NovelToon NovelToon
SUAMI PELIT,

SUAMI PELIT,

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Tak Berguna / Selingkuh
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Kanaya Putri, atau sering disapa Naya itu selalu dikasih jatah 25 ribu perhari oleh suaminya Adi. Uang 25 ribu tersebut harus cukup untuk mencukupi makan satu keluarganya yang berjumlah 6, itu pun sudah termasuk Naya dan juga Adi. Setiap hari Naya harus memutar otak untuk dibuat apa dengan uang 25 ribu tersebut. Jika lauk yang tak sesuai selera, Naya lah yang mendapatkan segala cacian dari keluarga suaminya. Naya sampai frustasi karena sikap pelit suaminya. Suatu hari tak sengaja Naya melihat sang suami sedang PDKT dengan mantan pacarnya, karena mencium bau- bau perselingkuhan, Naya pun mulai masa bodoh. Dan ketika ia mulai menemukan suatu aplikasi yang bisa menghasilkan cuan, Naya pun mulai enggan untuk bersikap jujur. la menyembunyikan gajinya dari keluarga suaminya yang pelit bin medit itu.

Lalu disaat Naya hendak membongkar perselingkuhan suaminya itu, malah dirinya dituduh menggoda ayah mertuanya. Lantas sikap ара

yang akan di ambil Naya nanti?

Yuk ikutin Kisah Naya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MEMANG GILA OTAK ORANG DI RUMAH INI

Brakk !!

"Naya! apa maksud kamu bilang seperti itu!" hardik Adi sambil menggebrak meja, sampai- sampai kuah dalam panci sedikit muncrat.

Bu Indah pun menyeringai melihat Naya di marahi

Adi,

"ya habis ibu yang mulai duluan," balas Naya sambil mendelik, sama sekali tak ada takutnya dengan sang suami. Kalau perlu, Naya sangat ingin mencukur gundul rambut suaminya itu, supaya otaknya tidak terlalu bodoh karena tertimbun rambut yang lebatnya macam sapu sepet.

"heh, memang aku memulai apa? " hardik bu Indah.

"kata ibu, ibu udah mulai bosan, ya aku juga bisa bosan lah." sahut Naya.

"ck, jadi kamu bosan sama aku gitu Nay?" sahut Adi kembali tersulut emosi.

"eeemm, kalau itu gak tahu ya." Naya malah pura- pura berpikir.

"kalau mas berlaku seperti suami pada umumnya, yang memberi nafkah layak terhadap istri, mungkin tak akan ada kata bosan" imbuh Naya lagi

"eh enak aja, gak bisa! Kamu udah benar Adi, dengan

tidak memberinya uang. Lihatlah, tidak pegang uangmu saja dia sudah kurang ajar terhadap kita, apa lagi kalau dia pegang semua uangmu. Bisa- bisa dia besar kepala dan semakin menginjak- injak harga diri ibu dan kamu!" sergah bu Indah dengan cepat. Ia tak mau putranya berubah pikiran dan terpengaruh dengan dominasi Naya.

"ya ibu benar, Naya memang tidak bisa dipercaya. Dia sudah sangat kurang ajar terhadap aku dan ibu" ucap Adi membenarkan.

Ayu tersenyum sinis terhadap Naya dan sesekali menjulurkan lidahnya. Sementara Aris diam saja, ia fokus dengan sarapannya tersebut. Ia yakin, kakak iparnya itu bisa menghendel masalah yang menurutnya receh ini. Sudah hal biasa terjadi cekcok seperti ini. Dan sejauh ini, kakak iparnya cukup tangguh menghadapi keluargnya yang ajaib itu.

Naya mendengus, lagi-lagi ia dikatai kurang ajar. Kurang ajar dari mananya sih? Perasaan Naya cukup menghargai keluarga suaminya.

Tapi jika terus- terusan disudutkan, jangan salahkan Naya juga dong, kalau Naya melawan. Dari awal, Naya memang menolak untuk di tindas. Didalam kamusnya, tidak ada kata wanita menye- menye yang hanya bisa nangis dipojokan ketika ditindas ibu mertua! Enak aja!

Kedua orang tuanya bersusah payah merawatnya sampai sebesar ini, lah siapa mereka mau menjadikannya sapi ngesot?

Ogah lah!

"nih kanjeng Mami.. bukti belanjaan hari ini, kalau

masih menuduh Naya korupsi, mata ibu juling berarti!"

seloroh Naya mengeluarkan senjata pamungkasnya.

Mata bu Indah kembali mendelik, tapi tetap ia merebut secarik kertas berisi catatan belanja tersebut.

Tak mau dikatai juling, mata bu Indah pun awas memeriksa angka demi angka lalu men total nya dalam hati.

"lah ini masih sisa 2000, mana duitnya!" ketusnya sambil menyodorkan telapak tangan. Sampai mampus bu Indah gak bakal iklas dan rido uang tersebut dipergunakan Naya untuk jajan. Walau 2000 perak sekaligus.

