Jian Wuyou adalah"Jenius Seribu Tahun"yang dielu-elukan,hingga sebuah pengkhianatan keji dari sekte dan sahabat terdekatnya merenggut segalanya. Dituduh mencuri artefak suci, ia dihina di depan umum, kehilangan lengan kanan andalannya, dan dilempar ke Jurang Pembuangan untuk membusuk.
Namun, di kedalaman jurang, keputusasaan Wuyou mengkristal menjadi dendam yang membara. Dengan satu tangan yang tersisa dan ditemani pedang karatan yang memalukan, ia melakukan hal yang mustahil: memindahkan inti Dantian ke lengan kirinya, terlahir kembali sebagai kultivator di Tahap Penyatuan Roh.
Kini, dengan wajah renta, tekad baja, dan julukan barunya yang mematikan,'Hantu Pedang',Wuyou memulai perjalanan balas dendamnya. Dunia kultivasi akan segera mengetahui bahwa seorang Dewa Pedang tidak membutuhkan kedua tangan untuk menebas langit.
Ikuti kisah Jian Wuyou saat ia mengungkap konspirasi besar di balik pengkhianatannya dan menuntut darah dari setiap orang yang pernah menertawakan kejatuhannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Rantai Qi dan Budak Spiritual Baru
"Bukan hanya kenikmatan yang akan kau dapat, Sayang. Tapi kekuatan dan kepuasan yang tiada tanding, yang akan melupakan semua kepedihan lamamu." Rubah Ekor Dua tersebut semakin membelai wajah Jian Wuyou, jemarinya yang dingin menyentuh kulitnya. Ia memeluk Jian Wuyou erat, menempelkan lekuk tubuhnya yang terbuka, berusaha keras menggunakan kehangatan ilusinya untuk menembus pertahanan spiritual sang pria tua.
Anehnya, Jian Wuyou tidak melakukan perlawanan fisik. Ia membiarkan rubah itu memeluknya, seolah-olah dia mulai menyerah pada godaan tersebut. Wajahnya yang keriput memang terlihat melunak, dan matanya yang awalnya dingin kini tampak sedikit kabur.
Dia terlihat aneh, seolah-olah sudah tergoda. "Benarkah... kenikmatan yang tiada tanding?"
"Ya, aku jamin, Sayang," bisik Rubah itu, suaranya dipenuhi janji manis. "Ini adalah janji purba dari kaum kami." Kehangatan dadanya menempel di dada Jian Wuyou, mengirimkan gelombang spiritual yang memabukkan.
Jian Wuyou perlahan mendekat, tampak terbuai, seolah akan mencium rubah tersebut. Rubah itu menyeringai penuh kemenangan.
"Bagus! Setelah ini, kau akan mendapatkan kenikmatan luar biasa, dan aku akan mendapatkan esensimu!"
Rubah itu juga mendekat, hampir mencium Jian Wuyou. Ketika wajah mereka sudah berjarak kurang dari satu inci...
WHOOSH!
Tiba-tiba, suasana di sekitar berubah menjadi sangat mencekam dan mengerikan. Udara dingin dari niat membunuh yang pekat meledak dari dalam tubuh Jian Wuyou, mengalahkan semua ilusi kehangatan. Qi biru dan merah menyelimuti mereka berdua.
Ketika Rubah cantik tersebut membuka mata, ilusi godaannya pecah. Ia melihat Jian Wuyou melotot, matanya memancarkan cahaya yang dingin dan kejam.
"Kena kau!" Suara Jian Wuyou tidak lagi terdengar lemah, melainkan dingin dan penuh otoritas.
"Apa?! Kau tidak tergoda olehku?! Tidak mungkin! Ilusiku telah menjebak banyak kultivator kuat dan makhluk di sini!" Rubah itu tidak percaya. Pengalaman seratus tahunnya dalam merayu dan mencuri esensi spiritual belum pernah gagal.
