brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Pagi harinya,...
Di sebuah kamar mewah terlihat seorang laki-laki yang terlihat masih terbaring lemah di atas tempat tidur. dan di sebelah laki-laki itu, terdapat seorang wanita paruh baya yang dengan setia menunggu kesadaran dari putranya itu.
"Mah, Mama ngapain Di sini?"tanya seorang laki-laki paruh baya yang baru saja membuka pintu kamar itu. dengan segera menghampiri sang istri untuk membawanya keluar dari sana.
"Mama ingin menunggu Yudha sampai dia sadar."jawab Celine Seraya masih menatap nanar ke arah putranya yang masih belum sadarkan diri itu.
"sudahlah tidak perlu dipikirkan lagi. dia sudah membuat kita malu."ucap Indra Seraya menarik tangan Celine untuk menjauh dari sana.
Namun dengan sekuat tenaga wanita paruh baya itu mencoba untuk memberontak."Pah lepaskan tangan Mama. Mama ingin menunggu sampai Yuda benar-benar terbangun."wanita paruh baya itu masih berusaha untuk meloloskan diri dari cengkraman sang suami.
"tidak usah Mah. lebih baik sekarang, kita sarapan saja."ucap Indra masih dengan emosi yang tergambar dari wajah pria paruh baya itu.
Celine yang melihat itu, seketika terdiam. sejujurnya, wanita paruh baya itu juga merasa sangat marah dan juga kecewa terhadap apa yang dilakukan oleh Yudha. perbuatan laki-laki muda itu, seperti seseorang yang melempar kotoran tepat mengenai wajahnya. sangat menjijikan. namun bagaimanapun juga, Yudha adalah darah dagingnya. laki-laki yang susah payah ia lahirkan dari rahimnya. dirinya merasa seburuk-buruknya Yudha, mereka adalah orang tua dan juga anak. tidak ada yang bisa mengubah takdir itu.
"Papa jangan terlalu keras pada anak kita. bagaimanapun juga, itu adalah darah daging yang dititipkan Tuhan untuk kita rawat dan kita jaga."ucap Celine mencoba untuk menenangkan dan menasehati suaminya itu.
Membuat Indra yang sejak tadi terdiam, seketika menatap istrinya itu dengan tatapan tidak suka. dan pada akhirnya, Celine pun memutuskan untuk kembali melanjutkan makanannya tanpa membuka mulut untuk mengatakan sesuatu lagi terhadap laki-laki itu lagi.
tap tap tap
Terdengar, suara seseorang yang berlari menuruni anak tangga dan menghampiri pasangan yang tengah asyik menikmati makanan itu. membuat Indra dan juga Celine yang melihatnya, seketika menoleh ke arah asisten rumah tangganya itu.
"ada apa?"tanya Indra menatap ke arah wanita itu.
"I... itu Tuan, Tuan muda telah sadarkan diri."ucap wanita itu dengan raut wajah takut-takut. apalagi saat wanita paruh baya itu melihat ekspresi wajah dari Indra yang begitu menyeramkan. membuat nyalinya, seketika menciut.
Celine yang mendengar putranya telah siuman, mencoba untuk bangkit dan berlari untuk menghampiri putra satu-satunya itu. namun dengan cepat, Indra menahannya. dan menatapnya dengan tajam. membuat Celine yang melihat itu, seketika kembali ke posisinya dengan raut wajah kecewa.
"sudah tidak usah diperdulikan. lebih baik, kita selesaikan sejam sarapannya."ucap Indra dengan tegas.
"tapi anak kita,..."wanita paruh baya itu tidak lagi membantah saat kembali mendapatkan tatapan tajam dari sang suami.
Setelah menyelesaikan sarapannya, para asisten rumah tangga itu diperintahkan Indra untuk membawa Yudha menggunakan kursi roda menuju ke taman belakang rumah mereka.
Tentu saja, itu membuat Celine merasa sangat bahagia. karena wanita paruh baya itu berharap, bahwa hubungan mereka dapat kembali merekat. walaupun itu rasanya mustahil. karena sang suami memiliki karakter yang sangat keras dan tidak mudah untuk diluluhkan.
