kehidupan Alana berubah 180 derajat setelah ibunya menikah dengan pria kaya.
masalah terus muncul silih berganti hingga suatu hari ia mendapati dirinya dibunuh oleh seseorang.
namun ia kembali dari kematian dan bertekad akan menemukan siapa pembunuhnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laxiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 34 pelatih baru
" kamu kenapa bisa disini ?" Adit heran mengapa gadis itu bisa berada di daerah sana, pasalnya gang tersebut sangat sepi jarang sekali dilalui orang orang, ujung jalan nya menuju tempat pembuangan sampah yang menjadi sarang para preman dan pencuri. Makanya orang orang sering takut untuk melewatinya padahal itu adalah salah satu jalan pintas. Mereka tidak memikirkan seberapa cepat untuk sampai karena yang lebih penting adalah keselamatan.
" emang aku dimana " Alana sendiri kebingungan karena ia sama sekali belum pernah ke daerah tersebut. Ia hanya mengikuti kemana kaki nya melangkah dan sampai disana.
Adit melihat Alana yang masih mengenakan seragam lengkap, padahal hari sudah mau gelap dan dia sendirian tanpa didamping orang yang selalu bersamanya.
" kita harus cepat pergi sebelum preman itu kembali "
Alana mengikuti langkah Adit dari belakang, ia melihat beberapa box kosong yang dibawa pemuda tersebut, sepertinya ia sehabis mengambil jualan ibunya, Adit memang anak yang berbakti.
" ngomong ngomong kita mau kemana ?"
" kerumah aku gak papa kan, soalnya ini udah mau gelap. nanti aku anterin pulang tapi naruh box ini dulu "
Alana menganggukkan kepalanya " tadi aku lihat kamu jago banget berantem, kenapa gak kamu gunain di sekolah supaya kamu gak di bully lagi "
" mungkin aku bisa melawan mereka, tapi aku gak bisa lawan orang tua mereka "
" maksudnya "
" orang tua mereka donatur disekolah, mungkin kalau aku lawan mereka dan mereka kalah, walau mereka yang membully, bisa saja mereka memutar balikkan fakta dan tentu saja pihak sekolah akan lebih mempercayai mereka dan akhirnya aku dikeluarkan "
Alana terdiam mendengar penjelasan tersebut, memang menjadi miskin bukanlah sebuah dosa namun sedikit menyedihkan. Yah Alana pernah mengalaminya, bagaimana uang bisa menjadi sebuah penyelesaian dalam semua masalah.
Alana menatap Adit dari samping seperti lelaki tersebut cocok untuk menjadi guru bela dirinya, kemampuan nya sudah Alana saksikan sendiri bagaimana dengan gagah nya ia melawan tiga preman yang berbadan bongsor itu.
Kini Alana berjalan mundur sambil menatap calon gurunya dengan wajah yang berbinar.
" jalan nya yang bener nanti jatuh " peringatan Adit pada Alana
" Adit mau jadi guru aku gak "
" guru?"
" iya guru bela diri "
" kamu pengen belajar bela diri ?"
Alana menganggukkan kepalanya " iya, aku cuman punya waktu sebulan buat belajar bela diri jadi aku mohon sama kamu buat ajarin aku "
" emang kenapa cuman sebulan "
" ya gak papa, cuman pengen sebulan aja "
" kalau sebulan buat belajar dasar dasar nya aja gak cukup "
" emang supaya bisa kayak kamu tadi butuh waktu berapa lama "
" lima tahun "
Alana menutup mulutnya, benar benar syok. Jadi orang itu sengaja mempermainkan nya, mati tidak bisa, hidup sengsara benar benar nasib buruk buatnya. Tapi setidaknya dia harus mencoba, yah tidak salahnya untuk mencoba walau sudah dipastikan hasilnya.
" jadi kamu mau gak?, nanti aku bayar"
" gausah, kalau kamu emang serius mau belajar aku bisa ngajarin walau aku sendiri mungkin kurang ahli "
Alana tentu saja tak melihat ada batu dibelakang nya, dan itu membuat dirinya tersandung. dengan refleks yang bagus Adit segera menangkap tubuh gadis itu sebelum menyentuh tanah.
" udah dibilangin nanti jatuh kan kejadian "
"maaf, dan makasih "
Setelah menaruh box, Adit benar benar mengantar Alana sampai pintu depan gerbang rumahnya. Adit benar benar di buat takjub dengan megahnya rumah tersebut padahal baru saja dari luar nya.
