NovelToon NovelToon
MY BEAUTIFUL SOLDIER

MY BEAUTIFUL SOLDIER

Status: tamat
Genre:Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Dokter Genius / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: PimCherry

Rafael Graziano Frederick, seorang dokter spesialis bedah, tak menyangka bahwa ia bisa kembali bertemu dengan seorang gadis yang dulu selalu menempel dan menginginkan perhatiannya.

Namun, pertemuannya kali ini sangatlah berbeda karena gadis manja itu telah berubah mandiri, bahkan tak membutuhkan perhatiannya lagi.

Mirelle Kyler, gadis manja yang sejak kecil selalu ingin berada di dekat Rafael, kini telah berubah menjadi gadis mandiri yang luar biasa. Ia tergabung dalam pasukan khusus dan menjadi seorang sniper.

Pertemuan keduanya dalam sebuah medan pertempuran guna misi perdamaian, membuat Rafael terus mencoba mendekati gadis yang bahkan tak mempedulikan keselamatan dirinya lagi. Akankah Mirelle kembali meminta perhatian dari Rafael?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TINDAKAN GEGABAH

Alma yang tak bisa tidur karena masih memikirkan sikap Rafael padanya, akhirnya keluar dari tenda. Ia menggunakan jas dokter miliknya dan akan berjalan jalan. Bagi Alma, jas dokter miliknya adalah kebanggaannya. Ia ingin memperlihatkan pada siapa pun, siapa dirinya.

“Selamat malam,” sapa Mirelle, “Bisa bantu saya, rekan saya tertembak dan membutuhkan bantuan segera.”

Alma yang melihat sosok wanita berpakaian hitam hitam pun mendekat.

Wanita itu? - batin Alma.

Alma melihat wanita itu berbicara kembali dengan seorang pria yang ia yakin adalah rekan kerjanya karena berpakaian sama seperti Mirelle. Setelah selesai berbicara, Mirelle pun keluar dari tenda dan berniat kembali ke atas bukit untuk membantu Xena dan Snake.

Mirelle yang merasakan seseorang mengikutinya pun menolehkan kepalanya, “Keluarlah! Apa yang kamu inginkan?”

Alma keluar dari persembunyiannya, “hmm … hebat sekali kamu tahu kalau aku mengikutimu.”

“Apa ada sesuatu yang anda inginkan atau mungkin anda butuhkan, Dok?" tanya Mirelle pada Alma karena wanita itu menggunakan jas putih tang biasa digunakan ileh seorang dokter, sama seperti milik Rafael.

“Menjauhlah dari Rafael,” ucap Alma langsung pada intinya.

“Untuk apa saya menjauh kalau saya memang tidak dekat?” tanya Mirelle. Ia membuka kacamata hitam miliknya lalu menatap Alma dengan tajam.

Melihat Mirelle, Alma terpesona meski hanya beberapa detik. Wanita di hadapannya ini memiliki tatapan tajam dengan manik mata mempesona, bahkan dirinya saja sampai tak bisa berkata kata.

“Pembohong! Kamu pasti sengaja tarik ulur dengan Rafael supaya ia penasaran denganmu kan? Aku sangat mengenal jenis wanita sepertimu,” ucap Alma.

“Anda menyukainya, Dok?” tanya Mirelle.

“Ya, aku menyukainya, bahkan aku mencintainya. Keluarga kami sudah setuju untuk menjodohkan kami berdua dan kamu akan segera bertunangan,” ucap Alma menambahkan bumbu bumbu agar Mirelle menjauh sejauh mungkin dan tak mengganggu hubungannya dengan Rafael.

Mirelle sedikit kaget dengan apa yang dikatakan oleh Alma, tapi tak seperti Mirelle yang dulu yang mungkin akan langsung berteriak, ia hanya diam, datar, bahkan terkesan dingin.

