Tidak selamanya jodoh itu datang sendiri, terkadang datang satu paket dengan anaknya.
Di usinya yang sudah matang, Arjuna belum juga menemukan tambatan hatinya. Padahal Arjuna dikenal sebagai seorang playboy di masa remajanya dulu.
Namun siapa sangka, takdir malah mempertemukannya kembali dengan sang mantan kekasih yang kini telah berstatus sebagai janda beranak satu.
Akankah mereka bersatu kembali dan hidup bahagia untuk selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbongkarnya Kejahatan
"Ada apa ya bu? Sepertinya saya mendengar suara non Rinjani berteriak"
Tanya Dina pada bu Dewi, ketika mereka tidak sengaja berpapasan di lorong menuju dapur.
"Gak tahu Ibu juga, ayo kita periksa saja. Takutnya ada maling"
Jawab bu Dewi. Merekapun berjalan beriringan menuju dapur, dengan sapu dan lap pel di tangan masing-masing untuk berjaga-jaga.
"Astagfirullah! Rinjani? Kamu kenapa nak?"
Teriak bu Dewi histeris, ketika melihat Rinjani terbaring di lantai dapur.
"Non Rinjani, kenapa non?"
Tanya Dian pula yang sama paniknya dengan bu Dewi.
"L-Laura..dia..."
Ucap Rinjani terbata, namun sebelum menyelesaikan ucapannya Rinjani sudah kehilangan kesadarannya.
"RINJANI...!"
Bu Dewi berteriak histeris setelah melihat Rinjani pingsan, di tambah pula darah segar yang mengalir deras dari paha Rinjani.
***
***
"Arjuna, pulang sekarang juga nak!"
Titah dad Alvin dari ujung telepon.
"Loh, kenapa dad? Tugasku disini belum selesai loh"
Jawab Arjuna keheranan.
"Tinggalkan saja pekerjaan disana, biarkan Marco yang akan mengurusnya. Ada hal yang lebih penting disini"
"Ada apa dad? Apa terjadi sesuatu pada mommy?"
Pikiran Arjuna langsung tertuju pada mom Shana, karna sebelumnya Rinjani pernah mengatakan mom Shana sedang kurang sehat.
"Bukan mommy Jun, tapi istri kamu. Dia di rawat di rumah sakit sekarang, sampai sekarang dia belum sadarkan diri"
Beritahu dad Alvin dengan raut muka sedihnya.
"Kenapa Rinjani bisa masuk rumah sakit dad?" Tanya Arjuna.
"Kami belum tahu pasti. Bu Dewi bilang dia menemukan Rinjani sudah dalam keadaan pingsan. Jadi kita langsung bawa Rinjani ke rumah sakit untuk mendapat penanganan"
Dad Alvin menjelaskan.
"Baiklah, aku pulang sekarang juga dad"
Ucap Arjuna seraya mengusap wajahnya dengan kasar.
"Kenapa pak?"
Tanya Marco yang sedari tadi memperhatikan bosnya tersebut.
"Rinjani masuk rumah sakit. Aku harus pulang ke Jakarta secepatnya, semua urusan di kantor ini aku percayakan kepadamu"
Ucap Arjuna dengan wajah gusarnya.
"T-tapi pak? Saya tidak memiliki cukup pengalaman untuk memimpin perusahaan sebesar ini"
Ucap Marco yang ragu pada dirinya sendiri.
"Kau pasti bisa Marco, aku percaya padamu. Aku tidak punya waktu lagi, Rinjani membutuhkan kehadiranku disana"
"B-baik pak, semoga bu Rinjani lekas sembuh"
"Hem. Terima kasih"
Balas Arjuna seraya berlalu pergi meninggalkan gedung kantor tersebut.
***
2 jam kemudian, Arjuna sudah tiba di rumah sakit tempat Rinjani di rawat.
"Rin, ayo bangun sayang. Aku ada di sini?"
Ucap Arjuna seraya menggenggam erat tangan Rinjani. Cairan bening lolos begitu saja dari wajah tampan itu, kala melihat wanita yang di cintainya terbaring tak berdaya di ranjang pasien dengan jarum infus yang menancap di pergelangan tangannya.
