Niken menyaksikan perselingkuhan suaminya dengan perempuan yang lebih dewasa, istri orang, dan tetangga dari suaminya. Bukan Niken saja yang melihat adegan panas Reyfan, sang suami bersama Zahra, selingkuhannya. Melainkan ada seseorang lagi yang melihat adegan panas mereka. Hans, suami dari Zahra ternyata menyaksikan semua itu di belakang Niken yang sedang memergoki Reyfan bercinta dengan Zahra di Bengkel milik suaminya.
Hans menangkap tubuh Niken yang lemas karena melihat pergulatan panas Reyfan dan Zahra.
"Jangan menangis, manusia laknat seperti mereka jangan ditangisi!"
"Om Hans?"
"Kita balas perbuatan mereka!"
"Caranya?"
"Kita selingkuh!"
Niken setuju dengan Hans, mereka membuat suatu perjanjian perselingkuhan. Bagaimana kisah Niken dan Hans? Apa mereka terjebak perasaan saat membalas perlakuan pasangan mereka? Apalagi Hans yang sudah lama jatuh hati pada Niken, sejak Hans melihat Niken pertama kalinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Niken bersama dengan Indah menunggu hujan agak reda. Dari tadi sebetulnya Dewa menawarinya untuk ikut bersama, dan sepeda motor Niken nanti diambil oleh orang suruhan Dewa, akan tetapi Niken tidak mau merepotkan Dewa. Karena Niken terus menolak, akhirnya Dewa pulang meninggalkan Niken dengan Indah.
“Cie ... baru janda langsung dideketin brondong?” sindir Indah.
“Anaknya selingkuhan Reyfan itu, Ndah,” ucap Niken.
“Wah ... bagus dong, suamimu dicuri emaknya, kamu culik saja anaknya?” ucap Indah dengan terkekeh.
“Malah yang aku curi Bapaknya tuh bocah, lebih keren, lebih hot tubuhnya!” batin Niken.
“Cakep dia, modelan oppa-oppa. Sudah pepet saja!”
Niken hanya menanggapinya dengan senyuman saja. Lihat oppa-oppa di drakor saja gak suka, apalagi didekati oleh lakui-laki modelan begitu? Gak masuk untuk Niken! Indah belum tahu saja papanya Dewa lebih menantang, lebih kekar, lebih menantang!
“Kau belum tahu sih, papanya dia seperti apa? Lebih keren!” ucap Niken dengan membayangkan tubuh atletis Hans. Apalagi Niken pernah berada di dekapannya yang nyaman dan hangat, dan ciuman bibirnya juga masih bisa Niken rasakan.
“Kau kenal dengan Papanya dia?” tanya Indah.
“Kenal, dekat malah!” jawab Niken.
“Jangan bilang kau sedang berusaha dekatin papanya dia!”
“Gak sedang berusaha lagi, sudah dekat malah,” jawab Niken.
Indah semakin penasaran, bisa-bisanya Niken dekat dengan suami dari seorang perempuan yang sudah merebut suaminya. Selama ini Niken memang belum pernah cerita soal Hans pada Indah. Bagaimana mau cerita, dia saja berhubungan dengan Hans dengan diam-diam?
“Kamu gak sedang ngelindur kan, Nik?”
Niken hanya menggelengkan kepalanya. Mungkin sekarang saatnya dia harus jujur pada sahabatnya itu soal hubungannya dengan Hans. Jelas ada kelanjutan hubungan dirinya dengan Hans, karena mereka memang sudah sepakat untuk melanjutkan hubungannya.
“Nik, kamu benar sama papanya tuh bocah tadi?”
“Iya, aku sudah dekat sejak kami sama-sama memergoki dua manusia pengkhianat itu! Aku memergoki Reyfan, dan ternyata dia pun sedang berada di dekatku, menyaksikan hal sama. Istrinya sedang dipakai suamiku. Gila, kan? Kayak di sinetron gitu lho?” jelas Niken.
“Lalu kalian?”
“Kita sepakat untuk selingkuh saat itu, tapi malah LDR an, karena dia sibuk kerja, sampai Dewa memergoki mamanya sama Reyfan, baru kita ketemu lagi, dan nyambung sampai sekarang,” jelas Niken.
Indah masih belum percaya, ternyata Niken melakukan hal gila juga, Indah yakin kalau sahabatnya itu pasti sudah disentuh oleh Papanya Dewa.
“Tapi kalian belum ngapa-ngapain, kan?” tanya Indah penasaran.
“Belum,” jawab Niken, namun Indah masih saja tidak percaya. Indah yakin sahabatnya itu pasti sudah pernah diapa-apain sama Papanya Dewa.
“Gak yakin!”
“Kenapa gak yakin?”
“Ya pasti pernah dicium, kan?”
“Ya pernah, namanya aku kesel, aku jengkel, ingat Reyfan gituan sama Zahra, ya sudah aku sama dia begitu, tapi gak sampai dalam sih, sudah aku belum diunboxing sama dia, tenang saja!”
