Arin adalah perempuan sederhana, manis tapi cerdas. Arin saat ini adalah salah satu mahasiswi jurusan tehnik kimia di fakultas tehnik negeri di Bandung. Orang tua Arin hanyalah seorang petani sayuran di lembang.
Gilang adalah anak orang terpandang di kotanya di Bogor, ia juga seorang mahasiswa di tempat yang sama dimana Arin kuliah, hanya Gilang di jurusan elektro fakultas tehnik negeri Bandung.
Mereka berdua berpacaran sampai akhirnya mereka kebablasan.
Arin meminta pertanggung jawaban dari Gilang namun hanya bertepuk sebelah tangan.
Apakah keputusan Arin menjadi single mom sudah tepat? dan seperti apakah sikap Gilang ketika bertemu putrinya nanti?
Yuuk kita ikuti alur ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yance 2631, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pekerjaan Untuk Arin
Pagi ini tampak Arin baru keluar dari klinik bidan untuk melahirkan bayinya, Arin memilih melahirkan di bidan karena terkendala biaya yang harus dikeluarkan.
Arin dengan didampingi oleh ayah dan adiknya keluar dari ruangan klinik bidan tersebut, lalu mereka pulang ke rumah menggunakan taksi online.
Bayi yang dilahirkan Arin berjenis kelamin perempuan dengan berat 3 kg dan panjang 51 cm, bayi cantik itu belum diberi nama.
Tiba di rumah ibunda Arin sangat senang melihat bayi itu selamat meskipun bayi itu tidak mempunyai ayah.
"Aku harus segera mengurus akte kelahiran di disdukcapil dan ini surat rekomendasi dari bidannya ayah.. "ujar Arin pada ayahnya. Ayahnya pun mengangguk.
Keluarga tampak ikhlas walaupun Arin melahirkan tanpa seorang suami, dan Arin harus kuat menahan malu, hinaan, cemoohan dari teman-teman Arin di kampusnya.
"Arin, ayah sudah siapkan 1 ekor kambing untuk akikah bayi ini, nanti di hari 7 kamu harus segera melakukan akikahnya.. "ujar ayahnya.
Arin pun mengangguk dan berterima kasih, untunglah Arin melahirkan di saat libur semester jadi ia tidak perlu ijin cuti di kampusnya.
Hari ini adalah hari ke 7 setelah bayi itu lahir, kedua orang tua Arin menyembelih 1 ekor kambing untuk akikah cucunya.
Beberapa tetangga dan kerabat dekat yang hadir mengikuti acara tersebut, setelah pengajian selesai bayi itu pun diberi nama... Alina Putri yang berarti cantik dan cerdas, lalu rambut bayi itu dicukur.. Bayi tanpa ayah itu bernasab hanya ke ibunya saya.
Alina tampak tenang saat digendong oleh kakek ataupun neneknya.. Arin terlihat bahagia dan bersyukur mendapat dukungan penuh dari keluarganya tercinta.
Hari pun berganti, pagi ini Arin berencana untuk membuat akte kelahiran putrinya itu. Tidak perlu waktu lama akte kelahiran pun selesai dan format akte kelahiran Alina sudah dikirim melalui email Arin dan Arin mencetaknya sendiri di rumah.
Alina sangat tenang, dia tidak rewel ketika ditinggal belajar oleh ibunya, bayi cantik itu pun sangat pengertian. Setelah selesai belajar Arin tidak lupa memberikan ASI eksklusif pada Alina untuk menjaga ketahanan tubuhnya.
Tepat di umur 2 bulan liburan semester pun telah usai, Arin menuju kampus untuk melakukan daftar ulang. Fisik dan mental Arin telah kuat pasca melahirkan bayinya. Tidak sengaja saat itu Arin bertemu dengan Gilang..
"Rin.. Arin.. "sapa Gilang, hanya itu yang keluar dari mulut Gilang namun Arin tidak meresponnya, Arin terus berjalan untuk menyelesaikan registrasi ulangnya. Gilang pun tidak menyadari bahwa Arin sudah melahirkan dan terkesan tidak mau tahu urusan dan aib yang diterima Arin.
Perut Arin pun kini sudah terlihat normal, dan Arin saat ini juga sudah merubah penampilannya dengan gamis serta hijab syar'i yang panjang.
Masuk di semester 8 ini, Arin sudah mengajukan skripsi karena tekadnya untuk bisa lulus cepat dengan IPK tinggi.. dan juga setelah lulus nanti ia berharap segera mendapatkan pekerjaan untuk menafkahi putrinya.
Suatu hari ketika Arin sedang menunggu angkot di depan kampus tiba-tiba Gilang lewat bersama pacar barunya,
"Eeh Rin.. katanya elo udah ngajuin skripsi ya?" ujar Gilang seolah tanpa merasa bersalah sama sekali.