Mirelle kembali menggunakan kacamata hitamnya, “Ambilah jika memang kamu menyukainya. Ia bukan milikku dan aku pun tak menyukainya. Selamat saya ucapkan untuk rencana pertunangan anda, Dok. Saya permisi dulu.”

Alma tersenyum senang saat melihat Mirelle yang ia yakini akan segera menjauh dari Rafael. Tak akan ada lagi ancaman untuknya.

Namun baru beberapa langkah Mirelle berjalan, lengannya ditarik oleh seseorang.

“Kamu tak menyukaiku lagi, Elle?” Mata tajam Rafael seakan mengintimidasi Mirelle.

“Tidak,” jawab Mirelle singkat, yang langsung membuat Rafael seperti terjun bebas ke dasar jurang.

“Jangan membohongi perasaanmu, Elle. Aku tahu kamu masih mencintaiku,” Rafael memegang kedua lengan bagian atas Mirelle.

“Lepaskan saya, Dok. Saya masih dalam misi dan harus segera kembali,” ucap Mirelle.

“Tatap mataku dan katakan padaku kamu tak mencintaiku lagi, Elle,” ucap Rafael. Ia sangat yakin Mirelle tak akan bisa melakukannya, mengingat bagaimana dulu Mirelle begitu ingin selalu di dekatnya dan tak bisa lepas darinya.

Mirelle menghela nafasnya kemudian membuka kacamata hitam yang ia gunakan, “Dokter Rafael, saya tak mencintai anda.”

Rafael terdiam dan tubuhnya terasa kaku. Mirelle menatapnya dengan tajam tanpa berkedip, bahkan setiap kata kata yang ia ucapkan terdengar begitu tegas tanpa ada keraguan sama sekali.

“Saya permisi, Dok,” Mirelle kembali memakai kacamata hitam miliknya lalu bergegas pergi karena sepertinya ia telah menghabiskan banyak waktu karena meladeni Alma dan juga Rafael.

Sementara itu, Rafael masih terdiam mematung di posisinya tadi. Hatinya seakan diremat hancur dengan apa yang dikatakan oleh Mirelle.

“Apa aku sudah terlambat untuk menggapaimu, Elle?” - batin Rafael.

Alma yang melihat itu tersenyum senang. Ia berencana segera memberitahu Daddynya, untuk segera merencanakan perjodohan antara dirinya dengan Rafael.

*****

“Aku kembali, Kak,” Mirelle kembali ke posisi di mana Xena dan Snake sudah siap dengan senjata laras panjang mereka.

“Kamu sudah kembali, Elle?”

“Hmm … Kak Lion sudah ditangani oleh paramedis.”

“Terima kasih, Elle,” ucap Snake yang masih fokus dengan senjatanya. Ia masih meletakkan sebelah matanya dan sepertinya ia sudah memiliki sasaran tembak.

Mirelle mengambil posisi di samping Xena dan mulai memposisikan senjatanya. Ia memperhatikan area pertahanan para pemberontak yang masih terlihat ramai dengan sebuah api unggun yang ada di tengah tengah camp mereka.

“Kita harus masuk ke sana untuk meletakkan beberapa jebakan dan bom,” ucap Xena.

“Kak Xena benar. Jika kita melakukan itu, kita bisa segera menghancurkan kekuatan mereka. Pemberontakan ini akan segera selesai,” ucap Mirelle.

“Tapi itu berbahaya. Dari pengamatanku, jumlah mereka tidaklah sedikit. Kita tak bisa masuk ke sana sendiri, itu namanya bunuh diri,” ujar Snake.

Xena menghela nafasnya pelan. Apa yang dikatakan oleh Snake ada benarnya, tapi jika seperti ini terus, maka pemberontakan ini tak akan selesai selesai.

“Biar aku saja yang ke sana, Kak,” ucap Mirelle. Hal itu membuat Snake dan Xena langsung menoleh ke arahnya.

“Kamu gila, Elle?! Aku tak akan mengizinkannya. Jika rencana ini disetujui pun, maka aku lah yang harus pergi,” ucap Snake.

