NovelToon NovelToon
Cinta Sang Berandal

Cinta Sang Berandal

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Bad Boy
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.6
Nama Author: dtyas

Kisah tentang anggota geng motor dan siswa korban perundungan.

Guntur Rakabuming dengan segala problematika kehidupan keluarga dan pergaulan yang salah, harus melakukan perintah Refan karena kalah dalam balap motor liar. Yang harus dilakukan Guntur adalah membuat Alya Kania -- gadis berpenampilan cupu dan korban perundungan -- jatuh cinta padanya atau Alya secara sadar menyerahkan tubuhnya.

Rencana yang disusun oleh Guntur berantakan karena salah paham masyarakat, akhirnya Guntur dan Alya terpaksa harus menikah.

Berhasilkah Guntur memenuhi permintaan Refan? Bagaimana akhirnya hubungan Guntur dan Alya?

======
Event Bad Boy
Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 ~ Calon Mahsiswa

Meskipun dengan perdebatan karena Alya tidak ingin kuliah di kampus yang sama dengan Guntur, akhirnya wanita itu mengalah. Itu pun harus diyakinkan oleh Mami Anggi dan Papi Buana. Tentu saja Alya  menolak karena Guntur bukan memilih kampus negeri, melainkan kampus swasta yang cukup terkenal di Jakarta.

Alasan Guntur harus satu kampus dengan istrinya bukan karena ingin mudah antar jemput, tapi karena Guntur bisa mengawasi Alya. Pria itu merasa Alya semakin hari semakin wow, amazing (dasar bucin).

“Sayang kamu yakin mau ikut ospek, kayaknya kamu masih ngantuk deh,” seru Guntur.

“Ck, ya harus ikutlah. Kamu gimana sih, lagian yang bikin aku kurang tidur juga kamu,” sahut Alya dengan wajah cemberut.

“Jangan ngambek dong Yang. Kalo nanti lelah, izin aja ke panitia kalau kamu kurang sehat,” usul Guntur.

Meskipun ospek kali ini lebih manusiawi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tapi Alya yang beberapa waktu ini hanya menghabiskan waktu di rumah agak keteteran. Merasa lelah dan bosan mengikuti acara ospek seharian dan akan berlangsung seminggu ke depan.

Hari pertama sudah berakhir. Guntur menunggu di atas motor karena kelasnya berakhir lebih dulu, tentu saja bersama Jati. Kebetulan Jati pun kuliah di kampus yang sama sedangkan Kanta kuliah di kampus negeri yang ada di luar kota.

Bukan hanya Jati saja, banyak juga teman satu angkatan Guntur dan Alya yang melanjutkan di kampus yang sama meskipun beda jurusan, termasuk Refan, Mona dan beberapa penggemar Guntur.

“Tuh, istri lo udah beres,” tunjuk Jati pada Alya.

Guntur menoleh dan tersenyum, dia berdiri dan menyerahkan jaket serta helm pada Alya.

“Kok cemberut gitu sih?”

“Aku capek. Kirain ospek nggak ribet dan melelahkan seperti ini,” sahut Alya.

Guntur tersenyum lalu mengusap kepala Alya. semakin ke sini, Alya memang lebih manja dan sering merengek pada Guntur. Bukan tidak suka, Guntur malah senang kalau Alya bermanja dengannya. Tandanya wanita itu memang menjadikan Guntur tempat bersandarnya.

“Ya udah kita pulang,” ajak Guntur setelah memastikan helm yang dikenakan Alya sudah benar.

“Aku mau istirahat, jangan minta yang aneh-aneh,” ujar Alya sebelum naik ke atas motor.

“Nggak janji,” sahut Guntur.

“Tuh, ‘kan.”

“Sssttt, udah naik dulu.”

Saat hari ke empat orientasi, Guntur dan Alya mampir ke mall setelah kegiatan berakhir untuk membeli perlengkan yang dibutuhkan keduanya. Karena dua hari berikutnya akan ada kegiatan keluar kampus. Kemah kerja mahasiswa, di mana akan diadakan di bumi perkemahan yang ada di wilayah Bogor.