Namun demikian, Celine masih tetap berharap jika keduanya dapat akur kembali seperti dulu. dan masalah tentang perbuatan putranya itu, Celine berharap dapat menemukan solusi yang terbaik. wanita paruh baya itu sudah tidak berharap agar Asmirandah mau bersama dengan anaknya kembali.
"Ada yang ingin aku katakan padamu."ucap Indra dengan nada yang sangat dingin menatap ke arah putra tunggalnya itu.
Sementara Yudha dan juga Celine yang mendengar itu, hanya dapat terdiam. tanpa dapat berbuat apa-apa.
"kau harus segera menikah dengan Naomi."ucap Indra dengan tegas. membuat Yudha dan juga Celine yang mendengar itu, seketika sama-sama mendongakkan kepala.
"ma...Maaf Pah, tapi aku sangat mencintai Asmirandah. aku tidak ingin menikah dengan wanita lain."ucap Yudha masih dengan suara lemas dan juga kata terbata-bata.
Indra yang mendengar itu seketika menatap tajam ke arah putranya itu."lalu maksudmu apa? kau ingin lari dari tanggung jawab? sejak kapan kau menjadi laki-laki ber3n9s3k seperti ini?!"hanya Indra mulai emosi.
"tapi saat kami melakukannya itu Naomi sudah tidak tersegel lagi."ucap Yudha dengan pelan.
"lalu maksudmu, kau berniat untuk mencampakkan dia setelah menikmatinya? begitu?!"tanya Indra mulai mencengkeram kerah leher milik anaknya.
"aku tidak mau tahu, kalian harus menikah hari ini juga. dan pengantin wanita bukan lagi Asmirandah, melainkan Naomi. dan jika kamu menolak, maka akan aku pastikan, bahwa kita tidak akan pernah bertemu walau di neraka sekalipun!"ucap Indra mengancam.
Membuat Yudha yang mendengar itu, seketika membungkam mulutmu sendiri. karena memang, semua ini adalah kesalahannya. andai saja dirinya tidak terbujuk akan rayuan dari wanita itu, mungkin saat ini dirinya telah menikah dengan Asmirandah dan hidup bahagia.
Namun lagi-lagi, Yudha hanya mampu menyuarakan penyesalannya tanpa bisa untuk memperbaiki semuanya. sementara Celine, wanita paruh baya itu hanya bisa pasrah dengan keputusan sang suami. karena walau bagaimanapun juga, Celine juga seorang wanita. tentu saja dirinya akan merasa hancur jika berada di posisi Naomi dan juga Asmirandah. dua wanita itu merupakan korban. korban dari bujuk rayu setan.
****
Sementara itu di rumah sakit, ketegangan juga dialami oleh Naomi. Karena Wanita itu sangat menolak keputusan dari kedua orang tuanya untuk menikahkannya dengan Yudha. karena selama ini, Naomi hanya mencintai Zidane.
"aku tidak mau Pah, Bun. aku hanya ingin menikah dengan Bang Zidane."ucap Naomi dengan deraian air mata. berharap pasangan suami istri paruh baya itu, merasa iba padanya.
"lalu, apa kamu pikir Zidane dan juga keluarganya, akan menerima kamu kembali setelah kejadian itu?"tanya Aaron menatap tajam dan juga kecewa terhadap Putri pertamanya itu.
hening...
Naomi sama sekali tidak bisa menjawab ataupun membantah ucapan dari orang tuanya itu.
"sudah aku putuskan, nanti siang yang akan menikah dengan Yudha adalah dirimu. jika tidak, Maka jangan harap, kau bisa bertemu dengan kami!"ucap Aaron dengan lantang.
Naomi yang mendengar itu, seketika menggelengkan kepala."tidak aku tidak mau. apa Papa pikir, kedua orang tua Yudha mau menerimaku? Sejak awal yang digadang-gadang itu adalah Asmirandah Bukan aku."ucap wanita itu mencoba untuk mengelak.
"kalau masalah itu, aku akan berbicara pada kedua orang tua Yudha. dan jangan pernah menolak. jika kau tidak ingin, melihat bangkai ku besok."setelah mengatakan hal itu, Aaron segera kembali masuk ke dalam kamar rawatnya.