NovelToon NovelToon
Rahim Titipan

Rahim Titipan

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst / Nikah Kontrak / Beda Usia / Angst
Popularitas:164.9k
Nilai: 5
Nama Author: Daisha.Gw

kisah ini bercerita tentang gadis muda berusia 21 tahun bernama Alya, Alya terpaksa menerima tawaran menikah dari dosen kampusnya yang usianya 37 tahun bernama Rafa, Rafa meminta Alya mengandung anaknya karena istrinya tidak bisa memberikan keturunan. lambat Laun benih cinta diantara mereka mulai tumbuh, dari sinilah timbul masalah baru, istri sang dosen tidak rela suaminya membagi cinta dengan alya. dapatkah Rafa mempertahankan dan membuat Alya di akui sebagai istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai merasa nyaman

Dreet

Dreet

Dreet

Ponsel yang berdering membuat Alya kembali tersadar.

"Ibu" dengan cepat alya Mengangkat panggilan dari wanita yang begitu ia rindukan

"Waalaikumsallam ibuu" suaranya seketika bergetar menahan tangis

"Ibu kangen kamu nak, gimana kabar kamu "

"Alhamdulillah Alya baik Bu, ibu gimana, masih sakit"

"Ibu sehat nak, ayah juga adik kamu sehat "

"Ibuu, Alya kangen ibuu, pengen peluk ibu"

"Ibuu juga nak, pulang sebentar, ajak suami kamu juga nak"

Bingung sudah Alya,apa yang harus ia katakan pada ibunya,mana mungkin Rafa mau di ajak ke kampung menemui orang tuanya

"Ng--nggak bisa buk, mas Ra..."

"Siyapa bilang saya nggak bisa, saya bisa ko" alya berbalik, di ambang pintu berdiri Rafa dengan jas yang sudah ia lepaskan entah kemana, tangannya terlipat di depan dada.

Rafa berjalan mendekat, ia rebut ponsel dari tangan Alya

"Insyaallah hari Minggu saya sama Alya akan ke sana buk"

"Nggak papak nak, kalo kamu sibuk"

"Nggak, saya nggak sibuk"

"Makasih nak, kalo gitu ibu tutup telpon nya, assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

Rafa memberikan ponsel Alya kembali, ia duduk di samping istri nya

"Mas... Kamu ko ngejanjiin sesuatu yang nggak bisa kamu tepati sih, kesian keluarga ku mas, mereka bisa berharap terlalu jauh"

" martabak kamu di kulkas kenapa nggak di makan " bukannya menjawab Rafa malah memberikan pertanyaan balik

"Maaas"

"Tunggu di sini, saya hangatkan martabaknya dulu "

"Mas..." Rafa malas berdebat ia lebih memilih keluar.

....

"Dimakan, jangan natap saya terus"

"Aku udah nggak selera makannya mas, nggak bisa di paksa"

"Sini saya yang masukin ke mulut kamu"

Rafa menyodorkan satu potong martabak ke arah Alya, tapi wanita itu abaikan.

"Makan Alya"

"Mas... Aku nggak mau, kamu kok maksa sih"

"Dasar keras kepala "

"Mass... Ini bukan keras kepala, kamu memang nggak pernah ngerti, dan nggak ngerasain jadi ibu hamil " Alya bangkit meninggalkan Rafa, ia kesal terus di paksa memakan sesuatu yang tidak ia inginkan, memang ia membeli martabak itu karena menginginkan nya tapi sekarang sudah tidak.

Rafa menghembuskan nafas berat, ia mengikuti Alya masuk ke dalam kamar, di sana Alya sudah tidur memunggungi nya dengan selimut menutupi sebagian tubuhnya, Rafa masuk ke dalam kamar mandi, ia belum membersihkan diri karena langsung memanaskan martabak untuk Alya

Selesai mandi, Rafa menggunakan pakaian santai, malam ini akan kembali tidur di rumah Alya, Rafa ikut menidurkan diri di samping Alya.

