NovelToon NovelToon
Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Ibu Susu Bayi Kembar Tuan Barra

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Anak Kembar / Menikah Karena Anak
Popularitas:52.4k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Aryani Faizah yang sedang hamil tua mengalami kecelakaan tertabrak mobil hingga bayi yang ia kandung tidak bisa diselamatkan.
Sang suami yang bernama Ahsan bukan menghibur justru menceraikan Aryani Faizah karena dianggap tidak bisa menjaga bayinya. Aryani ditinggalkan begitu saja padahal tidak mempunyai uang untuk membayar rumah sakit.

Datang pria kaya yang bernama Barra bersedia menanggung biaya rumah sakit, bahkan memberi gaji setiap bulan, asalkan Aryani bersedia menjadi ibu susu bagi kedua bayinya yang kembar.

Apakah Aryani akan menerima tawaran tuan Bara? Jika mau, bagaimana kisah selanjutnya? Kita ikuti yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Faizah bengong dengan ancaman Chana, tidak boleh jatuh cinta dengan Barra. Siapa juga yang akan jatuh cinta. Pernikahan dengan Ahsan pun meninggalkan luka yang cukup dalam.

Derit pintu menyadarkan lamunan Azizah, ia menatap ke arah itu. Barra kembali lagi-lagi membawa kantong plastik besar.

"Pesanan kamu" Barra meletakkan kantong berwarna merah di atas meja.

"Terima kasih Tuan, tapi kok banyak sekali?" Faizah memeriksa isi plastik, tetapi tidak berani mengeluarkan isinya selain jilbab. "Tuan membeli jilbab juga..." Faiz menatap Barra berbinar-binar, segitu perhatiannya tuanya itu membelikan kerudung, padahal tidak Faizah minta.

"Sudah, cepat mandi, kerudung kamu itu bau." Celetuk Barra. Barra tidak mau anaknya gatal-gatal karena pakaian Faizah kotor.

Faizah tidak menampik tuduhan Barra, mungkin saja kerudung itu bau karena tidak kering. Ia mencuci kerudungnya tadi malam, begitu pagi, masih dalam keadaan setengah kering Faizah pakai. Faizah langsung membawa peralatan mandi dan pakaian, tidak menyahut ucapan Barra.

"Oeeekk... Oeeek..." Arrohman dan Arrohim tiba-tiba bangun serentak padahal Faizah masih di dalam kamar mandi.

Barra kebingungan, jika dia gendong Arrohman, kasihan Arrohim. Dua telapak tangan kiri dan kanan menepuk-nepuk bokong kedua anaknya tetapi tidak mau diam.

Tok tok tok

"Faizah..." panggilnya di luar pintu kamar mandi.

"Sebentar Tuan..." jawab Faiz di dalam sana, mungkin saja Faizah sedang berpakaian, atau justru masih mandi karena baru lima menit masuk.

Tidak lama kemudian, Faizah keluar sudah rapi, bahkan Aroma sabun mandi batang yang dia beli tiga ribu lebih menempel daripada sabun cair mahal yang disediakan rumah itu.

"Permisi Tuan..." Faiz mendekati box, mengangkat Arrohman, selanjutnya Arrohim dibantu Barra. Seperti biasanya, Faizah menyusui dua anak sekaligus. Karena di kamar itu tidak ada tempat untuk sembunyi, Faizah menyusui di tempat tidur dan minta Barra untuk keluar.

Namun, Barra tidak mau keluar karena setelah menyusui nanti, Faiz pasti butuh bantuan mengangkat satu bayi. Barra memilih duduk di kursi memunggungi Faizah.

"Oeeekk... Oeeek...

Walaupun si kembar sudah kenyang, bahkan melepas pe*tol sendiri, tapi masih juga menangis.

"Kenapa Faiz, kok masih menangis?" Barra khawatir dengan kedua anaknya.

"Mungkin saja pipis, atau pup Tuan" Faiz menjawab santai, sambil menidurkan Rohman di kasur, setelah Rohim bersama sang papa.

