Akibat tidak mau berhubungan badan membuat Scarlet dijual oleh kekasihnya sendiri pada seorang pria pecinta kebersihan.
Pertemuan tanpa sengajanya dengan Samuel membuatnya harus terjebak dengan Samuel selama dua tahun akibat perjanjian yang tidak dia inginkan sama sekali. Samuel menginginkannya karena hanya Scarlet satu-satunya wanita yang bisa bersentuhan dengannya oleh sebab itu dia menerima tawaran dari Darien, kekasih Scarlet yang ternyata telah menipu Scarlet.
Scarlet berusaha memberontak namun gagal sampai akhirnya dia memutuskan memanfaatkan kekuasaan yang Samuel miliki untuk membalas dendam pada Darien yang telah menjualnya dan pada orang-orang yang sudah menghina dan menginjak harga dirinya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali
Scarlet termenung memandangi pemuda yang sedang tidur di sisinya itu. Akibat obat yang diberikan oleh dokter, Samuel pun tertidur. Bercak merah yang ada di lengan sudah tidak begitu terlihat seperti yang Samuel katakan. Scarlet bahkan melihat di bagian leher Samuel karena dia melihat ada bintik merah tadi tapi sekarang sudah tidak ada lagi.
Tatapan mata Scarlet masih tidak lepas dari wajah Samuel, jarinya ingin menyentuh dahi Samuel tapi tidak jadi karena dia takut mengganggu. Dari semua orang yang pernah ditemui oleh Samuel, kenapa harus dirinya? Dia masih ingat ketika mereka bertemu di restoran saat itu. Dia benar-benar tidak menyangka jika pertemuan tidak sengaja itu mengubah takdirnya tentu yang mengubahnya adalah *angan Darien tapi sekarang, dia yang akan mengubahnya karena hidupnya adalah miliknya meski dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya.
Scarlet turun dari atas ranjang dengan perlahan, mendadak dia ingin pulang ke panti asuhan untuk menjenguk anak-anak di sana dan juga suster yang telah menemukan dirinya. Dia rasa Samuel tidak mungkin marah karena dia sedang tidur. Scarlet mengganti bajunya terlebih dahulu dan setelah itu dia meninggalkan pesan jika dia ingin pergi ke panti asuhan sebentar. Dia pun meminta Samuel untuk tidak mencarinya.
Sebuah panti asuhan menjadi tujuan. Dia tumbuh dan besar di sana karena dia ditemukan sewaktu bayi oleh kepala biara yang mengelola panti asuhan itu. Scarlet menaiki transportasi umum untuk sampai ke sana karena jarak yang cukup jauh. Setelah menggunakan kereta, dia pun menggunakan bus untuk tiba di panti dan setelah memakan waktu beberapa jam, Scarlet sudah berdiri di depan panti asuhan.
Sudah lama tidak pulang, dia benar-benar merindukan tempat itu. Tidak ada yang berubah kecuali kepemilikan panti karena dia ingat jika Samuel pernah berkata jika dia sudah membeli panti asuhan itu. Sekarang dia harus bersikap baik sebagai peliharaannya agar panti asuhan di mana dia dibesarkan tidak mengalami masalah. Biarlah dia jadi ja*ang untuk sesaat untuk kebaikan semua penghuni panti.
Suster kepala yang menemukan dirinya sudah tua, suster itu pun sudah mulai saki-sakitan sewaktu dia pergi. Entah bagaimana kabarnya, dia harap baik-baik saja. Scarlet melangkah masuk sambil berpikir, setelah kontraknya dengan Samuel sudah selesai sepertinya dia harus pulang untuk menjadi suster di panti itu. Tapi dia sudah kotor, apa dia masih layak?
"Scarlet?" seorang suster memanggilnya.
"Suster Maria!" Scarlet berlari menghampiri lalu memeluk suster yang sudah dia kenal sejak kecil itu.
"Ya Tuhan, ternyata benar kau. Kenapa tidak pernah kembali dan Kenapa tidak memberi kabar?"
"Maaf, Suster. Aku sedang banyak masalah beberapa hari belakangan."
"Apa semua baik-baik saja?"
"Tentu, aku ingin bertemu dengan suster Agnes. Apa dia sehat-sehat saja?" tanya Scarlet karena dia datang memang ingin menjenguk suster kepala.
"Keadaan suster Agnes kurang bagus. Mungkin setelah bertemu denganmu, dia akan kembali sehat. Lagi pula dia memang mencarimu jadi ayo ikut denganku," ajak suster Maria.
Scarlet mengangguk, dia memang sudah lama tidak kembali. Dia pun tidak memberi kabar akibat sibuk. Suster Agnes terkejut saat melihatnya kembali dan bagaikan ibu dan anak yang sudah lama tidak bertemu, mereka berpelukan sambil menangis untuk melepas rindu.
"Gadis nakal, setelah pergi kenapa kau tidak pernah kembali? Memberi kabar pun tidak, apa kau sudah lupa dengan kami?"
