Dave Grohl Mahardika pria berusia 28 tahun yang merupakan mafia yah terkenal kejam dan pembawaan yang sangat dingin.Tak ada wanita yang bisa menaklukkan kulkas dua pintu itu.
Hingga suatu hari kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi seorang gadis.Prinsip menikah setelah adiknya menikah itu hancur sudah.
Bagaimana rumah tangganya?, apakah akan ada cinta atau justru berpisah?.Yuk simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melamar
"Tuan anda disini?", Robert memasuki ruangan Dave.
"Hmmmm bagaimana,apakah berjalan lancar?",tanya Dave menatap Robert yang duduk di sebuah sofa.
"Barang kita sudah dalam pemuatan keatas kapal Tuan.Seperti seseorang ada yang menyabotase barang barang kita dengan meletakkan barang ilegal didalamnya.Tapi beruntung cctv guncang kita bisa membuktikan jika ada seseorang yang meletakkan barang itu hingga pihak bea cukai bisa meloloskan barang kita",jawab Robert.
"Perketat keamanan di gudang Robert,dan kau sudah menyelidiki siapa orang yang meletakkan barang itu disana?",tanya Dave design wajah datarnya.
"Anak buah kita dalam pengejaran pelaku Tuan",jawab Robert.
"Tuan ada beberapa perusahaan yang bekerjasama dengan kita juga bekerjasama dengan Erdogan Tuan.Apakah kita akan menghubungi semuanya?",tanya Marvel.
"Hubungi salah satunya yang cukup berpengaruh.Minta dia untuk mencabut sahamnya disana dan ganti kerugiaan yang mereka alami!.Aku ingin memberikan terapi jantung untuk pria itu yang berani bermain denganku",ujar Dave.
"Baik Tuan...",jawab Marvel.
"Tuan anak buah kita berhasil menangkap pria itu",ujar Robert.
"Bawa dia markas!",jawab Dave.
"Baiklah Tuan",ujar Robert.
"Tuan Felix bersedia Tuan,dia akan melakukannya untuk Tuan tanpa meminta imbalan apapun",tutur Marvel.
"Aku tak ingin ada hutang budi Marvel,tetap transfer kerugian mereka", jawab Dave.
"Baik Tuan",ujar Marvel.
"Aku pergi dulu, Robert kau urus selebihnya!",ujar Dave berdiri dari duduknya.
"Baik Tuan",jawab Robert ikut berdiri dari duduknya.
Dave melangkah keluar dari ruangannya untuk kembali ke perusahaan Zaki yang ia kelola.Dave tak hanya menatap dingin saat Juwita menatapnya.Pria berjalan melewati meja Juwita begitu saja tanpa menegurnya.Ia terlihat mengeluarkan ponselnya.
Ting
083412xxxxxx
[Kamu ingin makan sesuatu?]
**Maaf siapa ya**?
083412xxxxxx
[Dave]
**Tidak**...
Juwita menghembuskan nafas panjang, ternyata dirinya selama bekerja diperusahaan Dave.Wanita itu tak pernah menyadari akan hal itu.
***
Ting tong
Juwita yang baru saja selesai berpakaian mengerutkan keningnya saat mendengar suara bel dari luar.
Wanita itu bergegas membukakan pintu apartemen dan ia sedikit terkejut melihat kedatangan Dave yang membawa sebuah paper bag.
"Kamu belum siap?",tanya Dave saat Juwita mempersilahkannya masuk.
"Saya baru selesai mandi,kita berangkat sekarang?",tanya Juwita.
"Ya...",angguk Dave.
"Ini makanan untukmu,semoga suka",ujar Dave memberikan paper bag yang ia bawa.
"Apakah ini tidak merepotkan anda Pak?",tanya Juwita.
"Tidak, ambillah!",jawab Dave.
"Terimakasih",ujar Juwita mengambil paper bag itu dari tangan Dave.