Hatinya begitu hancur melihat kondisi sang istri saat ini, terlebih lagi Rinjani dan Arjuna telah kehilangan calon bayi mereka, karna Rinjani mengalami keguguran.
Tapi Arjuna mencoba untuk tetap tegar, dan tak mau terlihat lemah dihadapan Rinjani dan keluarganya.
"Kamu disini mas? kapan kamu pulang?"
Lirih Rinjani seraya membelai lembut wajah suaminya itu, memastikan sosok Arjuna adalah nyata bukan khayalannya saja.
Setelah Rinjani yakin dia tidak sedang berkhayal, Rinjani mencoba bangkit untuk memeluk sang suami, namun gagal. Rasa sakit yang Ia rasakan sangat membatasi pergerakannya.
"Eh, kamu mau ngapain sayang? Jangan bangun dulu ya. Tunggu sebentar, aku panggil dokter dulu"
"Jangan mas, jangan pergi lagi. Kamu di sini saja"
Pinta Rinjani sembari menahan lengan Arjuna agar tak pergi meninggalkannya.
"Iya sayang"
Ucap Arjuna, namun tangannya dengan sigap menekan tombol darurat untuk memanggil dokter.
"Apa yang sebenarnya terjadi sama kamu sayang? kenapa kamu bisa pingsan di dapur?"
Tanya Arjuna dengan hati-hati, karna sadar akan kondisi Rinjani yang masih lemah.
"Laura mas? dimana dia sekarang? dia punya niat jahat sama mommy"
Kata Rinjani, saat kesadarannya sudah kembali sepenuhnya.
"Laura? Maksud kamu apa sayang?"
Tanya Arjuna heran sembari mengernyitkan dahinya.
"Aku melihat Laura mencampurkan sesuatu pada makanan mommy, saat aku menegurnya dia malah marah dan mendorong aku sampai jatuh. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi"
Ucap Rinjani seraya mengingat kembali kejadian terakhir yang dialaminya sebelum pingsan.
"Rin akhirnya kamu sadar juga nak?"
Bu Dewi yang baru masuk ke ruang VIP tempat Rinjani di rawat terlihat sangat bahagia melihat putrinya sudah sadar dari tidur panjangnya.
"Bu tolong jaga Rinjani sebentar ya, saya harus mengerjakan sesuatu!"
Pinta Arjuna seraya bangkit dari duduknya dari kursi yang terletak di samping ranjang Rinjani.
"Loh, kamu mau kemana mas?"
Tanya Rinjani sembari menahan tangan Arjuna lagi.
"Aku ada perlu sebentar Rin, tidak akan lama kok"
Dusta Arjuna.
"T-tapi mas" Rinjani masih saja menahan Arjuna.
"Pergilah nak! Ibu akan tetap disini jagain Rinjani"
Ucap bu Dewi seraya berjalan mendekat ke arah Rinjani untuk menenangkan putrinya itu.
Di saat itu pula dokter yang menangani Rinjani datang untuk memeriksa kondisi Rinjani, dan kesempatan itu Arjuna gunakan untuk pergi meninggalkan ruangan tersebut.
***
***
Arjuna melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, jarak dari rumah sakit menuju rumah yang biasanya ditempuh dalam waktu 30 menit, kini Ia tempuh dalam waktu 15 menit saja.
"Dimana Laura? Dimana wanita itu?"
Teriak Arjuna, sesampainya di rumah Arjuna langsung mencari keberadaan Laura.
"Kenapa Jun? Kenapa kamu cari mbak Laura?"
Tanya Emily keheranan, ketika melihat wajah Arjuna dipenuhi dengan amarah.
"Dimana pembantu baru itu kak?"
Tanya Arjuna lagi dengan penuh penekanan.
"Dia sudah pulang kampung karna ibunya sakit, ada apa sebenarnya Jun?"
"Sudah kuduga!"