“Yang ini aja,” ujar Guntur menunjuk sepatu kets wanita.

Alya melirik Guntur karena harganya luar biasa.

“Udahlah, kelamaan kalau cari-cari yang harganya miring. Ini ‘kan ori,” ujar GUntur lagi.

“Tapi ….”

“Ck, bungkus sana. Yang bayar Mami kok, nih kartunya.” Guntur mengeluarkan salah satu kartu debit dari dompetnya dan diserahkan pada Alya.

Saat menunggu Alya melakukan pembayaran, pria itu duduk sambil membuka ponselnya.

“Guntur,” panggil seseorang.

Guntur menengadah dan melihat Arba berdiri di hadapannya. Pria itu berdecak kamudian kembali fokus dengan ponselnya.

“Guntur, jangan sombong kamu. Kita pernah lalui masa-masa bahagia ya,” ujar Arba.

“Bahagia darimananya, ‘kan lo udah tahu kalau kita dekat karena lo jadi bahan taruhan gue sama Refan. Yang ngerasa bahagia, lo doang kayaknya. Gue nggak tuh.”

“Aku tahu kamu kuliah di mana, jangan kaget ya kalau kita ketemu di sana karena kita satu kampus,” ujar Arba lagi. “Btw, lo sama siapa?”

“Bukan urusan lo,” jawab Guntur dan berbarengan dengan Alya yang menghampiri.

“Ayo pulang, ini sudah beres," ajak Alya.

“Eh, lo Alya ‘kan?”

Alya menoleh dan mengernyitkan dahi melihat ada Arba di hadapannya. Tentu saja dia kenal Arba. Sesama siswa di SMA Bina Bangsa, apalagi wanita itu terkenal seperti Mona. Juga dikenal sebagai mantan Guntur.

“Kalian bareng ke sini?” tanya Arba.

“Iya,” jawab Alya.

“Udahlah, ayo pulang.” Guntur merangkul bahu Alya dan meninggalkan Arba yang masih berdiri karena heran.

“Arba udah lama di situ?” tanya Alya.

“Nggak tahu, gue nggak tanggepin.”

“CK, masa sih. Dia ‘kan mantan kamu,” ejek Alya.

“Nggak usah dibahas nanti yang ada kita ribut. Gue nggak mau ya kamu merajuk gara-gara perempuan lain, apalagi si Arba yang nggak pernah ada sedikitpun di hati gue.”

Jika Alya sudah tidak mempermasalahkan pertemuan dengan Arba, berbeda dengan Guntur. Pria itu kepikiran, apalagi Arba mengatakan mereka kuliah di tempat yang sama. GUntur khawatir kalau Arba akan macam-macam dengan istrinya.

“Guntur, lokasi kemahnya dingin nggak? Kira-kira aku harus bawa jaket nggak?” Alya berteriak dari kamar ganti, karena sedang menyiapkan perlengkapan untuk esok.

Tidak ada jawaban, Alya pun menghampiri suaminya.

“Kamu kenapa sih, aku tanya dari tadi nggak ada dijawab.”

“Eh, masa sih. Tanya apa?”

“Telat, udah beres packingnya.”

 Alya naik ke ranjang yang disusul oleh Guntur. Tidak ingin berakhir dengan Alya yang merajuk lalu mereka tidak bisa melakukan kegiatan menyenangkan menjelang tidur.

“Gitu aja ngambek, gue nggak denger Al. Memang lo tanya apa?” Guntur sudah berbaring di samping Alya yang terlentang menghadap langit-langit kamar, sedangkan Guntur berbaring miring menghadap Alya dengan tangannya sudah terampil menelusup ke balik piyama yang dikenakan Alya.

“Tangannya kondisikan dong, aku mau tidur.”

“Iya kita tidur, tapi setelah ini ya,” cetus Guntur sambil menaik turunkan alisnya.

...***...

“Kenapa harus beda bus sih,” keluh Guntur.

