NovelToon NovelToon
Sambat!

Sambat!

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy
Popularitas:39.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Besar tanpa rasa takut, sering ditindas dan di bully dari kecil membuat lelaki ini kebal oleh hinaan serta ejekan.

Awalnya dia selalu diam, tapi karena diamnya malah ditertawakan, dianggap sebagai bentuk ketakutan, dan justru makin membuat orang lain senang mempermainkannya. Kini dia berubah menjadi apa yang orang label kan pada dirinya.. Menjadi penjahat yang sesungguhnya!

Tapi.. Hati kecilnya selalu ingin sambat akan ketidak adilan yang selama ini dia rasakan. Dia lelah berpura-pura kuat.. Dia juga manusia biasa.. Yang ingin Sambat!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Kado ulang tahun Ai

"Sakau?" Tanya Dani kepada sang dokter. Dokter itu mengangguk.

Kepala Dani mendadak ikut pusing. Seperti ada bongkahan batu besar yang jatuh menimpa kepalanya. Bagaimana cara Dani menjelaskan kepada atasannya jika putranya mengalami masalah serius dengan obat terlarang.

"Apa ada obatnya? Maksud saya obat agar tidak lagi mengalami kecanduan?" Dani berusaha mencari jalan keluar untuk masalah yang menimpa Alka.

Dokter itu tersenyum sambil menggeleng. "Tidak ada obat apapun yang bisa menghentikan efek kecanduan. Jika pasien diberi obat lain, katakanlah obat penenang misalnya.. Hal itu justru akan membuat ketergantungan baru pada tubuh pasien. Sistem imunnya bisa rusak jika terus menerus menkonsumsi obat-obatan yang sebenarnya tidak diperlukan tubuh."

"Astaga." Entah kata 'astaga' ini sudah berapa kali Dani ucapkan hari ini. Alasannya? Karena banyak hal yang membuat dirinya terkejut.

"Berapa lama efek obat itu dok? Apa bisa sembuh?" Kembali bertanya.

"Jika anda bertanya berapa lama penghentian efek sabu berlangsung, jawabannya bisa berkisar antara dua minggu hingga beberapa bulan. Namun, dalam kebanyakan kasus tahap kritis berlangsung sekitar sepuluh hari, di mana gejala putus obat berada pada puncaknya. Bisa sembuh asal ada niat kuat dari pasien untuk berhenti mengkonsumsi obat-obatan terlarang tersebut."

Penjelasan itu menjadi bekal Dani untuk mencari informasi lebih jauh tentang serbuk narkoba bernama sabu. Tangannya tak berhenti memainkan tab nya, dan dia baru bisa bernafas lega setelah mendapat balasan email dari dr. Selena.

'Dia tidak sakau. Tenang saja. Kami para dokter juga terkadang salah mendiagnosa apa yang terjadi pada pasien. Hanya sekali melihat dan mengenal gejala yang kamu sebutkan tadi, Alka bisa saja tersulut emosi karena adanya pancingan dari lingkungan sekitarnya. Untuk sakit kepala dan nyeri di dada itu tidak ada kaitannya dengan sabu-sabu. Lebih jelasnya kamu bisa mengajak Alka ke tempat ku jika kalian sudah berada di sini.'

"Syukurlah.. Aku akan membuat sampah itu membusuk hingga lupa jika dirinya masih ada di dunia jika sampai mas Alka kenapa-napa." Dani bermonolog.

Hadirnya Aini, pak Jawir serta Shopiah di rumah sakit dengan muka tegang bercampur khawatir langsung di sambut oleh Dani.

"Di mana anakku? Kenapa dia bisa sampai berada di sini? Bukankah tadi dia hanya ijin pergi ke toilet?" Shopiah langsung meluapkan keingintahuan diiringi pandangan curiga yang ditujukan kepada Dani.

"Alka kenapa om? Dia nggak apa-apa kan? Kenapa om bawa Alka ke rumah sakit??" Kali ini Aini menambah pusing kepala Dani, mau menjelaskan dari mana.

"Al hanya kecapean. Kalian tenang saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Sepertinya Tuhan memang tidak pernah meninggalkan hambanya yang kesulitan, buktinya di saat Dani masih merangkai kata di kepalanya ingin menjawab pertanyaan kedua wanita di depannya itu dengan mode mengarang bebas ala dia, sudah ada pak Jawir yang mengambil alih dosa-dosanya dengan berbohong kepada anak dan istrinya.

"Aku ingin lihat Alka mas, dia di mana?" Shopiah merengek seperti anak kecil.

"Mas Alka kebetulan sedang istirahat nyonya." Kali ini Dani tidak perlu berbohong. Dia bisa menjawab pertanyaan Shopiah dengan cepat.

"Istirahat? Aku ingin ketemu Alka om. Masa nggak boleh??" Aini seperti mencari celah agar bisa bertemu dengan Alka.