Umpat Arjuna seraya berjalan menuju ruangan keamanan, untuk mengecek rekaman CCTV yang terpasang di beberapa titik di rumah tersebut, Emily yang penasaran mengikuti langkah sang adik dari belakang.
***
"Ya ampun itukan mbak Laura sama Rinjani, kelihatannya mereka sedang bertengkar"
Kata Emily sembari melihat rekaman CCTV yang merekam kejadian di area dapur, sebelum insiden yang menimpa Rinjani terjadi.
"Aaakkk!" Pekik Emily sembari menutup matanya, saat melihat Rinjani di dorong oleh Laura cukup keras hingga Rinjani jatuh tersungkur membentur meja tepat dibagian perutnya.
Arjuna mengepalkan tangannya, saat melihat Laura lari begitu saja bukannya menolong Rinjani di saat Rinjani sedang merintih kesakitan.
"Dimana kamar wanita itu?!"
Tanya Arjuna dengan rahangnya yang mengeras.
"Di belakang Jun, di sebelah kamarnya mbak Dina"
Jawab Emily sembari menunjuk ke arah kamar belakang, dimana kamar para ART berada.
Arjuna berjalan menuju kamar belakang tempat Laura tinggal selama bekerja di rumah tersebut, setengah berlari Emily mengikutinya Arjuna dari belakang agar bisa mengimbangi langkahnya.
Bruk
Arjuna membuka kamar itu dengan kasar, Ia menggeledah seisi kamar itu tanpa terlewat sedikitpun. Mencoba mencari sesuatu tentang Laura yang mungkin tertinggal di kamar itu.
"Ini kan obat tidur!"
Ucap Arjuna saat menemukan bungkus obat Tidur dalam jumlah yang cukup banyak di laci nakas yang terletak di samping tempat tidur Laura.
Sepertinya wanita itu pergi dengan tergesa hingga meninggalkan beberapa barang miliknya di kamar tersebut.
"Jangan-jangan obat tidur ini yang dimasukan wanita itu ke dalam makanan mommy, seperti yang dikatakan Rinjani. Hingga membuat kesehatan mommy memburuk akhir-akhir ini. Tapi untuk apa wanita itu melakukan semua ini?" Batin Arjuna.
***
Kecurigaan Arjuna terbukti saat hasil tes darah mom Shana keluar, hasil tes darah tersebut menunjukan ada kandungan obat tidur dalam dosis tinggi dalam tubuh wanita paruh baya itu.
Tentu saja itu sangat berbahaya, karna bisa menyebabkan overdosis. Bahkan bisa berakhir dengan kematian pula jika terlambat ditangani.
Tanpa membuang waktu lagi, hari itu juga Arjuna langsung melaporkan Laura ke kantor polisi dengan bekal rekaman CCTV dan obat tidur yang ditemukan dikamar Laura sebagai barang bukti.
Bukan hal yang sulit bagi pihak kepolisian untuk menemukan Laura, karna penjahat amatiran itu juga meninggalkan kartu identitasnya di rumah keluarga Bagaskara.
Laura ditangkap oleh pihak kepolisian dengan sangat mudah, saat wanita itu sedang bersembunyi di rumah Tuti.
Karna tak memiliki banyak uang, Laura tidak punya biaya untuk melarikan diri ke tempat yang jauh. Dia hanya bersembunyi di dalam lemari yang berada di rumah Tuti saja saat polisi datang untuk menangkapnya.
"Ada apa ini pak, kenapa anak saya di tangkap?"
Tanya Tuti histeris, kala melihat putrinya itu dibawa paksa oleh pihak kepolisian dalam keadaan tangannya yang diborgol.
"Bu, tolong aku bu"
Pekik Laura sambil terus meronta-ronta.
"Lepaskan anak saya pak!"
Pinta Tuti pula sembari mencoba menolong Laura.
"Bu mohon kerjasamanya, semua bisa kita selesaikan di kantor polisi"
sakit nih ryan
kelakuan astaghfirullah.
healjng ke gunung bs2 hilang.. bnr jg 😀
jika suami setia seribu pelakor dtg aman RT