"Sayang... Rohman pipiiis... iyaa... sabar ya, Nak" Faizah membuka pakaian Arrohman, bibirnya sambil bercicit mengajak bicara, walaupun Rohman belum mengerti tetapi membangun komunikasi itu harus Faizah lakukan.

Tanpa Faizah tahu, Barra tersenyum menatap tangan dan mulut Faizah yang bekerja cepat tetapi hati-hati. Hingga akhirnya Faizah mengganti popok dan pakaian, Rohman pun diam. Setelah Rohman rapi dan tenang, Faiz ambil alih Rohim dari tangan Barra. Ia melakukan hal yang sama hingga si kembar pun tidur kembali.

Adzan magrib terdengar dekat sekali, karena masjid tidak jauh dari situ. Barra pun beranjak dari tempat tidur di mana Rohman dan Rohim belum dipindahkan ke box.

"Sebelum jam tujuh, kamu harus makan malam Faiz, saya tidak mau asi kamu kering." pesan Barra sebelum keluar kamar.

"Baik Tuan."

Sebelum jam tujuh malam, di meja makan sudah ada tiga penghuni rumah yang hendak menyantap makan malam. Menu makanan mewah yang disiapkan oleh asisten rumah tangga sudah berada di hadapan mereka, tapi dua orang di antaranya masih ngobrol, kecuali Barra yang hanya diam menyimak tanpa menimpali.

Faizah yang hendak ke dapur ambil makan malam seperti yang diperintahkan Barra melewati tempat itu. "Permisi..." Faiz membungkuk sopan kepada Barra, Chana, dan satu lagi pria menatap Faiz hingga belok ke arah dapur.

"Siapa itu Bang?" Tanya Abdullah kepada Barra sang kakak sepupu.

"Pembantu rumah ini," Chana menjawab cepat, padahal Barra sudah membuka mulut.

"Aku tidak percaya wanita secantik itu pembantu" Abdullah membantah.

"Sudah, kita makan dulu, Dul" Barra menyendok nasi dan lauk secukupnya diikuti Chana dan Abdullah.

Sementara Faizah di dapur masih ngobrol dengan bibi setelah berkenalan. "Mbak Faiz kan baru seminggu melahirkan, jangan terlalu capek Mbak." Bibi sudah melahirkan tiga kali, tentu sudah pengalaman.

"Nggak capek kok Bi, kan hanya menyusui." Faiz tersenyum, ia senang menerima pekerjaan ini, daripada di rumah sendiri pasti babak belur karena perlakuan Ahsan.

"Bibi sudah lama bekerja di sini?"

"Baru seminggu Mbak."

"Bi, Nyonya Chana itu kakaknya Tuan Barra ya?" Tanya Faizah, tidak bermaksud apa-apa hanya penasaran saja. Karena Chana sepertinya tidak menyukai dirinya. Ia sudah sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari Ahsan, maka di tempat ini harus hati-hati agar tidak mengalami nasib yang sama.

"Aku dengar sih, ibu tiri, Mbak" bibi memelankan suaranya.

"Oh" Faizah lalu menyendok nasi ingin dia bawa ke kamar, jika makan di sini khawatir si kembar bangun.

"Mbak, ini sayur daun katuk spesial untuk kamu" bibi menceritakan jika tuan Barra menyuruh bibi memasak sayur tersebut agar asi Faiz banyak.

"Terima kasih Bi" Faizah terharu, Barra memang perhatian, walaupun semua yang Barra lakukan demi si kembar, tapi jika ia melahirkan anak Ahsan tidak akan pernah mendapat perhatian seperti ini.

Faizah berjalan ke kamar, tangan kanan membawa mangkuk, tangan kiri memegang piring. Ketika mendekati meja makan, mendengar perdebatan yang menyebut-nyebut namanya. Faizah pun berhenti mendengarkan.

"Barra, jangan sampai kamu jatuh cinta dengan pengasuh si kembar."

