Maudy harus merelakan masa muda nya untuk menjadi istri dari seorang laki-laki koma, ia menikahi laki-laki tersebut karena ulah ibu dan kakak nya yang gila harta.
Namun ternyata Maudy hanya berpura-pura sedih ia sejujurnya sangat bahagia terlepas dari keluarga angkat nya yang sangat mengerikan itu.
Hidup nya yang semula menderita seketika berubah seratus persen jadi lebih baik, suaminya yang koma ternyata adalah seorang CEO ia juga mendapat perlakuan baik dari mama mertuanya.
Bagaimana kehidupan Maudy dengan suaminya yang koma? Ayo baca kisah mereka di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode #34
Singkat cerita, Maudy sudah di antarkan oleh Randy ke kontrakan nya setelah mereka pergi menjemput sang mama.
"Randy gadis itu, ah maksud mama Maudy itu kenapa bisa jadi janda? Dia sangat cantik dan masih terlihat bening seperti seorang gadis perawan, bagaimana bisa dia jadi janda di usia muda nya?" tanya sang mama bingung.
"Cerita nya panjang ma, dia di fitnah oleh saudara nya dan ya ... " Randy pun menceritakan kisah Maudy kepada sang mama.
Hal ini membuat mama nya geram dengan Elgara dan wanita itu, sang mama yang punya hati penyayang ini sangat kesal dengan orang-orang jahat yang berada di sekeliling Maudy.
"Kelihatan nya dia adalah gadis yang cukup baik, sayang sekali mereka begitu bodoh ya," kata sang mama tak habis fikir.
"Ya, itulah kehidupan ma," jawab Randy.
Sementara itu di sisi lain.
"Kenapa harus Maudy yang merawat mama Mulia? Aku khawatir dia akan sembuh, tuhan apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku harus melakukan sesuatu, nyonya tua itu tak boleh sembuh," kata Mona yang saat ini gelisah karena khawatir kalau mama Mulia akan segera sembuh dan ia tak bisa menikah dengan Elgara karena kebusukan nya akan terbongkar.
Entah apa yang akan di lakukan Mona kali ini, dia benar-benar tak bisa menenangkan diri nya sendiri.
Keesokan harinya.
"Ma, makan dulu ya," ucap Maudy sambil mengaduk bubur yang dia siap kan untuk mama Mulia.
Saat ini mama Mulia di rawat di rumah sakit dalam pengawasan Randy.
Mama Mulia mengangguk kan kepala nya, ia selalu menuruti kata-kata Maudy.
"Ma, mama harus sembuh ya, mama jangan terlalu banyak berfikir sekarang, mama hanya harus fokus dengan kesehatan mama saja," ungkap Maudy dengan lembut.
Lagi-lagi mama Mulia mengangguk dan tersenyum.
Sementara itu, Elgara baru saja tiba dan langsung masuk ke dalam ruang rawat sang mama.
"Maaf aku telat ma," kata Elgara yang awalnya tak mengira kalau ada Maudy di dalam ruang rawat tersebut.
Maudy melirik Elgara sekilas dan kemudian kembali mengurus mama Mulia.
"Apa yang kau berikan?" tanya Elgara kepada Maudy.
"Hanya bubur biasa," jawab Maudy singkat.
"Kau yakin itu sehat?" tanya Elgara meragukan nya.
"Apa menurutmu aku berikan makanan yang tidak baik untuk mama? Aku sekarang orang yang di tujuk untuk menjaga mama mu, tolong hargai aku," kata Maudy menatap Elgara dengan tatapan tajam.
Elgara teridam, dia tak bisa menjawab apapun lagi, karena ucapan Maudy adalah kebenaran.
Seharian penuh Maudy merawat mama Mulia di rumah sakit, dan dia akan kembali pada malam hari ke rumah kontrakan nya.
"Maudy ayo!" ajak Randy yang saat itu sudah menunggu jawaban Maudy.
"Kak Randy sudah menunggu lama?" tanya Maudy menghampiri Randy.
"Tidak, ayo, oh ya apa kau sudah makan?" tanya Randy lagi.
"Belum, bagaimana kalau makan bersama?"ucap Maudy.
"Hal yang barusaja ingin aku katakan," ungkap Randy lagi.
Mereka pun tertawa kecil dan kemudian meningalkan rumah sakit.
Sementara itu Elgara yang sengaja mengikuti Maudy merasa sakit di hatinya melihat Maudy yang begitu lembut dan ramah dengan Randy.
