Diabaikan keluarga sendiri, disiksa oleh ibunya, diabaikan keberadaannya oleh ayahnya dan adik yang juga membuatnya menderita.
Suatu hari dia menikah dengan lelaki yang sejak awal terlihat mencintainya, dia berharap banyak dengan pernikahan tersebut yang mampu mengakhiri penderitaannya, ternyata suatu ketika Erina tahu bahwa suaminya mencintai adiknya. Dia juga berhadapan dengan Ibu mertua yang otoriter dan adik ipar yang memperlakukan Erina seenaknya. Di rumah tersebut dia menantu tapi nyatanya diperlakukan layaknya seorang babu.
Erina sadar dikemudian hari saat sebuah kecelakaan menimpanya, dia sadar bahwa benar harapan semua orang yang dianggapnya keluarga menginginkan dia mati. Suatu hari dia bertemu dengan pria yang juga memiliki masa lalu dan keluarga yang suram, mereka akhirnya bekerja sama untuk saling membalas apa yang telah mereka dapatkan dimasa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
Saat tuan Prama tahu kehadiran Aditya yang sudah berusia lima tahun, dia meminta Mahendra menikahi Nyonya Tiara kemudian membawa Aditya kembali ke negaranya dan mengakui ke hadapan publik, dia adalah cucu tertua keluarga Respati.
Aditya hidup sebatang kara di negara lain, dan cara satu-satunya membawa dia kembali ke negaranya adalah, Mahendra harus menikahi Nyonya Tiara.
Walau manapun ada darah Respati mengalir dalam dirinya. Kemudian yang publik tahu bahwa Nyonya Tiara adalah istri Mahendra yang sah. Mereka sudah menikah sejak lama. Padahal yang sebenarnya adalah mereka baru saja menikah.
Kebaikan dan ketelatenan Nyonya Tiara, dia tidak membedakan saat merawat Aditya dan Ansel, menurutnya mereka berdua tetaplah anaknya. Tapi Aditya tetap merasa di beda-bedakan. Ibu Aditya? Dia meninggal sebelum pernikahan Mahendra dengan Nyonya Tiara.
Waktu berlalu, Mahendra mencintai Tiara karena kebaikannya dan ketulusannya, hingga saat ini Nyonya Tiara bahkan mendominasi keluarga Respati karena menjadi satu-satunya Nyonya dan menantu dari Prama Respati.
Flash off.
Karena ucapan Aditya, Ansel kemudian menandatangani semuanya. Tanpa berpikir apa yang akan terjadi setelahnya, tidak menjelang lama, kecelakaan para pekerja terjadi dan juga proyeknya gagal.
Aditya di mintai pertanggung jawaban dengan dewan direksi, bahkan tuan Prama Respati sangat marah mendengar para pekerja mengalami kecelakaan karena pengaman yang mereka gunakan tidak memiliki kualitas yang bagus.
Aditya berdalih bahwa semua itu ulah Ansel yang memberinya penawaran, alat pengaman untuk para pekerja ditangani oleh Ansel. Bukan dia.
Bahkan Aditya memperlihatkan ada tanda tangan Ansel disana. Tuan Prama meminta seseorang memanggil Ansel untuk menjelaskan semuanya.
Ansel tiba seperti biasa, dia menjelaskan di hadapan semua orang tentang apa yang terjadi. Dia bahkan memberitahu barang yang telah dipesan jika benar itu melalui dirinya. Semua terbukti aman. Ansel berani memberi bukti.
Tuan Prama dengan amarah memukul meja pada ruangan tersebut karena emosi, dia melangkah meninggalkan ruangan kemudian meminta asistennya untuk dia melakukan konfrensi pers.
Aditya? Dia sudah tahu jawabannya dari tatapan tuan Prama, bahwa dia diberhentikan dari perusahaan tersebut, walaupun dia cucu tertua tuan Prama. Dalam urusan pekerjaan. Tuan Prama tidak akan melihat hubungan darah, dia tetap akan menjadi orang yang tegas dan disiplin.
Di depan para awak media, tuan Prama mengumumkan permintaan maaf pada keluarga korban yang mengalami kecelakaan kerja yang sedang dikerjakan oleh cucunya sendiri, Aditya Respati.
Dia meminta maaf dengan tulus, kemudian berjanji akan memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, rumah sakit terbaik serta jaminan hidup kepada anak-anak mereka. Tuan Prama pun mengumumkan, bahwa Aditya Respati bukan lagi salah satu pemegang proyek pembangunan hotel tersebut.
"Saya dengan tegas, menyatakan Aditya Respati mengundurkan diri dari proyek pembangunan hotel dan untuk sementara jabatannya ditangguhkan" Jelas tuan Prama.
Dia mengumumkan di depan awak media, memberikan bukti kepada semua orang, bahwa dia tidak pandang bulu jika sudah berurusan dengan ketidak-konsistenan dalam bekerja.
Aditya yang mendengar itu meminta Ansel untuk menemuinya di atap bangunan. Aditya dengan penuh amarah menunggu kedatangan Ansel.
