengan anggukan mantap dan kalimat tegas sambil menepuk bahu Nanda saat melewati si cucu.

Sejenak terdengar hembusan napas dari Wisnu yang berlalu menuju taman belakang. Kemudian terlihat kepala si Kakek menggeleng pelan dan menghilang di balik tikungan. Felicia terkikik melihat kelakar mereka, si wanita lembut itu memang sangat mudah tersentuh dan tersenyum. Tumbuh di keluarga yang mendidik dengan hati, membuat si wanita merasa lebih memaknai keramaian hidup di rumah tersebut. Apalagi jika sudah mulai para penghuni saling menggoda.

“Kau akan menyukai suasana rumah ini segera, Delilah. Pelan-pelan saja.” Feli menatap Deli dengan senyum ramah.

Dia sama sekali tak terusik perihal kalimat Nanda yang menyinggung surat si jelita pada suami tercintanya. Dia sendiri sudah mengetahui sejak awal. Hanya saja, tak enak jika akan dibahas di meja makan. Bukankah hal itu adalah aib si istri? Nanda memang harus diberi pelajaran. Terlihat air muka Raka setuju jika si adik harus bungkam.

“Nanda, bukankah harusnya kau menjaga istrimu?” Suara merdu Feli membuat manik tajam menatap, “jangan membahas hal yang tak perlu! Aw!” Feli mendadak menangkupkan lengan di perut, sedang menahan sesuatu.

“Ah, Kak Feli … kenapa?” Muka Delilah terlihat sangat khawatir, begitupun Nanda yang malah sudah berdiri.

Feli bertatapan dengan manik sang suami. Tanpa kalimat pun, Raka sudah memahami maksud sang istri untuk segera kembali ke kamar dan beristirahat lagi. Setelah berpamitan, mereka perlahan meninggalkan ruangan. Menyisakan dua insan pengantin baru di sana dengan tatapan sama tajam. Pelipis Delilah berdenyut kuat, dia tak menyangka berada di dekat Nanda selalu menaikkan tekanan darah.

Barangkali si jelita lupa, jika memang begitulah hubungan mereka sejak awal. Pikiran tentang kedewasaan akan merubah seseorang lenyap begitu saja. Bahkan ketika telah sekian tahun tak bertemu justru bukan rindu yang semakin menumpuk.

“Hhhh ….” Terdengar keluh di hembusan napas Delilah yang masih tertunduk dan memijat pelipis.

Dia menyesali keputusan untuk bersedia menetapkan tanggal. Hingga membuat perjanjian demi acara sakral yang telah berhasil digelar. Jika bukan karena orang tua si jelita sedang sakit keras saat itu, dia tak mungkin bersedia. Ingatan si jelita melayang pada tiga bulan sebelum pesta pernikahan digelar.

“Ayolah Delilah, apa kau tidak ingin membahagiakan Ayah yang selalu menuruti permintaanmu, hm?” Dion masih membujuk putrinya untuk menikah.

Setelah sekian kali si perempuan jelita itu menolak calon yang disuguhkan. Kali ini si Ayah sudah memastikan, jika tak mungkin dihindari. Dia sudah menitip pesan pada sang dokter untuk mengatur kalimat seolah dirinya tak memiliki banyak kesempatan hidup. Sungguh taruhan nyawa yang dikorbankan demi mendapat kata iya dari sang putri tercinta. Kemudian entah kebetulan apa lagi mengantar seorang pria mengajukan sang adik yang bersedia menikahi si putri dalam waktu dekat.

Tak mengulur waktu, Dion segera memesan meja dan mengatur jadwal pertemuan pertama mereka. Tebak bagaimana ekspresi kedua manusia berlainan jenis ini saat bertemu satu sama lain? Cegukan! Iya, Delilah tak bisa meredam keterkejutan yang menyerang tiba-tiba. Setelah bertukar sapa dengan si pria dan dipersilakan duduk untuk menetapkan tanggal.

“Hik, ah, maaf. Aku … hik, ah, si—hik—” Delilah sibuk menutup mulut sendiri.

Pria di depan terkekeh melihat calon istri yang dirasa gugup tersebut. Dia sendiri sedikit terkejut melihat perubahan penampilan si jelita yang kian terkesan dewasa nan anggun. Si pria bukan tak peka, tetapi dia sedang ribut dengan isi kepala dan hati sendiri. Tak beberapa lama kemudian Nanda menjentikan jari pada pelayan terdekat lalu meminta air putih hangat. Setelah sampai pesanan tadi, Nanda menyodorkan pada si wanita.

“Lekas minum sampai habis dan jangan berhenti, ayo!” Nanda memberi saran.

Delilah menurut saja, tetapi setelah diletakkan gelas kosong tadi. Cegukan masih terdengar lagi. Si wanita memutar bola mata malas lalu menatap pria yang tengah tertawa di depan.