"Apa yang aku rasakan? Kenapa rasanya sangat sakit?" batin Randy sambil mengepalkan tangannya.
Cinta dan kebencian bersatu di dalam hati namun Elgara tak menyadari kalau cinta nya lebih besar dari pada kebencian tersebut.
Beberapa jam kemudian.
"Kak Randy, bagaimana keadaan tante apa dia sudah mulai terbiasa dengan keadaan di Jakarta?" tanya Maudy kepada Randy.
"Ya, awalnya agak sedikit tak terbiasa, namun sekarang sudah sedikit terbiasa, ungkap Randy sambil menikmati makanan nya.
"Kalau boleh tau, apa yang membuat Tante datang ke Jakarta?" ujar Maudy lagi.
"Sebenarnya kami mencari seseorang, dan dia adalah adiku, mama ke sini karena tak mau membiarkan aku berusaha sendiri ia memutuskan untuk membantu ku," kata Randy mulai bercerita dengan Maudy apa tujuan sang mama datang.
"Adik? Bagaimana bisa?" tanya Maudy tak mengerti.
"Ceritanya panjang, aku tidak bisa menjelaskan nya kepada mu," kata Randy sambil tersenyum kecil.
Maudy yang mendengar itu merasa tak enak hati karena terlalu kepo dengan urusan pribadi kelaurga orang lain.
Mereka pun lanjut makan malam dan membicarakan hal-hal lain nya.
Setelah selesai makan, Randy pun mengantarkan Maudy ke kontrakan untuk segera istirahat karena besok harus kembali mengurus mama Mulia.
"Mencari adiknya? Adik? Kenapa aku jadi penasaran ya, dan kenapa rasanya aku ingin sekali mengetahui, kenapa aku tidak mengatakan nya saja kepada kak Randy kalau aku ingin membantu nya, dia sudah banyak membantu ku seharusnya aku juga bisa membantu nya," ungkap Maudy merasa harus membantu Randy.
Malam pun berlalu begitu cepat, tak terasa pagi kembali menunjukkan sinarnya burung-burung berkicau dengan sangat riang, kontrakan Maudy sangat lah bagus itu terletak tak jauh dari rumah sakit, dan Maudy sangat menyukai nya.
"Huh, aku harus segera ke rumah sakit," kata Maudy sambil menyiapkan bubur yang sudah dia masak untuk mama Mulia.
Ya, mama Mulia hanya akan makan jika itu masakan Maudy, dia menolak untuk makan masakan yang ada di rumah sakit.
Setelah beres-beres, Maudy pun bernagakat ke RS jalan kaki, ia tak menunggu Randy karena ia mendapat pesan pagi ini kalau Randy akan masuk sore.
Sementara itu ia tidak mengetahui kalau ternyata Mona sudah meningcar nya, dia mengikuti Maudy ke RS entah apa yang hendak ia lakukan saat ini.
"Awas saja kamu Maudy," batin Mona.
Tak butuh waktu lama, Maudy pun akhirnya tiba di RS, dia segera menuju ruang rawat mama Mulia dan masuk ke dalam sana.
Namun tak ada siapapun kecuali mama Mulia.
"Elgara, apa dia meningalkan mama sendiri di ruangan ini?" ucap Maudy tak habis fikir.
Mama Mulia yang kondisinya sudah semakin membaik Merasa lega setelah melihat Maudy yang datang.
Kondisi tubuh nya sudah perlahan sedikit demi sedikit pulih, dia sudah bisa tersenyum dan juga mengerakan tangan nya.
"Selamat pagi ma, maaf aku telat," ucap Maudy yang kemudian meletakkan makanan tersebut ke atas nakas samping ranjang mama Mulia.
Mama Mulia hanya mengangguk kan kepala nya dan menyuguhkan senyum untuk Maudy.
"Kita sarapan sekarang ya ma," kata Maudy lagi.
Namun mama Mulia memberi kode, ia menunjuk-nunjuk ke arah toilet.
"Mama ingin ke toilet?" Tanya Maudy lagi.
Sang mama pun mengangguk kan kepala nya.
"Ayo aku akan membantu mama," Maudy pun segera membantu mama Mulia untuk pergi ke toilet meskipun sulit baginya seorang diri.
Sementara itu, Mona yang melihat kesempatan emas ini benar-benar tak bisa berdiam terlalu lama.
Bersambung ....