Rafa merapikan rambut Alya yang menutupi wajahnya, sentuhan tangan Rafa di wajahnya membuat alya sedikit terusik, Alya mendecak kesal, merasa Rafa menganggu tidur nyenyak nya. Rafa terus memandangi wajah teduh Alya, hidung mancung kecilnya, wajah tirus dan putih bersih, bulu mata yang panjang tapi tidak lentik dengan alis yang tidak terlalu tebal tapi tersusun rapi tanpa pensil alis membuat Alya terlihat cantik di mata siapapun yang melihat nya termasuk Rafa.

"Cantik" satu kalimat yang muncul tak kala Rafa mengagumi sosok wanita di depannya.

"Sepertinya saya sudah terbiasa dengan kehadiran kamu , Al" Alya kembali menggeliat karena tangan Rafa yang berada di pipinya. Melihat sang istri yang merasa tidak nyaman, Rafa mendekat dan memeluk Alya , mengusap punggungnya agar wanita itu kembali terlelap.

sedangkan di rumah berbeda

"apa keputusan ku benar, meminta mas Rafa menikah dan memiliki anak, kenapa aku ngerasa keputusan itu adalah kesalahan terbesar di hidup ku, mas Rafa sekarang tidak ada waktu untuk ku"

"Aku ingin suamiku kembali, aku ingin mas Rafa yang selalu ada untuk ku, aku memang ingin memiliki anak dan memintanya menikah tapi tidak dengan membagi waktu nya dengan wanita itu, aku tidak ingin berbagi suami dengan Alya, aku tidak ingin"

Naila meraung dengan tangan menutupi wajah, tangisnya pecah, ia teringat lagi kejadian tadi siang dimana ia sempat berdebat kecil dengan Rafa perihal ia yang tidak mengijinkan Rafa menemani Alya malam ini.

Flashback on

"Mas... Kamu bisa nggak sih malam ini tidur disini "

"Sayang, mas harus Nemani Alya, ia sedang hamil, mas takut kejadian beberapa hari lalu terulang lagi"

"Tapi mas, aku juga butuh kamu di sini"

"Nai, kamu harus ngerti dengan keadaan mas, walau bagaimanapun Alya sedang mengandung, mas nggak mau mengulang kesalahan yang sama lagi"

"Mass... Aku menyesal meminta mu menikah lagi jika seperti ini caramu memperlakukan aku, aku meminta kamu menikah dan memiliki anak bukan untuk membagi mu dengan nya, aku nggak mau, mas" dengan nada tinggi tapi tidak membentak Naila mencurahkan isi hatinya, Rafa mengusap wajahnya prustasi, ia berada di situasi pelik,antara Naila dan Alya.

"Sayang, mas cuman mau jagain anak kita, mas mohon ngerti " Rafa berusaha menenangkan, berusaha membuat Naila mengerti, tapi wanita itu enggan, ia menepis tangan Rafa yang mengusap pipinya lembut.

"Aku mau mas menceriakan Alya, malam ini juga'

"NAII!!" Tidak, Rafa tidak bermaksud membentak istrinya, tapi apa itu... Permintaan gila macam apa yang Naila inginkan, mana bisa Rafa menceraikan Alya saat wanita itu hamil, dan di surat perjanjian pun Rafa akan berpisah dengan Alya setelah anaknya lahir.

"Ma--maf ,mas nggak maksud nai" Naila mundur, saat Rafa ingin mendekat, senyuman getir tampak jelas di wajahnya.

"Pergilah mas, temui Alya" setelah nya Naila masuk ke dalam kamar, Rafa ingin ikut masuk tapi ia urungkan, Rafa lebih memilih pergi ke rumah Alya.

Flashback of

"Aku nggak akan biarkan kamu merebut Suami ku, Alya. Nggak akan pernah"

....