"Benar Bang, buat aku saja ya," Abdullah menyahut.

"Diam kamu Abdullah." suara Chana pun meninggi. Sunyi, di meja makan tidak ada lagi yang bicara.

Hanya itu yang tertangkap di telinga Faizah, berakhir Barra menarik kursi hingga menimbulkan bunyi lalu pergi diikuti Abdullah entah ke mana.

"Kebiasaan, anak dinasehati orang tua malah pergi." gerutu Chana yang hanya seorang diri di meja makan.

Faizah melanjutkan perjalanan, ketika melewati Chana mengucap kata permisi, seolah baru saja tidak mendengar apa-apa.

"Mau kamu bawa kemana makanan itu?" Mata Chana mendelik merah.

"Kekamar Nyonya."

"Makan di dapur sana, enak saja, makan di kamar cucu saya, kalau ada semut menggigit si kembar, saya pecat kamu." Ancam Chana.

Faizah diam, yang dikatakan Chana memang benar, tapi jika lama-lama di tempat ini, khawatir si kembar bangun.

"Faiz, kamu makan di sini saja." Barra yang baru keluar dari ruang kerja bersama Abdullah menyuruh Faiz makan di meja makan, Barra bermaksud menjaga si kembar.

"Baik Tuan" karena sudah mendapat perintah dari tuanya, Faiz meletakkan piring dan mangkuk di meja makan.

Chana melotot tajam, tidak suka pekerja di rumah ini makan di meja makan. Ia hentakkan kaki lalu pergi meninggalkan Faizah. Drama pun selesai, Faiz makan dengan tenang.

Tak tak tak

Langkah kaki mendekat, Faizah yang sedang mengunyah pun menoleh ke arah dua orang wanita tua dan muda.

...~Bersambung~...

1
Soraya
mampir thor
Rina
Waduh ada siapa lagi tuh semoga bukan penghalang buat pernikahan Faiz dan Bara ya 🫢🫢🫢
🌷💚SITI.R💚🌷
si cgane lg kali yg datang..tau klu barra mau nikah sm faiz..
Bener kayanya ada mata² kira2 siapa ya
Dartihuti
Penasaran lah....moga gak penggalang tuk Faiz ma Bara bersatu ya
Dwi ratna
aduh jgn bilang ibunya s kembar
sulastri arriza_03
ditunggu lanjutannya kak
sulastri arriza_03
top
Amy
siapakaah itu??
anda penasaraaaan???

samaaa aku jugaaa 🤣
Buna Seta: Sabar ya Kak, pasti nanti dikupas tuntas, ikuti terus kelanjutannya
🍁❣️ᴹᴵᴹᴵ a ʙᴊɴ💋🅚🅙🅢 👻ᴸᴷ🔱: Apakah orang tua Faiz yang datang mencari keberadaan Faiz????
total 4 replies
Maizuki Bintang
bgs
Sunaryati
Kok lupa Faiz nenek saja nggak lupa, Lho
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
tenyta di lamar tohhh ...
ayooo trima faiz, jngan lama lama kalau mikir....


lanjut...
semangat...
🌷💚SITI.R💚🌷
udh faiz terima aja krn yakin hati jecil kamu jg ada rasa sm barra,selain kamu sayang s si kembar,masalah chane biarin aja toh barra ada di pihak kamu dan benar kt barra dia bln siapa² cuma sebatas ibu tiri
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Dewi kunti
pura2 amnesia🤭🤭🤭🤭
zh4insu
Kan, akhirnya di ajak nikah, meski gak romantis,,, 😁😁
Rina
Jawab yess aja Faiz 🫢🫢🫢
Amy
ayo faizz jangan ragu2

terima ajaaa
LISA: Ya Faiz terima donk..
total 1 replies
Abil Dafiza
dilamar ky ny haha
Dinda Putri
mungkin kah barra mau ngakak nikah faiz😁😁
Dewi kunti
kontrak kerja pa kontrak hidup nich
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!