Memiliki Kakak tiri dengan segudang pesonanya membuat Neira berperang dengan perasaannya.!
Bagaimana bisa Neira harus menahan dirinya untuk tidak menyukai Kakak tirinya dengan semua perhatian yang dia dapatkan juga semua perlakuan manis darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Neira Sakit
Neira membuka matanya, dia merasakan sedikit pusing kepalanya. Namun berlahan dia mencoba menatap ruangan sekitar.
Bukan kamarnya, namun Neira tau jika dia berada di kamar Gevan dan kejadian semalam membuat Neira tau jika dia tidur di dalam kamar kakaknya.
"Uh," Neira memegang kepalanya.
Ceklek.
Pintu terbuka, Gevan yang melihat Neira bangun segera masuk.
"Hei kenapa bangun?"
Neira menoleh, Gevan membawa mangkuk dan meletakkan nya di atas nakas.
"Jam berapa ini kak."
"Jam 7."
"Neira telat"
"Sst,, Lo gak usah sekolah hari ini."
"Tapi Kak-
"Lo masih demam."
"Neira gapapa Kak."
Gevan menggeleng dan menyentuh kening juga leher adiknya.
"Masih belum turun." Lirihnya.
"Sekarang sarapan dulu terus minum obatnya."
Neira menutup mulutnya, dia menggeleng membuat Gevan menautkan alisnya heran.
"Mulut Nei pahit Kak, gak enak."
"Di paksa Oke, dikit aja."
Neira menatap Gevan yang mulai menyendok bubur dan meniupnya karena masih panas.
"Buka mulutnya." Titah Gevan dan Neira hanya bisa menurut. Kepalanya pun masih sangat pusing.
"Udah"
Gevan mengangguk dan mengambil obat juga minum.
"Sekarang minum obatnya."
Dengan sangat telaten Gevan mengurus Neira, perhatiannya benar-benar membuat siapa saja akan baper. Begitu juga dengan Neira yang terus menatap wajah tampan Gevan.
"Kakak gak kuliah.?"
Gevan menatap jam di tangannya.
"1jam aku Gue ada kelas, tapi cuma satu Jam gapapa gue tinggal?"
Neira mengangguk dan akan beranjak bangun.
"Mau kemana?"
"Kakak mau Kuliah, Nei balik ke kamar aja."
"Gak usah, Lo Istirahat di sini aja gapapa."
Neira menurut dan kembali berbaring. Lagian kepalanya masih sangat pusing apalagi untuk berjalan .
"Gue bawa turun mangkuknya dulu."
Neira mengangguk dan memejamkan matanya, karena semakin pusing jika matanya terbuka.
Dert..
Dert,,
Neira membuka matanya saat mendengar suara dering ponsel milik Gevan.
Tangannya menyambar benda pipih yang berada di atas Nakas dekat Tempat tidurnya.
Mom is Calling...
"Mama" Gumam Neira yang langsung menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
[Halo Kak, Kakak lagi dimana?" ]
"Mama, ini Neira."
[Loh sayang, kok kamu yang angkat dimana kakak kamu Nak.]
"Kak Gevan lagi di bawah, Ponselnya Deket Nei jadi Nei angkat pas tau Mama yang telp."
[Nei, sayang suara kamu lemas kamu sakit sayang.]
Neira menatap Gevan yang sudah berdiri di depannya dan memberikan ponselnya kepada Gevan karena dia merasa sangat pusing.
"Halo Mom, ini Gevan."
[Kak, Neira kenapa tadi suaranya lemas dan kenapa belum berangkat sekolah.]
Gevan melirik Neira yang memejamkan matanya, dia berjalan menjauh agar tidak menggangu nya.
"Neira demam Ma, jadi ijin gak sekolah."
[Astaga, terus gimana Kak. Neira kalau demam pasti manja dan gak mau di tinggal.]
"Sudah turun demamnya."
[Syukurlah, Memangnya kenapa Neira bisa demam Ge]
Kini bukan lagi suara Widia namun terdapat suara Almer yang ikut mengobrol.
[Kamu jaga adik kamu kan? ]
"Semalam di rumah listrik mati Mom, Pa, terus Neira ketakutan sampai sesak napas."
[Astaghfirullah,, Tapi gapapa ka Ge.]
"Gapapa, Papa sama Mama tenang saja Gevan bakal jagain Neira. Tapi Gevan ada kuliah cuma 1jam sih."
[Ya sudah gapapa Kak, Neira paling tidur terus kalau lagi sakit cuma Mama minta Maaf ya biasanya Neira akan manja kalau lagi sakit.]
"Ya Mom."
[Kamu mau kuliah kan, kabari Papa juga Mama kalau terjadi sesuatu.]
"Iya Pa."