“Delilah, maaf. Tapi kenapa tidak mempan, seberapa terkejut dirimu melihat ketampananku, hm?” Nanda berusaha mengontrol tawa, tetapi gagal.

“Kau mem—hik—mang, tak berni—hik—niat membantu, ‘kan? Hik ….” Delilah terdengar lucu.

Tak bisa lagi tertahan ribuan kupu-kupu yang bersarang di perut Nanda meledak begitu saja. Namun, si pria kini beranjak berdiri dan mendekat pada Delilah. Masih terdengar sesekali suara tawa renyah si pria. Terasa begitu menyebalkan momen barusan bagi Delilah kala mendengar musuh abadi sedang tertawa karenanya. Tatapan setajam pisau dapur menancap tanpa rasa pada Nanda, pria itu tak menghiraukan Delilah yang kesal.

“Coba, tutup hidung dan tahan napas sebentar.” Nanda duduk tepat di sebelah, mencondongkan tubuh mendekat pada Delilah.

Pria ini tidak sedang mencoba membunuhku, ‘kan? Hati Delilah menelisik.

Lagi-lagi si wanita menurut saja, gemas hanya melihat. Nanda menyentil ujung hidung Delilah. Membuat si wanita jelita itu menggerutu lagi, tentu tawa terdengar dari Nanda kembali.

“Yang serius, apa kau tidak ingin sembuh?” Nanda makin menggoda si wanita yang kini menggembungkan pipi. “Biar kubantu kalau begitu.”

Nanda bangkit berdiri di belakang si jelita yang masih tak reda juga cegukan mendadak sejak awal jumpa kembali dengan si pria. Lalu dia mengambil posisi menelungkupkan tubuh sambil berusaha membimbing tangan Delilah untuk meraih lututnya sendiri.

“Condongkan tubuh sedikit lagi, lalu peluk lututmu sendiri dan bernapas seperti biasa.” Tubuh si pria hangat melekat di punggung Delilah.

Sekian detik dalam posisi yang membingungkan, Delilah mengernyitkan kening tak paham sampai berhasil memeluk lutut. Kemudian setelah beberapa saat dia tersadar, ada degup jantung lain yang terasa di punggung. Tentu saja, milik Nanda. Si jelita memandang si pria yang terlihat sangat dekat. Iya, wajah Nanda tepat berada di sebelah wajah Delilah. Sedang mempertahankan posisi si jelita.

Sadar sedang di tatap mata lentik nan cantik dari sebelah. Nanda sengaja menatap balik, kemudian mendekatkan wajah pada si jelita.

Tunggu! Apa yang akan dilakukan pria nakal ini, ah tidak! Delilah menjerit dalam hati. Tubuhnya sedang terkunci.

1
Ripah Ajha
sungguh keren kata2mu Thor, aku jadi terhura eh terharu maksutnya🥰
nichi.raitaa: aw, terima kasih ya kakak juga sudah baca sampai akhir ... aku meleyot nihh 🫣🫠😘
total 1 replies
Krismargianti Andrean
lanjut thor nunggu nih ampe tambah es teh jumbo 5kali
nichi.raitaa: waduh kak ... apa nggak kembung 🤧 btw timamaciw sdh mampir, nih aku kasih 2 hati akuh 💗💗🫦
total 1 replies
Zee✨
hay kak nicki, aku mampir hehe semangattttt💪💪
nichi.raitaa: nyehehhee okidoki kak 💗 aku telhalu loh😵‍💫🫠
Zee✨: sama², nanti ye mau ngepel dulu😂😂
total 3 replies
Zee✨
dih kepedean amat bang😏
Zee✨: pantesan aku cari² nggak kelihatan, taunya di sana toh🤭
nichi.raitaa: 🤧😶‍🌫️ aku ampe ngumpet dibalik awan kakk
total 2 replies
Ripah Ajha
like Thor, tetep semangat update ya🥰
nichi.raitaa: terima kasih supportnya kak, wait ya 💗😘
total 1 replies
Ripah Ajha
gitu tu, kalok oasangan suami istri blom prnah mp, bawaannya emosi teros🤣
nichi.raitaa: aw ... si kk tau ajah 🤧🫣
total 1 replies
Ripah Ajha
keren karyamu thor
nichi.raitaa: terima kasih sdh membaca kak, semoga betah ya 💗
total 1 replies
·Laius Wytte🔮·
Kisahnya bikin baper, jadi terlarut sama ceritanya.
nichi.raitaa: terima kasih sudah membaca, Kak 💗 teruskan lagi yuk kakk 🥰
total 1 replies
Sandy
Seru banget, gak bisa berhenti baca😍
nichi.raitaa: terima kasih, sudah membaca kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!