“Yaelah bro, di sana juga lo bisa ketemu lagi sama Alya. Iya kali Alya bocah SD yang masih harus didampingi,” ejek Jati karena Guntur mengeluhkan mereka beda Bus.

Tentu saja akan terpisah, karena keduanya beda jurusan. Jika Guntur memilih manajemen, Alya dengan jurusan fashion design. Keinginannya sejak masih sekolah dan kali ini didukung pula dengan Anggi.

“Eh, gue kemarin ketemu Arba. Katanya di kuliah di sini juga.

“Iya, ‘kan gue sekelas sama Arba,” ungkap Jati. “Kenapa nanyain Arba, lo masih suka?”

“Amit-amit, justru gue harus hati-hati kalau dia sampai nyakitin Alya karena tahu Alya dekat dengan gue.”

“Hm, semoga aja nggak.”

Sampai di lokasi, sebagian ada yang tinggal di tenda dan ada juga yang tinggal di aula. Karena hujan, akhirnya kegiatan pun terhenti. Alya yang berada di dalam tenda bersama beberapa temannya mulai jenuh, ditambah tidak ada jaringan membuat mereka tidak bisa menggunaka gadget.

“Eh, anak manajemen ada yang oke banget loh. Ganteng mana tinggi dan naik motor sport, ala-ala badboy gitu.”

“Masa, namanya siapa?” tanya rekan lainnya.

“Guntur, aku dengar temannya memanggil.”

Dalam hati Alya berdecak, karena Guntur lagi-lagi mendapat penggemar.

“Awas aja kalu berani macam-macam, aku laporin ke Mami dan Papi,” ujar Alya dalam hati lalu berbaring di atas tikar.

Mereka dikejutkan dengan seseorang yang berteriak di luar tenda.

“Guntur!” pekik rekan Alya yang membicarakan Guntur membuka resleting tenda .

“Ehm, Alyanya ada?”

Teman-teman Alya menoleh ke arah wanita itu.

“Ikut dulu yuk, di sini dingin. Lo alergi dingin ‘kan?” tanya Guntur.

Alya mendapatkan tatapan penuh tanya dari semua temannya, karena Guntur datang mencari.

 

1
Nicky Nick
hmmm alya nyidam nih guntur yunior oteweh
Nicky Nick
alya berbunga bunga niih
Fani Indriyani
Dan saat Alya tau kalo dia jd bahan taruhan pasti dia akan pergi,tinggallah kamu yg merana Guntur wkwkwk
Fani Indriyani
Lagian si Alya udh tau si Guntur gt napa msh aja baper,ga liat gmn cewe cantik aja dijadiin taruhan apalagi kamu Alya 🤦‍♀️Ya mudah2an aja si Guntur bucin abis ma Alya
Fani Indriyani
Alya jgn mdh baper ya,jgn sampe kamu sakit hati..harus jinak jinak merpati istilahnya,biar guntur tambah penasaran ma kamu
Rinisa
So Sweet....😍
Rinisa
Bener2 dech si guntur....😍
Rinisa
So sweet....😍
Rinisa
next dech...👍🏻🤗
Rinisa
next
Rinisa
😂😂😂
Al Fatih
Bagus ceritanya,, alur jelas,, konflik tidak berbelit,, karakter2 yg keren
Al Fatih
ceritanya bagus,, suka bngt karakter nya Guntur,, Ibra....,, sosok pria2 bertanggung jawab,, seneng juga dgn orang tuanya guntur...., Mona.
Happy marriage utk semua para berandal cinta
Al Fatih
Apa nanti Ibra sama mona yaaa🤔
Rinisa
Karya ke 10 yg aku baca. 🤗
Al Fatih
Good job guntur
Al Fatih
Guntur akan beneran cinta koq Alya....
Al Fatih
mampir kak...
Dyah Ayu
cerita yang bagus dan gak bertele2 👍👍👍👍💓💓💓
Dyah Ayu
terima kasih ceritanya ,,gak banyak konflik dan bertele2... sukaaaa bangetttt deh.. semangat dan terus berkarya ya k 👍😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!