"Maaf, suster. Aku terlalu menikmati waktuku."
"Sekarang ada masalah baru ingat dengan kami. Begitu?"
"Tidak, tidak begitu!" jawab Scarlet padahal kenyataannya begitu.
"Baiklah, kemarilah. Banyak yang ingin aku bicarakan denganmu," ajak suster Agnes.
"Aku dengar ada yang hendak merebut tanah panti ini, apa benar?" dia ingin tahu apakah yang dikatakan oleh Samuel benar atau tidak.
"Kau dengar dari mana?"
"Da-Dari berita," dustanya. Jangan sampai ada yang tahu apa yang terjadi dengannya saat ini.
"Kemarilah, banyak yang ingin aku bicarakan," suster Agnes mengajak Scarlet untuk duduk lalu dia meminta suster Maria untuk membuat minuman.
"Dengar, waktu itu lahan panti menjadi sengketa karena hendak dijual oleh pemiliknya. Kami berusaha melakukan banding karena banyak anak-anak yang harus kami perjuangkan tapi kau tahu kekuasaan orang kaya, kami kalah telak. Kami tidak memiliki kekuatan apa pun jadi mau tidak mau kami harus pindah tapi siapa yang menduga, Tuhan mengutus seorang pemuda baik yang membeli semua tanah yang ada di sini. Tidak itu saja, semua kepemilikan tanah sudah menjadi milik panti sepenuhnya. Entah datang dari mana pemuda itu, dia datang dan pergi begitu saja."
"Apa suster tahu siapa namanya?" meski tahu, dia hanya ingin memastikan.
"Pemuda itu tidak mengatakannya, dia hanya melihat-lihat tanpa mengatakan apa pun apalagi dia mengutus seseorang untuk membereskan semuanya dan setelah itu, kami tidak pernah melihatnya lagi."
Scarlet tidak bertanya lagi, benar-benar pemuda yang aneh. Tidak mungkin Samuel mengeluarkan banyak uang hanya untuk mengancam dirinya agar dia mau dan patuh. Selama ini dia memang tidak terlalu mengenal Samuel tapi untuk apa? Toh pada akhirnya mereka akan berpisah nantinya.
"Mumpung kau datang, ada yang hendak aku sampaikan padamu."
"Apa itu, Suster? Tadi suster Maria berkata ada yang mencari aku, siapa?"
"Memang itu yang hendak aku sampaikan tapi yang dicari belum tentu dirimu. Kami hanya menebak saja karena tanda lahir di punggungmu itu."
"Ada apa dengan tanda lahirku? Aku berniat menghilangkannya karena jelek!" ucap Scarlet.
"Sebaiknya tidak kau lakukan, tanda lahir menunjukkan identitas jadi jangan dihilangkan. Jika tebakan kami benar, kemungkinan yang mencarimu adalah salah seorang anggota keluargamu. Jika kau menghilangkannya, maka orang itu akan sulit mengenalimu."
"Aku tidak peduli dengan hal itu, suster. Pasti hanya kebetulan saja karena yang memiliki tanda lahir bukan aku saja. Selama ini tidak ada yang mencari aku, jadi jangan mempercayai orang asing dengan mudah apalagi foto bisa direkayasa."
"Aku juga berpikir demikian karena foto yang dia tunjukkan jauh berbeda dengan dirimu saat aku menemukanmu di depan panti."
"Sebab itu jangan mempercayai orang sembarangan, suster. Bisa saja orang jahat jadi jika ada yang datang lagi, katakan saja tidak tahu dan tidak kenal. Anak yang tidak memiliki asal usul seperti aku ini, bisa dimanfaatkan dengan mudah karena banyak penjahat yang berpura-pura menjadi keluarga untuk melancarkan kejahatannya. Lagi pula aku tidak haus kasih sayang, aku sudah memiliki kalian sejak dulu dan itu sudah cukup!"
"Baiklah, yang kau katakan memang benar. Sudah puluhan tahun berlalu, memang sangat aneh ada yang mencarimu sekarang. Bagaimana dengan kehidupanmu saat ini, apa baik-baik saja? Kapan kau akan menikah?"
"Tentu, aku tidak berpikir untuk menikah. Aku berencana akan kembali dua tahun lagi tapi ini baru rencana saja."
"Aku akan mendukung apa pun yang kau lakukan tapi nikmati hidupmu dengan baik. Aku harap kau menikah sehingga kau bisa memiliki keluarga."
"Aku sudah punya kalian," ucap Scarlet. Dulu dia bermimpi menikah dan memiliki beberapa anak tapi sekarang, impian itu sudah tidak ada lagi. Setelah pengkhianatan yang diberikan oleh Darien, dia tidak mau lagi mencintai siapa pun selain dirinya sendiri dan dia akan menikmati hidupnya dan melakukan apa pun yang dia mau. Setidaknya dia tidak akan sakit hati lagi akibat putus cinta dan pengkhianatan.
minta Samuel untuk membuat Dariej mnyesal krn telah menjualmu