“Ya disentuh juga gak apa-apa sih, sekarang kan sudah tidak ada ikatan? Bebas, kan?”
“Aku masih trauma saja sih, takut dapat yang kayak Reyfan lagi. Aku tahunya dia setia, dia jarang keluar rumah, dia betah di rumah, eh tapi ternyata? Apalagi macam Om Hans? Dia bisnisnya di luar kota terus, bahkan ke luar negeri? Pasti dia sering dikerumuni perempuan cantik dong?” ujar Niken.
“Gak juga, ya sama sih, aku juga masih trauma, takut dapat seperti mantan suami, malah takutnya kalau dapat lebih parah.”
“Sudah nikmati saja kesendirian kita,” ucap Niken.
Hujan sudah mulai reda. Niken dan Indah memutuskan untuk pulang. Malam ini, malam terakhir Indah di rumah Niken, karena Indah sudah dapat rumah untuk tempat tinggalnya.
**
Zahra dan Reyfan semakin meresahkan. Rio saja melihatnya sampai muak. Siang hari saja mereka malah asik pacaran di rumah yang sekaligus untuk bengkel. Bengkel Reyfan makin sepi, apalagi Reyfan sekarang malah jarang memegang perbaikan, ia serahkan semua pada karyawannya. Jelas ada pelanggan yang kurang puas, dan sering mendapatkan komplain.
Itu semua karena Zahra yang selalu mengganggu Reyfan saat dia bekerja. Zahra tidak ingin jika dirinya ada di bengkel, ia ingin selalu di temani Reyfan. Di kamar lebih tepatnya. Menjijikan sekali bukan? Tidak segera mengesahkan hubungannya, malah semakin menjadi.
“Mas, ada komplain lagi!” panggil Rio dengan keras di depan kamar Reyfan.
Reyfan keluar dari kamarnya, ia menemui Rio dalam keadaan berantakan, Rio tahu di dalam habis melakukan kegiatan apa dengan Zahra.
“Kamu kan bisa menanganinya, Rio? Ada Doni juga, kan?”
“Maunya mas yang megang! Mas, sudah dong jangan begini, aku hanya ingin mengingatkan, ini tempat kerja, jangan buat zina! Pamali! Nanti sepi usahamu lama-lama. Sudah nikahi dia, mau apa lagi sih? Apa yang kalian cari?” tutur Rio dengan kesal.
“Sudah nanti aku tangani, sebentar aku cuci muka. Oh ya, mau aku melakukan apa, ini kan tempatku?”
“Iya, tahu! Tapi ini tempat usaha! Sana hotel kan ada, apa rumah mas satunya!”
Lama-lama membuat Rio makin naik darah dengan kelakuan mereka. Bukannya menata masa depan, menata hidupnya lagi supaya gak berantakan malahan kayak anak ABG labil yang baru kenal pacaran dan baru kenal ML.
“Empet gue sama bos lo!” umpat Rio di depan Doni.
“Bos lo juga kali! Gak lo aja yang empet! Gue lebih-lebih! Malah mending Niken, sekarang dia malah lebih baik hidupnya!” ucap Doni.
“Goblok banget Reyfan, berlian macam Mbak Niken ditinggal, malah milih si perak yang gak ada harga!” umpat Rio.
“Bukan perak, perak mah bagus itu. Per.ek lebih pantasnya! Sok suci kalau bikin status di sosial medianya, tapi hidupnya zina mulu!” ucap Doni.
“Lagi rame tuh, lagi viral di Facebook si Zahra!”
“Lagi jadi bahan perghibahan dia!”
Doni dan Rio benar-benar sadah tidak mengerti jalan pikiran Reyfan. Bengkelnya makin ke sini makin tidak karuan operasionalnya. Manajemennya juga amburadul sekarang. Dulu saat dengan Niken manajemennya sangat bagus. Niken juga tahu soal dunia otomotif, dia sudah jelas tahu nama-nama sparepart dan digunakan untuk apa, fungsinya apa Niken tahu semua. Bahkan stok selalu rapi, tidak pernah sampai sering kosong, seperti sekarang, banyak barang kosong, dan tidak dibelanjakan lagi.
Lagi-lagi Doni mencari sparepart untuk mobil yang sedang diperbaiki malah kosong sparepartnya. Padahal stok sparepart itu sebelumnya tidak pernah sampai kehabisan, ini sudah dua hampir seminggu Reyfan belum juga belanja sparepart yang kurang. Dia malah mementingkan Zahra setiap harinya.
“Padahal semua harta kan di Reyfan? Kenapa belanja saja sampai gak bisa sih? Kosong nih barangnya!” umpatnya di depan Rio.
“Bosmu mikir enak-enak saja! Lama-lama bangkrut nih bengkel!”
“Kalau bangkrut kita gimana nasibnya?” tanya lainnya.
“Lapangan kerja masih banyak kalau kamu begitu, kamu seperti berprasangka buruk sama Allah! Sudah tenang saja!” tutur Doni.
Setuju bgt klo niken gk maafin lelaki model begitu