Naya memutar matanya sampai juling ke atas.

"lihatlah mas perkara uang dua rebu saja pake di tagih segala, takut banget ku jajanin cilok" ketus Naya.

Adi ikut membaca kertas catatan tersebut, dan benar saja, belanja hari ini hanya habis 23 ribu. Itu artinya istrinya tidak korupsi seperti yang sang ibu tuduhkan. Perkara uang 2000 Adi abai sebenarnya. Hanya saja dalam hati ia merutuk mengapa uang 10ribu tidak mendapat daging ayam sekilo? Malah dapatnya hanya kepala, ceker sama pantatnya saja.

"huh, harusnya 10 ribu udah dapet daging sekilo, itu pasti Naya kena tipu mak Piah!" batin Adi ngedumel.

"uang 2 ribunya Naya belikan sampo, tuh diatas kulkas. Abis kan samponya?" ucap Naya seraya menunjuk ke arah atas kulkas.

"udah ya, udah jelas semuanya kan? Kalau Naya tuh gak pernah yang nama nya korupsi jatah Nafkah Naya. Hati-hati loh bu, nanti kena azab kubur." tukas Naya menakut- nakuti.

Puffftt!

Aris melipat bibirnya, berusaha menahan tawa yang siap ingin meledak.

"apa kamu bilang!" pekik bu Indah dengan mata mendelik

Berhubung Naya sudah menyelesaikan sarapannya, Naya pun buru-buru ngacir dari sana. Bosan dengar omelan sang mertua.

"heh, Naya! Jangan kabur kamu! Beraninya kamu do'ain ibu kena azab kubur!" pekik bu Indah membahana.

"lihat tuh istri pilihanmu Di, kurang ajar terhadap mertua dan tidak punya sopan santun. Entah dikasih makan apa sama orang tuanya dulu" adu bu Indah sambil mendengus kesal.

Adi berdecak kesal, ada aja masalah disetiap makan.

Tanpa sadar kalau semua ini adalah ulah Adi sendiri, salahnya memberi nafkah yang sangat minim dan juga mencampurkan istri dan orang tua untuk tinggal satu atap yang sama.

Tak tahukah Adi kalau dalam satu Istana tidak boleh diisi dua ratu?

Ya jadi begini akibatnya.

"hati-hati bu, kalau sampai mbak Naya denger ibu jelekin almarhum kedua orang tuanya, bisa habis ibu di amuk mbak Naya. " peringat Aris

Bu Indah pun memandang masam wajah anak

Kembarnya. Tapi tak ayal ada sedikit perasaan was- was dihatinya, ia tahu benar seberapa bar- barnya menantunya tersebut.

"huh, gadis miskin aja belagu. Awas aja, akan kubuat Adi menceraikanmu!" batinnya kesal.

Setelah drama dipagi itu, semua orang pun memulai aktifitas harian mereka. Pak Ari yang pergi keawah, si kembar yang sekolah, sementara Adi berangkat bekerja ke pabrik.

Bu Indah? Jangan ditanya, kerjaannya sehari-hari hanya duduk santai sambil menyuruh ini itu kepada sang menantu. Tetapi pagi rupanya bu Indah ada jadwal mingguan. Yakni hendak menghadiri arisan disalah satu rumah temannya.

Naya bernafas lega melihatnya, karena ia tak akan mendengar nenek rombeng itu mengomel yang akan menyakiti gendang telinganya.

"heh, kerjakan yang bener. Bersihin rumah ini sampai kinclong, kalau numpang tuh tahu diri ya" sarkas bu Indah sebelum pergi.

Lagi-lagi Naya memutar matanya sampai juling.

"njeeeh kanjeng Mamiii" sahutnya malas.

Bu Indah mendengus, tapi karena waktunya sudah mepet, bu Indah pun mengabaikan sang menantu dan kemudian pergi dari rumah.

"huuffft, bisa bebas juga dari omelan mak rombeng. Nasib nasiiiib, punya mertua yang kejamnya kayak ratu medusa." gerutu Naya.

Naya pun bergegas menyelesaikan pekerjaannya, setelah ini Naya harus mengurus pekerjaan sampingannya. Ada harapan besar yang ia gantungkan terhadap pekerjaan remotnya tersebut.

Setelah beberapa saat, akhirnya Naya selesai. Ia pun mandi kemudian rebahan dikasur. Ia pun mulai mengotak- atik ponselnya dan mulai menulis apa yang tengah imajinasinya kerjakan.

Di malam hari...

Semua orang sudah kembali pulang, terkecuali sang kanjeng mami. Mertua Kanaya itu pun baru pulang pukul 8 malam, padahal dari pukul 9 pagi wanita gempal itu pergi, entah apa yang dilakukannya sehingga pulang paling terlambat.