“Aku pintar menyamar, Kak. Apa kalian lupa pada keahlianku?” tanya Mirelle.

Memang Mirelle memiliki keahlian menyamar yang tidak dimiliki oleh rekan kerjanya yang lain. Kemampuan Mirelle mengulas make-up yang pernah ia pelajari dulu, cukup berguna sekarang ini.

“Pintar menyamar bukan berarti kamu bisa ke sana, Elle. Aku tetap tidak setuju,” ucap Snake.

“Kalau begitu biar aku saja,” ucap Xena.

“Tidak, Xena!” Snake langsung tak setuju dengan keinginan Xena. Ia sudah bekerja sama bersama Xena sejak lama dan ia tak mau jika sampai kehilangan Xena.

Xena berdecak kesal. Ia yang memberikan ide, seharusnya tak mengapa jika ia menjalankannya.

“Sekarang apa yang harus kita lakukan? Apa kita hanya akan menembak mereka satu persatu?” tanya Mirelle.

“Itu juga yang kupikirkan, karena itulah aku memberi ide tadi,” jawab Xena.

“Komandan tak mengizinkan kita melakukan tindakan yang terlalu beresiko. Kita juga harus menjaga keselamatan diri kita sendiri,” ucap Snake, “Tujuan utama kita adalah menangkap pemimpin mereka.”

“Bagaimana kalau kita pergi bersama sama saja?” tanya Mirelle pada akhirnya.

“Benar! Kalau kita pergi bersama, kita bisa saling melindungi,” ucap Xena.

“Kalian berdua itu sama sama keras kepala!” Ujar Snake.

“Apa kalian tahu bahwa Lion akan marah jika kita bergerak tanpa dirinya?” lanjut Snake.

“Kita akan membawa kabar gembira untuk Kak Snake. Biarlah ia memulihkan dirinya dulu,” ucap Mirelle. Saat ini jiwa Mirelle sangat menggebu gebu. Ntah mengapa kekuatannya seakan meningkat.

“Ayo kita lakukan!” ajak Xena.

“Baiklah, tapi aku tetap harus melaporkan semuanya terlebih dulu pada komandan. Kita tak mau kan jika ia disalahkan karena tindakan gegabah kita?”

“Terserah Kak Snake saja. Aku akan segera menyiapkan keperluan penyamaran kita,” ucap Mirelle.

“Dan aku menyiapkan semua senjata yang kita perlukan,” ujar Xena.

Mereka bertiga akhirnya kembali ke camp untuk menyiapkan semuanya.

🧡🧡🧡

1
Olive Ova Ambitan
kerennnnn
Anonymous
keren
Indah Koesman
Extra part dong Thor ✌🏼🙏🏼
Lii Art
Luar biasa
#ayu.kurniaa_
.
sinta gurusejarah
Luar biasa
Wini Hilal
nih Rafael BKN nya membantu tp malah bikin ribet
Verawati Khaira
Luar biasa
Cesar Manuel Ris Costa
kecerewetan
🍉💜
Jadi inget quote "seseorang yg ketawanya paling kencang, ia menyimpan luka yg paling dalam"
Semangat yass gak mungkin author nya bikin lu jomblo terus😅
Laela Pombang
Luar biasa
Ita rahmawati
otw lah 🤣
Ita rahmawati
sllu suka pokoknya 🥰🥰
Ita rahmawati
kok sllu sedih sm kata2 nya si bliss 🥺🥺
berjodoh kah sm matt 🤣
Ita rahmawati
masih suka smpe bab ini gk monotin byk tokoh dn semua diceritain 🤗
Ita rahmawati
kok sedih sih 😭😭
Ita rahmawati
srdih amat sih nasib mereka 🥺🥺
Ita rahmawati
salahmu yasa yasa 🤦‍♀️🤦‍♀️
Ita rahmawati
🥴🥴🥴🥴
Pipin - Theofillo
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!