Arin tidak menjawab pertanyaan Gilang, Arin hanya membuang muka dan pergi, menghindari lebih dekat dengan Gilang di jalan siang itu.
Tiba di rumah Arin terlihat langsung menyusui bayinya dan di tunggu Aril adiknya.
"Lucu pisan ya teh.. "ujar Aril kepada Arin.
"Iya, semoga Alina nanti luas rejekinya bisa mengangkat derajat keluarga kita Ril.. "ujar Arin.
"Aamiin ya Rabb.. "ujar Aril.
Selesai menyusui Arin pun mulai mengerjakan skripsinya sambil mengemil sayuran hijau segar supaya air susunya lebih banyak lagi.
Tak lama kemudian kedua orang tua Arin datang dari kebunnya,
"Teteh, Alina tidurnya tenang pisan.. ari kamu sudah menyusui si dede belum?" tanya bu Siti.
"Sudah bu, Alina tadi nyusunya banyak sekali dan langsung tidur.. "ujar Arin sambil terus mengetik sesuatu di laptopnya.
------
Tak terasa Alina sekarang berusia 4 bulan, dia makin cantik dengan sorot mata yang tajam dan alis yang tebal mirip dengan Gilang, bibir dan lesung pipit yang mirip dengan Arin juga terlihat di wajah Alina..
Hari ini Arin akan menjalani sidang skripsinya, seluruh keluarga mendoakan yang terbaik untuk keberhasilan Arin, tak lama kemudian Arin pun berangkat menuju kampus diantar oleh Aril sang adik yang setia menunggu kakaknya sampai sidang selesai.
Sidang skripsi pun telah selesai, Arin berhasil memperoleh nilai A untuk skripsinya, tampak beberapa dosen menyalaminya,
"Selamat ya Arin.. "ujar dosen pembimbingnya.
"Terima kasih untuk bimbingannya pak.. "ujar Arin bahagia.
Masih di dalam ruangan sidang tampak ada seorang dosen penguji memanggilnya,
"Arin, selamat ya.. luar biasa sekali kecerdasan anda, boleh ibu duduk disini?" tanya ibu Diah dosen penguji.
"Iya bu, silahkan.. "jawab Arin sopan.
"Arin, apa rencanamu setelah wisuda nanti apa kamu mau berkarir?" tanya ibu Diah.
"Sekarang ini saya memang juga sedang mencari pekerjaan, ingin sekali cepat kerja.. karena jujur saja saat ini saya juga seorang single mom, saya harus menafkahi anak saya.. "ujar Arin sambil tertunduk.
"Oh begitu ya Arin, jadi kamu sekarang ini sudah ada bayi?" tanya ibu Diah.
"Iya bu, dan itu karena kesalahan saya sendiri.. " ujar Arin.
Ibu Diah pun mengangguk, mengerti perasaan Arin.
"Arin, ini kalau kamu berminat.. mau jadi asdos saya?, ya setidaknya bisa mengisi waktu kamu dan ada kok gajinya, jangan kuatir soal itu.. "tanya ibu Diah.
Arin pun mengangguk sambil sedikit terkejut dengan tawaran itu.
"Mau bu, tentu bu saya bersedia.. terima kasih sudah kasih job ke saya.. "ujar Arin sambil sedikit menitikkan airmatanya.
"Alhamdulillah ya Allah, engkau Maha baik" gumam Arin dalam hati.
"Ya sudah.. kalau begitu besok ibu tunggu di kantor fakultas ya, tugasmu hanya siapkan materi untuk semester 1 dan 3 saja" ujar ibu Diah.
"Baik bu, terima kasih banyak.. "ujar Arin, lalu berpamitan keluar ruangan dan pulang bersama Aril adiknya.
Tiba di rumah, wajah Arin begitu bahagia.. ia langsung masuk ke dalam rumah,
"Assalamualaikum Ayah, ibuuu... sidang Arin selesai dan aku dapat nilai A, aku juga dapat tawaran kerja jadi asdos.. "ujar Arin memeluk ibunya.
"Alhamdulillah ya Allah, alhamdulillah atuh neng sing gede milikna.. Allah teh sayang kamu, mengerti kondisi kamu saat ini.. "ujar ibu Siti dengan bahasa sunda yang kental.
Arin pun mencium kaki ibunya, dan memohon doa.. "Ibu, Arin teh mohon doanya ya juga ayah supaya Arin sehat, dimudahkan segala urusan, diberikan takdir yang baik.. "ujar Arin sambil bersujud.
Ibu Siti pun mengangguk, dan terharu atas sikap putrinya.
Setelah itu tampak Arin menghampiri Alina yang sedang bermain dengan Aril adiknya, dan dengan senyum lucunya Alina seperti mengoceh tidak karuan seakan ikut berbahagia dengan apa yang dirasakan ibunya.
******
