Setelah kekacauan besar yang mengguncang seluruh negeri, Xander kembali menghadapi ancaman yang jauh lebih berbahaya. Warisan terakhir Xylorr terungkap, suku pedalaman muncul ke dunia luar, dan Osvaldo Tolliver membawa misteri baru yang mengubah arah permainan.
Musuh bergerak dari segala sisi, para pengkhianat mulai menampakkan diri, dan keputusan Xander kini menentukan siapa yang akan bertahan hidup.
Di jilid kelima ini, rahasia lama akan terbongkar, kekuatan baru muncul, dan pertempuran sesungguhnya dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Edward, Caesar, Franklin, Theron, Troy, Tyler, Leonel, dan Leandro tengah mengelilingi halaman rumah. Dibandingkan dengan kediaman mereka, rumah ini terlihat biasa saja. Akan tetapi, siapa menyangka jika di dalamnya terdapat robot-robot dan teknologi canggih lainnya.
Edward, Caesar, Franklin, dan yang lain masih terkejut dengan penjelasan Asher tadi. Setelah keluar dari ruangan dan memilih untuk berjalan-jalan, mereka lebih memilih diam dibandingkan mengobrol. Teknologi dan hal mistis adalah dua hal yang saling bertentangan, dan sialnya mereka harus mendengar jika kedua hal itu disatukan oleh Osvaldo Tolliver. Sebagai orang-orang yang terbiasa dihadapkan dengan hal-hal penuh logika, mereka tentu belum bisa menerima semua ini.
Edward, Caesar, Franklin, dan yang lain berjalan melewati sebuah jalan setapak yang cukup panjang. Sisi kiri dan kanan dipenuhi oleh pepohonan yang menjulang tinggi. Begitu sampai di ujung, mereka melihat sebuah halaman yang cukup luas dengan beberapa pria yang tengah berlari mengelilingi halaman.
"Brengsek! Ini cukup sulit,” ujar seseorang yang tidak lain adalah Greg. Pria itu tengah berlatih untuk membiasakan diri memakai kaki palsu. Ia beberapa kali terjatuh setelah beberapa kali mencoba untuk berlari.
"Pria itu adalah pria cacat yang aku lihat kemarin," ujar Franklin.
Greg mengendalikan napas yang terengah-engah. Ia mengaktifkan fungsi berlari di kaki palsunya. Fungsi itu juga mengaktifkan fungsi lari cepat di sepatu kanannya. Ketika akan berembus, Greg langsung berlari sangat cepat menuju ujung halaman.
Edward, Caesar, Franklin, dan yang lain sontak terkejut.
"Aku berhasil menggunakannya. Aku harus membiasakan diri dengan kaki palsu ini." Greg tertawa, menoleh pada Edward, Caesar, Franklin, dan yang lain. Rona wajahnya tiba-tiba berubah dingin. "Siapa mereka?"
"Mereka adalah tamu Tuan Osvaldo," ujar salah satu pengawal yang berada di dekat Greg.
"Tamu Tuan Osvaldo?" Greg berdecak kesal. "Mereka tampak seperti orang bodoh."
Greg kembali berlari menuju ujung halaman. "Mereka terus memperhatikanku. Bagaimana bisa orang-orang bodoh itu menjadi tamu Tuan Osvaldo? Aku sebaiknya fokus pada latihanku dibandingkan memikirkan orang-orang bodoh itu."
"Pria cacat itu mengamati kita. Dari raut wajahnya, dia pasti sedang menghina kita," ujar Franklin dengan tatapan tak beralih dari Greg.
"Kau benar, Franklin. Dia meremehkan kita." Theron menyahut.
"Kita lihat apa yang akan dia lakukan." Caesar tersenyum sinis.
Leandro menanggapi. "Dia tampaknya hanya bawahan Osvaldo. Aku mendengar dia kalah setelah bertempur di hutan Daintree. Kaki palsunya adalah hadiah dari Osvaldo.”
Greg bersiap-siap untuk menggunakan fungsi melompat dari kaki palsunya. Setelah mengucapkan perintah, kaki palsunya mendorongnya ke atas dengan sangat tinggi.
Edward, Caesar, Franklin, dan yang lain kembali terkejut ketika melihatnya. Tak lama setelahnya, mereka berusaha menyembunyikan tawa saat melihat Greg gagal mendarat.
"Dasar brengsek! Orang-orang itu menertawakanku!" Greg mendengkus kesal, mengaktifkan fungsi berlari dan menendang sekaligus. Ia berlari menuju sisi halaman di mana dinding bata berada. Ketika sudah dekat dengan dinding, ia melesatkan tendangan hingga dinding berlubang dan roboh.
"Ini luar biasa." Greg tersenyum meski setelahnya terjatuh. Ia meringis kesakitan karena belum terbiasa dengan dampak penggunaan kaki palsunya. "Aku masih harus banyak berlatih."
"Bagaimanapun juga pria bernama Osvaldo Tolliver itu sangat luar biasa. Dia mampu menciptakan kaki palsu canggih itu. Jika benda itu diproduksi cukup banyak dan kita menggunakannya untuk pasukan kita, maka pasukan kita tidak akan terkalahkan," ujar Theron.
"Aku pikir Osvaldo Tolliver tidak hanya menciptakan kaki palsu itu, dia juga menciptakan banyak barang canggih yang bisa membantu kita dalam bertarung." Leandro menyahut. "Seperti yang kita tahu, Alexander memiliki pasukan terlatih yang sangat kuat, terlebih dia memiliki Miguel di sampingnya. Meski sudah berumur, aku yakin kemampuan Miguel tidak menurun."
Franklin mendengkus kesal. "Aku ingin berhadapan satu lawan satu dengan Miguel. Aku ingin membalaskan kekalahanku tempo hari."