"wuiiiiih, ibu bawa apa'an tuh!" seru Ayu yang sedang duduk berkumpul dengan yang lain.

Ada Naya juga disana, tetapi istri Adi itu bukan sedang ikut berkumpul melainkan sedang melipat baju milik semua orang.

"nih, ibu jajanin pizza sama ayam kfc. Tadi ibu menang arisan, jalan- jalan dulu ke mall sama teman-teman ibu" kata bu Indah tersenyum lebar. Berseri- seri sekali wajahnya karena menang arisan.

"waaahhh, enak nih. "Ayu pun tak sabar ingin membukanya. Dan taraaaaa, air liurnya langsung menetes saat melihat montoknya paha dan sayap ayam yang terbalur tepung!

Sangat menggugah selera!

Berbeda dengan sup balungan yang dimasak Naya tadi

pagi.

"yeeee, akhirnya makan enak juga" seru gadis itu. Ayu pun langsung mengambil sepotong ayam dan melahapnya dengan nikmat.

Begitu pun yang lainnya.

" loh kok udah habis, ibu cuma beli 5 potong ayam doang nih? Untuk mbak Naya mana?" celetuk Aris bertanya.

Adi dan yang lain tak perduli dan lebih memilih menikmati ayam dan juga pizza.

"ohh, ibu memang sengaja gak beli buat dia. Sebagai bentuk hukuman untuk menantu yang telah durhaka pada mertua" sahut bu Indah.

Naya tersenyum miris, ee buseeet, tega bener mertuanya itu. Naya ada tapi tak di anggap. Lihatlah, bahkan sampai jam segini Naya masih mengerjakan pekerjaan rumah, tapi apa balasannya?

Ayam sepotong saja sang mertua tak mau bagi. Bikin kesel saja!

"ya udah, mbak Naya pizza nya aja ya? Nanti ayamnya kongsi sama aku" Aris pun bersiap hendak mengambil pizza potongan terakhir. Tapi dengan gesit Ayu mengambilnya.

"potongan terakhir buat ayu Ris, " seru Ayu.

"eh dek, kamu kan udah makan. Berilah itu ke mbak Naya" tegur Aris.

"gak mau, weeeeeeek!" Ayu menjulurkan lidahnya dan kemudian lari menuju kamarnya.

Aris mendengus, perlahan Aris pun mendekati kakak iparnya tersebut.

"mbak, kongsi sama aku aja ya" seru adik ipar Naya tersebut

Naya pun tersenyum manis,

"gak usah Ris, buat kamu aja. Mbak udah makan kok tadi, masih kenyang." tolak Naya dengan halus. Ia sudah menganggap Aris seperti adiknya sendiri, karena sejauh ini, hanya Aris yang bersikap baik padanya.

"udahlah Ris, kamu itu terlalu berlebihan pada Naya.

Atau jangan- jangan kamu suka ya sama istri kakakmu itu!"

tukas bu Indah menuduh. Bukan apa, menurutnya sikap Aris terlalu baik kepada Naya.

Wajah Aris dan Naya pun langsung sewot berjamaah.

"benar begitu Ris? Kamu suka sama istri mas?" tanya Adi dengan menatap tajam pada adiknya.

"memang gila otak orang dirumah ini" Aris yang kesal pun memilih berlalu kekamarnya. Malas kalau sampai

terjadi drama lanjutan.

"ck, bisa- bisanya kamu nuduh yang tidak- tidak terhadap kami mas!" seru Naya sangat kesal.

"ya habis, sikap Aris tak wajar kepadamu Naya. Kau beri apa terhadap anakku itu!" tukas Bu Indah sewot.

"Sikap Aris itu masih wajar sebagai manusia waras bu, yang tak wajar itu sikap mas Adi yang sedang asik makan enak sendiri, padahal ada istrinya tak jauh darinya. Bisa- bisanya makan enak sendirian dan mengabaikan istrinya." sarkas Naya.

"heh, wajar saja kami begini, kamu itu selalu membangkang kami Naya. Malas lah ibu baik-baikin kamu!" hardik bu Indah.

"ibu selalu nuduh aku membangkang kan? Nih, aku tunjukin artinya membangkang yang sesungguhnya" seru Naya kemudian melempar- lempar asal baju yang telah dilipatnya. Kini baju yang sudah susah payah ia cuci dan lipat jadi jatuh berserakan di lantai.

"eeeh, apa yang kau lakukan Naya!" pekik bu Indah.

"ya ini, bentukan melawan ibu mertua. ibu rapiin sendiri tuh bajunya!" tukas Naya kemudian berlalu sambil membawa baju miliknya yang masih terlipat rapi.

Braaakk!

Naya menutup pintu kamarnya dengan sedikit keras.

1
Ninik
waaahhh si Adi g jadi kawin 🤭🤭🤭
Hasri Ani: duit nya ludes🤣🤣🤣
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Hasri Ani: siap say... dtunggu yaaa hehee
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!