"Hmmmm"
"Saya bersiap dulu Pak, silahkan duduk!.Mau minum apa?",tanya Juwita.
"Tidak...",jawab Dave.
Juwita melangkah ke dapur meletakkan paper itu dilemari penyimpanan makanan lalu kembali masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian.
Setelah beberapa menit Juwita keluar dari kamarnya menggunakan sebuah gaun yang tertutup.Ia menghampiri Dave yang duduk disofa bermain ponselnya.
"P-pak Dave..."
Dave menoleh lalu menyimpan ponselnya ke dalam saku jasnya dan langsung berdiri dari duduknya.
"Ayo berangkat!",ujar Dave berjalan lebih dulu memijit pintu.
Dengan langkah gontai Juwita mengukuti langkah Dava keluar dari apartemen.Keduanya berjalan beriringan untuk masuk kedalam lift.Tak ada pembicaraan antara keduanya.Mareka sibuk dengan pikiran melekat masing-masing.
"Bagaimana dengan Uncle Zavier?",tanya Juwita saat keduanya sudah didalam perjalanan.
"Uncle Zavier sudah menunggu di sana",jawab Dave.
"Bagaimana dengan kekasih anda Pak?",tanya Juwita.
"Kekasih?",beo Dave.
"Iya...aku tak ingin nantinya ada yang menyerang ku secara tiba-tiba",ujar Juwita.
"Aku tak memiliki kekasih",jawab Dave dengan wajah datarnya.
"Tapi wanita bernama Clara itu?",tanya Juwita.
"Wanita yang terobsesi denganku",jawab Dave yang mau tak mau harus menjelaskan semuanya agar Juwita tak salah paham.
"Tapi--
"Terserah padamu jika tidak percaya",ujar Dave.
"Hufffhh... baiklah",jawab Juwita menghela nafas panjangnya.
Tak lama mobil mereka sampai disebuah rumah kediaman kedua orangtua Juwita yang berada tak jauh dari rumah lama Dave di kompleks ini.
Terlihat mobil Zavier sudah terparkir disana saat keduanya turun dari mobil.Juwita meremas kedua tangannya untuk mengalihkan rasa takurnya.Ia takut jika Papanya akan marah padanya karena telah kabur dari rumah.
Dengan langkah pelan keduanya memasukinya hunian itu dimana seluruh keluarga telah menunggu kedatangan keduanya.
Plak
"Masih berani kamu datang kerumah ini setelah membuat kekacauan,hah?", seorang wanita tiba tiba menampar Juwita.
"Kau--Dave menatap tajam wanita itu dan membawa Juwita kedalam pelukannya.
"Jenita apa yang kamu lakukan?", teriak sang Mama.
"Memberinya pelajaran Ma,gara gara dia aku yang menjadi korbannya", jawab Jenita dengan nafas tersengal menahan emosinya.
"Bukankah ini yang Kakak inginkan menikah dengan pria yang Kakak cintai?,lalu kenapa Kakak masih menyalahkanku?",jawab Juwita.
"Itu bukan kesalahan Juwita,tapi kesalahan Papa angkatmu ini Jenita",ujar Zavier tiba-tiba.
"Bang--
"Sudah seharusnya dia tau siapa dia sebenarnya adikku.Dia harusnyabtau diri sudah dibesarkan ditengah tengah keluargamu", ujar Zavier.
"Ini gak mungkin...",ujar Jenita.
"Ma...aku putrimu kan?",tanya Jenita menghampiri sang Mama.
Dian hanya diam saja tak menjawab pertanyaan putrinya itu.
"Duduklah Dave...!",ujar Zavier.
Dave duduk disebelah Zavier dan Fira sedangkan Juwita duduk tak jauh dari kedua orangtuanya.
"Kedatanganku kesini melamar Juwita untuk putraku,Dave",ujar Zavier yang tak mau berbelit-belit.
"A-apa?"
...****************...