"Boleh. Tapi nanti nona."

Ibu dan anak perempuan itu menyerah. Dengan sedikit nasehat dari pak Jawir kedua perempuan itu tidak lagi mengintimidasi Dani dan bersabar jika ingin bertemu dengan Alka.

Malam semakin larut, dan Alka bangun dari tidurnya. Sampai di rumah sakit, Alka hanya disuruh bed rest. Benar-benar tidur karena Alka ingin mengistirahatkan badannya. Lelah fisik dan mental membuat dirinya mudah tertidur meski tanpa obat penenang atau obat tidur sekalipun.

Turun dari tempat tidur yang tadi berjasa membuatnya dirinya membuang separuh penat dalam dirinya, Alka tidak menemukan siapapun di ruangan itu. Saat kakinya menapaki ruangan lain, dia bisa melihat Dani tidur dengan posisi duduk berbantalkan tangan yang menopang kepala. Bisa dilihat jika dia masih memangku tab di pahanya.

Sedikit suara dari langkah kaki Alka membawa Dani terjaga. Lelaki itu langsung membuka matanya. Meski terlihat lelah tapi Dani mencoba mengembalikan fokusnya.

"Butuh sesuatu mas?" Pertanyaan Dani terdengar berat. Suara serak khas orang bangun tidur. Tapi prioritas lelaki itu tetaplah Alka. Dia mengabaikan rasa kantuk yang tadi menyerangnya. Jika ditelisik ke belakang, sebenarnya dia baru beberapa menit yang lalu bisa memejamkan mata setelah melakukan pembicaraan serius dengan atasannya, Pak Jawir.

"Apa yang dokter katakan om? Apa aku punya penyakit parah? Atau mungkin aku ketergantungan obat? Atau-"

"Tidak ada yang seperti itu mas. Kamu sehat dan baik-baik saja."

"Kamu tahu aku nggak bisa dikatakan sehat apalagi baik-baik saja om. Aku bukan anak kecil yang bisa kamu bohongi. Kenapa nggak jujur aja, apa aku harus tanya langsung ke dokter di sini untuk tahu kondisi ku yang sebenarnya?"

Dani mencoba menanamkan hal positif di pikiran Alka. Tapi sepertinya anak itu tak bisa begitu saja percaya dengan apa yang Dani ucapkan.

"Saya mau tanya, kenapa mas Alka selalu berpikir jika ada yang salah dalam diri mas Alka?" Tanya Dani kemudian.

"Ya karena itu kenyataannya." Alka tak ingin menatap Dani. Berpaling adalah pilihannya.

"Salah! Karena itu yang mas tanamkan dalam benak mas Alka sendiri. Kita adalah apa yang kita pikirkan. Jika kita berpikir kita ini adalah orang jahat, maka seumur hidup kita juga pasti akan bertindak dan berperilaku seperti apa yang otak kita perintahkan. Otak memproses semua hal kejahatan yang harus kita lakukan. Karena sejak awal yang kita tanamkan di dalam benak adalah kita pelaku kejahatan. Dan sebaliknya, jika otak kita diberi doktrin semua hal baik maka tindakan dan perbuatan kita akan mengikuti semua itu."

Sedang melakukan pembicaraan serius, keduanya dikejutkan dengan kehadiran Aini. Gadis itu masuk ke dalam ruangan tempat Alka dan Dani sedang berbincang.

"Kamu.. Kamu nggak apa-apa kan? Kenapa kamu bikin aku cemas sih, aku nggak apa-apa kalau kamu nggak ngasih aku kado atau nggak inget ini hari apa juga nggak apa-apa kalau kamu nggak bisa pulang.. Tapi jangan bikin aku cemas gini. Jangan sakit! Kamu nggak tau gimana cemasnya aku. Pasti karena aku ya kamu jadi kayak gini?! Kamu paksain diri buat ada di sini.. Aku udah bikin kamu sakit.. Maaf.."

Alka mengerutkan keningnya. Menatap Dani yang juga mengangkat bahu pertanda tidak tahu menahu dengan kegalauan yang dirasakan Aini.

"Saya keluar dulu mas." Dani tak ingin mengganggu waktu antara dua saudara yang bermain bucin-bucinan itu.

"Kamu kenapa Ai?" Tanya Alka tidak mengerti.

"Kamu yang kenapa?!" Bentak Aini sambil mendorong dada Alka sehingga Alka terhuyung ke belakang.

"Aku ada salah? Kalau iya, aku minta maaf."

"Ya Allah Al.. Kamu ini ngerti nggak sih kalau aku khawatir sama kamu!! Kamu pura-pura oon apa beneran udah bego sekarang, belajar di luar negeri ternyata nggak bisa bikin pikiran kamu jadi tambah pinter."