Ansel berlari menuju Aditya. Tiba-tiba Aditya berbalik dan melemparkan semua kertas ke hadapan Ansel.
"Ini yang kau harapkan? Karena kau kakek memecatku!!" Teriak Aditya.
Ansel dengan wajah yang bingung memberikan penjelasan kepada Aditya bahwa semuanya tahu, dimana letak masalah yang sebenarnya, bukan dia tapi Aditya sendiri.
"Tidak, ini bukan salahku. Sejak kecil kakek memang cuma menyukaimu, bukan aku!"Teriak Aditya.
"Apakah kau sudah tidak waras?!" Timpal Ansel.
Aditya dengan penuh amarah mendengar ucapan Ansel, dia mendekati Ansel dengan memberikan bogem mentah di wajahnya. Ansel yang mendapat pukulan itupun dengan penuh amarah membalas pukulan Aditya.
"Aku sudah terlalu banyak mengalah untukmu. Tapi kau masih melakukannya" Teriak Ansel dengan penuh emosi.
Beberapa menit mereka saling adu pukulan, tiba-tiba dengan tenaga yang besar, Ansel memberi pukulan yang sedikit lebih keras hingga hampir membuat Aditya terjatuh dari ketinggian.
Aditya bisa menahan dirinya. Tapi dia sengaja agar tubuhnya bergelantungan di tepi ketinggian dan berpura-pura meminta pertolongan hingga semua orang yang melihat itu dibalik kaca berlarian menuju puncak gedung perusahaan pencakar langit itu.
Aditya kemudian tersenyum devil. Dia berpura-pura meminta pertolongan dan melirik ke arah bawah. Dia melihat ada peluang selamat. Ansel yang melihat itu panik dan berlari dengan cepat ke arah Aditya.
"Cepat pegang tanganku"
"Cepattttt"
"Adityaaaa" Teriak Ansel panik.
"Bukankah ini yang kau inginkan??" Ucap Aditya.
Dia kemudian melepaskan tangannya. Ansel yang melihat itu tepat di depan matanya. Spontan pingsan karena syok yang berlebihan. Bahkan tubuh Ansel pun hampir terjatuh, beruntung ada beberapa tim penyelamat yang memegang tubuh Ansel.
Aditya, dia terjatuh tepat di teras lantai atas, bagian keuangan. Dengan bantuan penyelamat yang memberikan matras untuk Aditya mendaratkan tubuhnya.
Mereka berdua masuk ke dalam rumah sakit dan setelah itu, Aditya di vonis penyakit fobia ketinggian.
...----------------...
"Aku akan menikah dengannya, bukan urusanmu" Ucap Ansel.
"Tapi ingat, jika kau mengganggunya. Kau akan berurusan denganku!" Timpal Ansel kembali.
Dia tahu watak Aditya setelah kejadian itu. Dia akan membuat semua orang mengingat dengan kejadian tersebut. Bahwa tidak ada yang menyayanginya, tidak ada yang peduli dengannya, dia sakit karena ulah Ansel.
Aditya akhirnya kembali ke perusahaan dan berupaya agar dia mendapat pengakuan semua orang dengan kemampuannya tapi sampai detik itu, dia tidak mampu membuat perusahaan mendapat banyak keuntungan.
Alasan Ansel pun memilih meninggalkan rumah kakeknya, membangun rumah dan apartemen sendiri bahkan menempatinya karena Aditya. Dia tidak ingin berurusan dengan Aditya dan hidup bersamanya. Membangun perusahaan sendiri.
Walau Kakek Prama tidak menyetujuinya. Dia tetap dengan keras kepala meninggalkan rumah dan perushaan Respati. Semuanya terjadi sudah bertahun-tahun lamanya.
Aditya hanya tersenyum devil mendengar ancaman Ansel.
...----------------...
Esok hari, Kakek Prama dan Tuan Mahendra terdiam saat sarapan. Tiara yang sejak tadi memperhatikan kedua Ayah dan anak itu merasa heran.
"Papa dan suamiku bertengkar lagi?" Tanya Tiara.
"Tidak!" Ucap Tuan Mahendra dan Prama bersamaan.
Tiara yang melihat itu, menatap mereka berdua tajam. Dia kembali bertanya tentang apa yang terjadi. Mahendra kemudian menjelaskan bahwa Ansel akan menikah.
"Apa???!!" Ucap Nyonya Tiara dengan suara yang meningkat.
Mahendra dengan cepat menenangkan Tiara. Dia meminta Tiara untuk tidak terlalu marah bahkan menguras tenaganya. Tiara kemudian meraih ponselnya dan meminta beberapa bodyguard yang bekerja sebagai mata-mata untuk mencari tahu tentang Ansel.
Tiara meninggalkan ruangan tersebut dan masuk kedalam kamarnya.
"Apakah Ansel benar akan menikah? Dengan kekasih gelapnya? Siapa dia sebenarnya?"Gumam Tiara.