Alana menyuruh Adit untuk mampir namun Adit menolak halus dengan alasan ia harus segera pulang karena ibunya tak ada yang membantu kebetulan tadi memenangkan ibu Adit sedang membuat kue yang akan di jual untuk esok hari.
Setelah pulang Alana memikirkan target selanjutnya dari orang orang terdekat nya bisa saja orang tuanya, mbak Dina atau mungkin kini Adit. Salah satu dari mereka pasti akan menjadi sasaran. Oh ini tidak bisa dibiarkan bagaimanapun caranya ia harus memenangi pertarungan tersebut jangan sampai ada lagi korban.
saat pertama kali membuka pintu semua orang nampak panik sekaligus lega, bahkan sampai papahnya hendak melaporkan pada polisi perihal Alana yang tak kunjung pulang.
Melihat hal tersebut hati Alana sedikit tercubit, bagaimana mungkin dirinya memutuskan untuk menyerah dan bunuh diri sedangkan dirumah sudah ada yang menunggu nya, dia benar benar sangat bodoh sampai memikirkan hal tersebut.
Alana membuka ponselnya sudah beberapa hari ini dia tidak mengecek rekaman cctv, namun lagi dan lagi ia menemukan ayahnya yang beberapa kali masuk kedalam kamar mandinya.
Alana sampai mengecek ada apa dalam kamar mandi, mengapa sudah beberapa kali ayahnya tertangkap kamera cctv memasuki nya. Jika memang untuk memastikan keamanan nya, kenapa hanya kamar mandi saja. Bukankah itu akan menjadi pertanyaan dan kecurigaan.
Alana turun dan menghampiri ibunya yang tengah menonton acara televisi.
" mah emang kamar mandi Alana ada yang rusak ?"
" loh mamah gak tahu, kamu yang make kok nanya ke mamah, menurut kamu ada yang rusak gak ?"
" enggak"
" kenapa nanya gitu "
" gak papa nanya aja " Alana ingin menyingkirkan persepsi yang tidak tidak terhadap ayahnya, namun kejadian itu terlalu mengganjal di hatinya.
Alana kembali ke kamar tidur, tapi sebelum pulang ia sempat meminta no Adit, entah kenapa hati ya terlalu bersemangat ingin menghubungi pria tersebut.
Alana menyimpan nomor tersebut dengan nama handsome coach jangan disebutkan artinya karena dia malu sendiri.
Dia mulai menghubungi nomor tersebut awal mula hanya ada suara dering telepon tak lama kemudian suara deheman dari seseorang.
" hallo"
Alana hampir berteriak, kenapa suara nya terdengar begitu seksi.
" hallo hallo"
Alana berdehem menetralkan suaranya " hallo Adit , ini aku Alana "
" oh Alana kirain siapa aja soalnya tadi gak ada suaranya"
" kita jadi kan besok latihan "
" jadi, tapi kayaknya harus dirumah aku kebetulan ada halaman di belakang rumah gak papa kan "
" gak papa, malahan aku seneng "
" tapi kamu nanti harus muter lagi pulang nya "
" tenang aja kan ada sopir, sekalian aja besok kamu pulang nya bareng aku biar sekalian "
" gak bisa soalnya aku harus ngambil jualan ibu dulu "
" gak papa aku anter "
" tapi nanti muter muter "
" gak papa sekalian jalan jalan, gak mau tau pokoknya besok harus bareng. Aku maksa pokoknya!"
" tapi..."
" gak boleh nolak "
" iya udah "
" by the way kamu namain kontak aku apa di hape kamu ?"
" Alana "
" cuman Alana doang "
" iya , emang kamu ada nama panjangnya juga "
Alana tertawa hambar dibalik telepon, bukan itu yang dirinya maksud.
" hallo...
BERSAMBUNG.........
Semuanya akhir akhir ini author sedang galau, kadang kadang hatinya tiba tiba gak enak, kenapa ya.
kalian tau gak sih kalau lagi suka sama orang tuh menyusahkan tau. dah lah Babay sampai ketemu di part selanjutnya
gimana pun pendiam nya seorang pasti bisa cepat tau situasi itu teman nya baik apa bukan padahal musuh dalam selimut,,,,,
terus lanjut update nya thorr
tetap semangat terus thorr
culun boleh tapi arus tau mana teman yang baik dan tidak,kejebak sendiri,,,,,