Alka mencerna apa yang Aini ucapkan. Kenapa sulit sekali memecahkan kode dari wanita di depannya ini?

"Kamu kangen aku?" Alka coba menebak apa yang Aini rasakan dengan kalimat singkat yang lebih dia mengerti dari pada kalimat panjang lebar yang Aini katakan tapi membuat kepalanya kian pening.

"Harus banget aku jawab?? Kenapa kamu nggak peka sih?? Keterlaluan tau nggak!!"

"Ai.. Besok aku harus kembali ke London. Mungkin setelah itu aku akan jarang pulang ke sini, jadi aku mau ucapin selamat ulang tahun untuk delapan tahun ke depan. Selamat ulang tahun yang ke tujuh belas, selamat ulang tahun yang ke sembilan belas, selamat ulang tahun yang ke dua puluh.. Eh lupa, aku kudu stop di ultah kamu yang ke tujuh belas. Karena nanti kamu pasti udah punya pacar di umur segitu."

"Udah?? Udah ngarangnya?? Atau mau ngarang lagi?? Aku dengerin!!"

'Salah lagi? Oh my God.. Tolong pindahkan aku ke dalam kantong Doraemon sekarang juga. Aku menyerah..''

"Kenapa kamu harus pergi sih Al.. Aku nggak butuh ucapan ultah mode gerebekan dari kamu tadi. Aku butuh kamu tau nggak!" Aini berucap setelah beberapa saat keduanya terdiam.

"Aku nggak pergi selamanya Ai, aku pasti kembali.." Hanya itu yang bisa Alka katakan untuk membuat saudaranya itu berhenti tantrum.

Tanpa diperintah, Alka mendekatkan diri ke arah Aini. Menabrakkan badannya sehingga kedua tubuh mereka saling bersentuhan. Dengan tangan kiri memegang pinggang dan tangan kanan mengusap pucuk kepala Aini, Alka menepis jarak di antara mereka.

"Maaf gara-gara aku pesta ulang tahunmu jadi berantakan. Ai.. Selamat ulang tahun. Aku berharap semua hal baik akan selalu menyertai mu."

Masih mematung, Aini akhirnya memberanikan diri membalas pelukan Alka. "Aku minta kado dari kamu.." Ucap Aini seperti berbisik.

"Bilang aja, mau kado apa.."

"Cium aku!"

1
inimah benaran si ai pikiran nya 🙈🙈🙈🚶🏽‍♀️🚶🏽‍♀️
𝐙⃝🦜 вυιαи ᴊιиggα𒈒⃟ʟʙᴄ.
pak Jawir harusnya alka diterapi sama psikolog agar bisa ngeluarin uneg² dan menghilangkan traumanya..
𝐙⃝🦜 вυιαи ᴊιиggα𒈒⃟ʟʙᴄ.
kenapa harus dikirim ke LN selama itu pak Jawir.. harusnya alka diajak diskusi dulu, ditanya mau apa ga.. kan nanti yang akan menjalaninya alka..
𝐙⃝🦜 вυιαи ᴊιиggα𒈒⃟ʟʙᴄ.
tiap ada trio Ichi kiwir pasti ngakak. ada aja kelakuan mereka.. 🤣🤣🤣
𝐙⃝🦜 вυιαи ᴊιиggα𒈒⃟ʟʙᴄ.
nyenengin orang dapat pahala ya ndu.. wkwk 😂🤣
𝐙⃝🦜 вυιαи ᴊιиggα𒈒⃟ʟʙᴄ.
astaga.. 🤣🤣🤣
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
peluk lah diriku dan jangan kau lepas🎶🎶🎶
knp aku jadi inget lagi itu gegara adegan yg akan mereka reka ulang🤦🏻‍♀️
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
itu di akhir part, Ai kepedesan ya Thor?
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
woahh😱😱😱
om nackalll
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
ini bisa masuk hikmah dibalik musibah gak sih😌
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
kesian juga Starla, krna dia pikir ucapan Alka itu ditujukan buat dirinya..
pdhl jelas itu bukan mksd Alka..
semua gegara memori masa lalu yg kembali terbayang dalam ingatan Al
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
Ai oeeeeee, apaan kamu begituan??
gosah ajarin aku yg iya² ya Ai😌😌😌
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
bobol, bobol sudah Benteng Takeshi 🤣🤣🤣
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
lagian bandel, masih aja dibaca🤣🤣🤣
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
lebih dari itu malah😌😌😌
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
dipantau, bosQuuu🤣🤣🤣
𝐔 𝐏 𝐈 𝐋 𝐈 𝐍🌼
hayolohhh🤣🤣🤣
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
ſᑎᵇᵃˢᵉ
Alka mempercayai Starla dengan menceritakan masa lalunya yang disimpan erat² oleh alka..
尺o
semoga trauma kamu sembuh al
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!