"Kau mungkin akan menang jika kau menggunakan satu atau dua peralatan canggih milik Osvaldo Tolliver," ucap Caesar.
"Dasar brengsek! Kau menghinaku, Caesar."
"Pada akhirnya, teknologi hanyalah sebuah alat pendukung.
Semuanya tetap bergantung pada kemampuan kita sebagai penggunanya." Leonel berjalan selangkah, menatap Greg yang kembali melompat. Ia menghadap Edward dan yang lain. "Seorang pria yang memiliki pistol tapi tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menggunakannya akan kalah dengan seorang pria yang mampu menggunakan batu sebagai senjatanya."
"Lihatlah pria itu." Leonel menatap Greg yang kembali terjatuh. "Dia memiliki kemampuan yang kurang meski memiliki teknologi canggih. Bayangkan bagaimana jadinya jika Miguel menggunakan kaki palsu dan teknologi canggih itu."
"Dia akan semakin tidak terkalahkan," ucap Troy dan Tyler bersamaan.
"Menurut kalian, apakah Alexander mampu memerintahkan orang-orangnya untuk menciptakan teknologi canggih seperti yang Osvaldo Tolliver ciptakan?"
Edward mendengkus kesal, mengepalkan tangan erat-erat. "Alexander lebih dari mampu untuk memiliki teknologi canggih. Dia adalah pria terkaya di Vistoria dan negara lainnya. Uang hanyalah masalah kecil untuknya."
Edward merasa bahwa dirinya semakin tertinggal jauh dari Xander.
"Aku pikir berada di sisi Osvaldo Tolliver adalah jalan terbaik untuk kita. Terlepas dari segila apa dia, kita harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sangat baik."
"Menghindar!" Caesar tiba-tiba berteriak ketika sesuatu terlempar ke arahnya dan yang lain. Ia menangkap sebuah potongan dinding yang cukup besar. Tangannya bahkan tergores hingga berdarah.
"Dasar brengsek! Dia pasti sengaja!" Franklin menatap tajam Greg yang tampak santai setelah menendang patahan dinding itu.
"Aku tidak melihat kalian berada di sana." Greg tertawa. "Pergilah dari tempat ini secepatnya agar kalian tidak terluka."
"Aku akan memberinya pelajaran." Franklin bersiap untuk berlari, tetapi Caesar dan Theron menahan tangannya.
"Jangan lakukan itu, Franklin. Kita harus tahu jika kita sedang diawasi sekarang. Kita pasti memiliki waktu untuk membalas pria sialan itu," ucap Theron menenangkan.
Edward, Caesar, Franklin, dan yang lain meninggalkan halaman.
Greg tersenyum kecut. "Dasar orang-orang bodoh."
"Mereka adalah kelompok hitam yang berasal dari Vistoria, Havreland dan Lytora. Kemampuan mereka cukup hebat, terutama pria bernama Caesar, Theron, dan Franklin. Para pria muda itu adalah anak sekaligus keponakan mereka."
"Kelompok hitam?" Greg tertawa. "Aku tidak peduli. Mereka hanya akan menjadi bawahan Tuan Osvaldo, dan aku akan membuat mereka tersingkir."
Sementara itu, Luka dan Luke tengah menaiki tangga menuju ruangan pertemuan dengan Xander setelah melewati pemeriksaan yang sangat ketat. Sebelum mereka datang, Xander sudah memerintahkan yang lain untuk membawa suku pedalaman ke wilayah yang akan menjadi tempat tinggal sementara mereka.
Luka dan Luke memasuki ruangan bersama para pengawalnya.
"Kalian datang lebih lambat dibandingkan yang aku duga," ujar Xander seraya berdiri dari sofa. "Apa perjalanan kalian terganggu?"
"Satu-satunya gangguan perjalanan kami adalah banyaknya pemeriksaan yang harus kami lewati untuk sampai di ruangan ini." Luka tertawa.
Xander, Luka, dan Luke duduk di sofa. Govin, Mikael, dan tiga pengawal utama lain berdiri di belakang Xander, begitupun dengan pengawal dari Luka dan Luke. Sementara itu, pengamanan di sekeliling ruangan sangat ketat.
"Melihat wajah kalian membuatku cukup pusing." Xander tertawa. "Jadi, apa yang ingin kalian ingin katakan sampai kalian meminta pengamatan yang sangat ketat."
Luka menarik napas panjang, mengembuskan perlahan. Ia menatap Xander lekat-lekat sebelum mulai berbicara. "Informasi yang aku miliki sekarang sangatlah penting. Hanya beberapa orang di dunia saja yang mengetahuinya. Alasan kenapa aku mengetahuinya karena aku adalah seorang presiden sebelumnya."
Xander terdiam, menyimak dengan saksama.
"Ini mengenai sebuah organisasi rahasia yang harus kau ketahui, Alexander.”
Wah, senang banget lihat kamu masih setia baca ceritaku 🥰
Sekarang aku lagi aktif nulis tiga karya terbaru yang super seru!
👉 REINKARNASI SANG KULTIVATOR MESUM
Kisah kultivasi + sistem + harem yang penuh aksi, kelicikan, dan momen panas! 🔥
👉 MANTAN TENTARA BAYARAN: IDENTITAS ASLINYA SEORANG MILIARDER
Aksi, misteri, dan kejutan identitas yang bikin kamu penasaran terus!
👉 SISTEM BALAS DENDAM: MENJADI RAJA HAREM
Sistem overpower, dendam yang membara, dan para wanita cantik di sekeliling MC!
Yuk, bantu ramein juga di sana~
Like, komentar, dan vote kalian benar-benar bikin semangat nulis aku meledak 💪🔥
Terima kasih sudah selalu dukung karya-karyaku! ❤️🔥