Davina Himawan tidak pernah menyangka pernikahannya dengan Jodie kandas di tengah jalan. Pernikahan yang awalnya begitu bahagia, dalam sekejap hancur berkeping-keping setelah Vina mengetahui suaminya berkhianat dengan wanita lain. Wanita itu tak lain sekertaris suaminya sendiri. Lolita.
Davina memilih pergi meninggalkan istana yang telah ia bangun bersama Jodie, laki-laki yang amat di cintainya. Bagi Vina yang menjunjung tinggi kesetiaan, pengkhianatan Jodie tak termaafkan dan meninggalkan luka teramat dalam baginya.
Bagaimana kisah ini?
Apakah Davina mampu bangkit dari keterpurukan atau kah ia akan merasakan sakit selamanya? Ikuti kelanjutannya 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERITA DARI ARINI
Davina mengusap krim malam ke wajahnya, kemudian menyisir rambut di depan kaca meja hias kamarnya.
Langit beranjak semakin gelap. Jam di dinding sudah menyentuh angka sepuluh malam. Davina beranjak menuju ke peraduan. Matanya sudah mengantuk sekali. Bahkan sudah menguap sejak tadi.
Vina melepas jubah tidur dan langsung merebahkan tubuhnya di atas pembaringan.
Tidak butuh waktu yang lama untuk terlelap. Namun handphone miliknya berdering di atas nakas.
"Siapa malam-malam begini menelepon", gumamnya malas untuk bergerak.
Drt
Drt
Lagi-lagi handphone nya berbunyi. Tangan Davina meraba-raba ke atas nakas.
Wanita itu terlihat enggan membuka matanya, namun tangannya menekan tombol on.
"Hallo Vin. Hallo...
"Hm..
"Kamu sudah tidur?"
"Hm..
"Aku punya berita tentang suami mu, Jodie terlibat skandal di kantornya. Ia melakukan penggelapan uang dalam jumlah besar di perusahaan kak Daniel..
"Apa?"
Davina langsung terduduk. "Apa Hendro yang memberi tahu mu, Rin?"
"Bukan. Kak Daniel yang memberi tahu kami. Kebetulan kita bertiga sedang makan malam bersama. Aku menemani mas Hendro ke Jakarta", ucap Arini di seberang telpon.
"Ada satu lagi berita penting yang harus kamu dengar. Lolita di temukan tergeletak bersimbah darah di tangga darurat perusahaan. Kini wanita itu kritik di rumah sakit. Dugaan awal menyatakan dia terjatuh. Kasusnya masih di selidiki polisi", ujar Arini.
Davina terdiam mendengar berita itu. Begitu menyeramkan baginya.
"Vin...kamu masih di sana?"
"Iya.
"Kata mas Hendro sebaiknya kamu jangan terlibat lagi dengan Jodie. Kemungkinan besar Jodie yang bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa Lolita. Beberapa polisi tadi mendatangi rumah Jodie. Laki-laki itu tidak ada di sana. Mungkin ia bersembunyi. Aku harap kamu baik-baik saja Vin".
"Iya Rin.
"Kamu lanjutkan saja tidur mu. Kami sudah mau pulang sekarang. Ada salam dari kak Daniel untuk mu, Vin", ucap Arini sebelum menutup panggilan telpon.
Davina duduk. Ia memikirkan apa yang menimpa Jodie saat ini. Kalau menyebut perasaan, jujur rasa itu sudah tidak ada lagi yang tersisa. Davina menganggap Jodie bukan siapa-siapa lagi baginya. Namun ia masih mendoakan laki-laki itu agar menjadi baik.
Luka yang di torehkan Jodie padanya masih membekas dengan jelas. Terlebih semalam ia memperlakukan Davina dengan kasar.
Apa yang menimpa Jodie dan Lolita kini adalah hasil kejahatan keduanya. Akibat perbuatan mereka sendiri. Sudah sepatutnya di pertanggung jawabkan keduanya.
Ternyata memang benar pepatah yang mengatakan 'karma akan menunjukkan jalannya sendiri. Tanpa yang tersakiti harus memberikan balasan serupa'.
*
Davina baru saja selesai sarapan. Ia sudah berpakaian rapi hendak ke tempat katering.
Aktivitas rutin yang Davina kerjakan setiap hari. Karena pukul sembilan pagi ditempat katering sudah sibuk sekali, mulai packing pesanan untuk orderan siang pelanggan nya.
Pukul sebelas semua pesanan itu sudah harus di antar ke lokasi yang di tuju.
"Mirna kemungkinan aku pulang agak malam karena mau bertemu Arini sepupu ku. Kamu istirahat saja duluan, aku membawa kunci rumah".
"Iya bu", jawab Mirna sambil melambaikan tangan ketika Davina melajukan mobilnya.
Baru beberapa menit mobil melaju, Davina mengerem mendadak ketika tiba-tiba Jodie menghadang jalannya.
"Ya Allah...mas Jodie mau apa?", batin Vina.
Sesaat Vina hampir tidak mengenali nya. Penampilan nya sangat berantakan. Laki-laki itu begitu kacau bukan Jodie yang ia kenal selama ini.
Jodie menggedor kaca mobil. Vina tidak berani membuka pintu. Takut laki-laki itu akan menyakiti nya. Terlebih Arini sudah mengingatkan nya semalam.
"Vin...buka pintunya. Tolong aku", teriak Jodie dari luar.
Tanpa berpikir panjang Davina menginjak pedal gas hingga mobil melaju kencang meninggalkan Jodie yang masih berteriak memanggilnya.
"Demi Tuhan, mas Jodie kenapa jadi seperti itu", ucap Davina. Ia ingin cepat tiba di tempat katering.
Seketika tubuhnya bergidik ngeri.
...***...
To be continue
jodie laki2 licik,jahat..