Jian Wuyou kemudian mencekik leher rubah cantik tersebut dan mengangkatnya ke atas. "Mungkin kau dapat menggoda pria lain yang lemah, tapi kau tidak dapat menggoda diriku. Aku adalah hantu yang berjalan di atas puing-puing pengkhianatan, kau pikir kecantikan palsu bisa mempengaruhiku?"
Jian Wuyou perlahan mengeluarkan Qi biru dari Dantian Lengan Kiri-nya. Kekuatan cengkeramannya terasa menghancurkan.
"Tenang saja, rubah licik," lanjut Jian Wuyou, senyum sinisnya terlihat. "Aku akan pastikan kekuatan spiritualmu ini kugunakan untuk hal yang berguna."
Sebuah rantai biru murni yang terbuat dari Qi, dibentuk oleh Teknik Segel Dantian, perlahan mengekang dan mengunci leher rubah tersebut.
Rubah tersebut terkejut dan berusaha melepaskan cengkeraman tangan Jian Wuyou. "Aarrrg! Lepaskan tanganmu, tua bangka keparat!" Meskipun ia mengerahkan kekuatan spiritualnya, tenaganya tidak dapat mengalahkan kekuatan Dantian Lengan Kiri Jian Wuyou yang baru saja menembus tahap dua.
Setelah rantai Qi itu mengunci, dia sudah sepenuhnya menjadi budak spiritual Jian Wuyou dan akan terkekang selama rantai itu masih ada di lehernya.
"Tidak kusangka aku akan mendapatkan hewan peliharaan spiritual sebagus ini, Hahaha! Dengan esensi spiritual murni darimu, kultivasiku pasti akan lebih mudah dan cepat!"
Jian Wuyou ternyata akan menggunakan Rubah Ekor Dua tersebut sebagai tungku hidup untuk menaikkan kultivasinya.
"Lepaskan rantai ini, Tua bangka! Aku akan membunuhmu! Lepaskan aku!" Rubah tersebut meronta-ronta, mencoba kembali ke wujud aslinya, tapi rantai Qi itu menahannya.
BRUUG!
Jian Wuyou membanting tubuh Rubah itu ke dinding jurang. "Berhentilah membangkang, dan hormatilah Master-mu!" Jian Wuyou mengintimidasi rubah tersebut dengan gelombang Qi yang dingin, sehingga ia tercekik dan kesakitan.
AAARRRG!
Jian Wuyou melepaskan cengkeraman tangannya sehingga rubah tersebut ambruk dengan rasa sakit. Rantai Qi itu terasa membakar setiap kali ia mencoba melanggar perintah.
"A-ampuni a-aku... Master." Rubah tersebut langsung jinak karena terpaksa. Rasa sakitnya sangat panas dan mencekik. Ia terpaksa mengakui kekalahan.
"Bagus. Sekarang pakailah jubah ini," perintah Jian Wuyou, suaranya meremehkan. "Tutupi lekuk tubuh menyebalkan milikmu itu. Aku tidak nafsu, mataku hanya perih melihatnya." Jian Wuyou melemparkan jubahnya yang beberapa bagian sudah robek, tapi masih dapat digunakan.
Rubah itu merangkak dan mengambil jubah tersebut sambil memegang lehernya yang terkekang oleh rantai Qi. Dia memakainya dan menutupi tubuhnya dengan perasaan marah dan malu yang tak terkira.
Ia merasa menyesal karena salah pilih target dan berakhir menjadi budaknya orang tua kejam ini.
Jian Wuyou kini memiliki sekutu yang terpaksa, sebuah sumber Esensi Emas yang kuat. Akankah Rubah Ekor Dua ini—yang kini terikat dan marah—membantu Master barunya mencari kekuatan untuk pergi menuju Lembah Bintang Jatuh, atau justru mencari celah untuk menghancurkan Dantian Lengan Kiri-nya pada kesempatan pertama?