Gevan menutup telponnya dan berjalan menghampiri Neira yang sudah terlelap.
Dia membenarkan selimut yang menutupi tubuhnya dan mengatur suhu udara di dalam kamarnya.
Sebenarnya dia tidak tega meninggalkan Neira yang sedang sakit, tapi dia ada ujian pagi ini.
Gevan mengambil tasnya dan berjalan keluar tidak lupa dia menitipkan Neira ke pelayan di rumahnya.
********
Di sekolah,,
Widi berjalan masuk ke dalam kelasnya dan terlihat Mika yang sudah ada di sana.
"Hai Bestie."
"Najis Bestian sama Lo ogah." Ucap Mika dengan masih memoles wajahnya.
"Gaya Lo, Awas aja Lo nginep di rumah Gue."
"Becandaa."
Mika menoleh dan menatap jam, dia mencari dimana Neira kenapa belum datang padahal biasanya Neira akan datang lebih dulu darinya.
"Neira belum datang?"
"Dia gak masuk sakit."
"Oh my Gosh, Neira sakit? Sakit apa Wid."
"Demam, tadi pagi Kak Gevan telpon gue."
"Weh- Abang tampan telpon Lo. Mimpi apa semalam Lo hah."
"Berisik."
Mika akan kembali menjawab namun seorang guru masuk membuat semua siswa/i langsung diam.
"Selama pagi anak-anak"
"Pagi Miss."
"Sekarang kalian kumpulkan tugas kalian."
Semua tampak mengumpulkan buku-buku ke depan begitu juga dengan Widi juga Mika.
Pelajaran terus berlangsung hingga terdengar suara Bel membuat semua bersorak.
"Belajar kita sampai di sini, terima kasih."
Mika langsung menatap Widi "Kantin Kuy" Ucapnya di balas Anggukan Widi dan mereka berjalan menuju kantin dengan saling mengobrol.
"Loh kalian tumben berdua, Neira mana?"
"Eh Kak Nico- Ucap Widi juga Mika bersamaan.
"Neira sakit kak jadi dia gak masuk."
"Loh sakit apa?"
"Kakaknya sih bilang demam jadi dia gak masuk." Jelas Widi karena memang Gevan hanya bilang jika Neira demam.
"Oke thanks ya."
"Sama-sama Kak."
Nico berjalan kembali menuju ruangan OSIS, begitupun dengan kedua gadis cantik yang kembali berjalan menuju kantin.
Alex Menautkan kedua alisnya saat tidak melihat Neira bersama kedua sahabatnya. Dimana dia dan tadi pagi pun Alex tidak melihat Neira datang.
Apa Neira tidak masuk, tapi kenapa?
"Sayang, kamu mau kemana sih." Ucap Elisa saat Alex beranjak bangun.
"Bentar."
Elisa menatap Alex yang berjalan menghampiri Widi juga Mika. "Mau apa dia ke sana.?"
"Ehem, Neira kemana kok gak bareng kalian." Ucap Alex menatap dua gadis yang akan memasukkan bakso ke dalam mulutnya.
Widi menghela napasnya.
"Kenapa Lo tanya, bukan urusan Lo juga kali."
"Lo tinggal jawab gampang."
"Dia sakit."
Alex mengernyitkan keningnya.
Apa Neira sakit karena kemarin melihat dirinya bersama Elisa di toilet atau karena tangannya.
"Sakit?"
Widi mengangguk,,
"Sakit apa?"
"Buat apa gue jawab pertanyaan Lo sih, urusi aja tuh cewek Lo yang lagi tebar pesona."
Alex menoleh dan terlihat Elisa sedang asik mengobrol dengan Bara bahkan Elisa tampak tersenyum.
Alex berjalan pergi namun bukan kembali ke mejanya, melainkan dia keluar kantin.
"Lah malah pergi, tuh ceweknya lagi godain cowok lain" Ucap Mika.
"Gak penting, mending lanjut makan sebelum bel masuk."
"Betul..!!"
Mereka kembali menikmati semangkuk bakso yang masih panas. Bakso buatan Pak Min memang paling enak dan memang sudah langganan Mereka bertiga dari dulu.
Sementara Elisa tampak tersenyum malu saat Bara menatapnya lekat. Terlihat jelas jika Elisa salah tingkah dengan tatapan Bara.
Bara memang tidak kalah tampan dari Nico ataupun Alex. Namun bedanya hanya Bara yang terkenal siswi sering bolos, Alex kapten Basket dan Nico Ketua OSIS di sekolah mereka.
Mereka pun menjadi idola sekolah dan banyak siswi yang terpesona dengan tampang mereka.
semangat untuk karya novel lainya dan ehem jangan Lupa thor EXTRA PARTNYA YAA