Alya menggeliat di tidurnya, matanya mengerjap menyesuaikan cahaya, ia pandangi wajah Rafa yang masih tertidur di sampingnya, entah kapan Rafa melepaskan pelukannya tapi tangan Rafa masih ia jadikan bantal, perlahan Alya bangun, ia perbaiki posisi tangan sang suami

"Pasti pegel yabmas tangan nya, maaf"

"Nggak ko" Alya tersenyum hangat, nyatanya Rafa juga sudah bangun

"Mas sudah bangun"

"Dari tadi" Rafa menarik lagi lengan Alya, membuat Alya kembali tidur di sampai nya

"Baru jam 4 subuh, kamu mau kemana sepagi ini, kampus belum buka, nggak ada dosen di jam segini, tidur lagi" Rafa bergumam dengan mata terpejam. Sedangkan Alya berusaha menetralkan irama jantungnya yang sudah tidak karuan karena ulah Rafa.

"Aku mau mandi mas"

"Nanti, saya masih mau meluk kamu"

"Mass"

"Hem"

Rafa menunggu apa yang akan Alya ucapkan, tapi Alya tidak melanjutkan ucapannya

"kenapa, mau sesuatu?"

Alya menggeleng, ia justru membalas pelukan Rafa begitu erat, menggosok gosok wajahnya di dada bidang Rafa

"mas, kalo Boleh jujur, aku mulai mencintai kamu mas, apa aku boleh egois, aku ingin terus di sisimu mas, aku ingin kamu menjadi imam ku, aku ingin kamu menjadi suami sepanjang hidupku, apa boleh aku mencintaimu mas, apa boleh aku menaruh perasaan lebih untuk mu, aku mencintaimu mas" semua itu hanya alya ucapkan di hatinya saja, mana bisa ia mengatakan hal itu pada Rafa, bisa bisa ia terkena amukan Rafa karena melanggar janji pernikahan, yaitu tidak boleh ada rasa di Antara mereka. Alya memejam merasakan usapan lembut di punggungnya.

"Aku mencintaimu mas " gumam Alya dalam hati yang tertahan

1
guntur 1609
gak tabu aja kalian kalau menantu telah menghina mertua. apa alya gak tahu kalau rafa oernah merendahkan kedua orang tuanya
guntur 1609
biarkan si rafa memperjuangkan kalian alya. biar dia tahu arti dari sebuah pengorbanan. karna selama ninkan dia egoia
guntur 1609
hahahah takut juga jihan sm rafa
guntur 1609
radain kau rafa. dasar bodoh. dosen tapi kok begoknya mnt ampun
guntur 1609
mampuslah kau raga di bodohi sm istrimu naila. kau menyesal lah kau seumur hidup mu sdh m3mbuang anak dan istrimu
guntur 1609
ni bukan mimpinya alya kan thor. kok bisa tiba2 terjadi sprti tu
guntur 1609
kau sendiri yg salah bodoh. knp kau salahkan org laun dan suamimu
guntur 1609
bagus tu al. gak usah meminta sm rafa. semakin kau bergantung sm dia. kau akan dianggap hina terus sama dia
guntur 1609
patah kau rafa. sdh sepwrti jalang iatrimu kau buat. dasar dosen saraf
guntur 1609
ia lah rafa. mngkn karna kau yg tdk merasakanya
guntur 1609
ia lah rafa. mngkn karna kau yg tdk merasakanya
guntur 1609
nanti senjata makan tuan kau rafa
Dewi sumarti
Luar biasa
Siti Sumarni
mampir Thor..q tertarik dg ceritamu 😊
Siti Tea
Luar biasa
Suartati Hasibuan
cemburu terus kamu Rafa
Suartati Hasibuan
tau aj kamu lg telponan sama Alya
Suartati Hasibuan
nah loh ketauan,
Suartati Hasibuan
tanpa mereka sadari mereka berdua menggemaskan
Suartati Hasibuan
cerita nya bagus,,
tapi Kenapa ya like' nya dikit ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!