NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Terbuang

Pembalasan Istri Terbuang

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:229k
Nilai: 4.9
Nama Author: Naya_handa

Cantik dan kaya, dua hal yang tidak dimiliki oleh Anjani. Hal ini membuatnya diperlakukan secara tidak adil oleh suami dan keluarganya. Dihina, diselingkuhi dan diperlakukan dengan kasar, membuat Anjani akhirnya menyerah.

Keputusan bercerai pun di ambil. Sayangnya, sesuatu hal buruk terjadi pada wanita itu dan membawanya bertemu dengan seorang Kelvin Stewart yang merubah hidupnya.

Keinginannya saat ini hanya satu, yaitu membalaskan dendamnya pada Andrew Johanson Sanjaya, mantan suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naya_handa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mantan lima langkah

“Boleh kita tinggal di daerah ini?” tanya Jharna saat tiba di sebuah kompleks perumahan elite.

Kelvin melihat lingkungan sekitar kompleks yang di penuhi rumah-rumah bagus dengan kondisi lingkungan yang nyaman. Masih ada pepohonan rindang yang berjejer rapi di depan rumah-rumah mewah itu. Jumlah rumah di kompleks ini memang tidak terlalu banyak, namun cukup ramai. Kondisi lingkungannya pun bagus, akses ke banyak tempat mudah, fasilitas lengkap. Hanya satu hal yang mencolok dan mengusik pikiran Kelvin, yaitu keberadaan rumah bercat cream milik pengusaha sukses yaitu keluarga Sanjaya.

“Kamu yakin mau tinggal di sini?” tanya Kelvin. Ia memandangi Jharna dengan sangsi. Entah apa yang ada dipikiran wanita ini. Setelah beberapa hari lalu ia terlihat ketakutan dipertemukan secara tidak sengaja dengan Andrew dan Cheryl, kali ini ia malah memilih mendekat. Apa rasa takutnya sudah hilang?

Jharna ikut memandangi rumah berpagar besi tinggi berwarna hitam itu dengan perasaan yang dipenuhi amarah. “Bukankah mendekat pada musuh dan menempatkannya di jangkauan kita, akan membuat kita lebih mudah untuk menghancurkan mereka?” tanya Jharna dengan wajah dinginnya. Baru kali ini Kelvin melihat sorot mata Jharna yang tajam dan menakutkan. “Aku gak maksa kalau kamu gak mau tinggal di sini, tapi aku akan tetap tinggal di sini.” tanya wanita itu kemudian.

Kelvin hanya menggeleng, baginya tidak masalah tinggal di mana pun selama membuat Jharna nyaman. Lagi pula, mana mungkin ia meninggalkan wanita ini sendirian saat harus menghadapi musuh-musuhnya. “Aku tidak keberatan kalau kamu ingin tinggal di sini. Aku hanya ingin memastikan kamu berhati-hati menghadapi mereka. Mereka pernah melakukan hal yang sadis terhadap kamu, tidak menutup kemungkinan mereka akan mengulanginya,” ujar Kelvin yang menatap Jharna dengan penuh rasa khawatir.

“Ya, makasih udah ngingetin. Aku pasti akan lebih berhati-hati dan gak akan sembarangan melangkah. Kali ini, aku yang harus lebih unggul di banding mereka.” Jharna berujar dengan penuh keyakinan. Lihat tangannya yang mengepal, penuh dengan tekad yang bulat.

Sore itu juga Kelvin menemui developer perumahan elite itu. Ada dua unit rumah yang akan di jual, salah satunya berjarak sekitar lima ratus meter saja dari kediaman keluarga Sanjaya. Jharna dan Kelvin sepakat untuk memilih rumah tersebut. Mereka mulai membereskan rumah itu. Membersihkannya dari debu-debu juga menata ulang sesuai keinginan mereka.

Beraga furnitur di beli Kelvin sore ini. Beberapa mobil datang bergantian menyambangi kediaman Kelvin yang baru dengan membawakan barang-barang pesanannya. Kamar Jharna dan Kelvin sama-sama berada di lantai dua. Saling bersisian dan hanya terhalang oleh sebuah lorong menuju balkon yang bersatu di depan kamar mereka. Dari tempat ini mereka bisa melihat kediaman keluarga Sanjaya dengan sangat jelas. Jharna bahkan membeli teropong yang ia taruh di kamarnya, untuk memata-matai keluarga itu.

Kelvin melihat dengan jelas, tekad Jharna untuk membalaskan dendamnya. Entah dengan cara seperti apa wanita ini akan memulainya. Ia rasa, Jharna sudah memiliki rencana yang matang.

“Vin, aku ke supermarket dulu ya,” pamit Jharna setelah selesai membereskan kamar dan beberapa ruangan.

“Aku anter,” ujar pria itu dengan sigap.

“Okey, makasih,” Jharna dengan senang hati menyahuti.

Mereka keluar dari rumah dan melewati kediaman Sanjaya yang terlihat sepi dari luar. “Apa mereka selalu ada di rumah?” tanya Kelvin penasaran.

“Entahlah, aku rasa hanya ada pelayan saja. Mungkin mereka masih di luar. Mantan ibu mertuaku, walau pun tidak bekerja, ia sangat suka menghabiskan waktunya di luar rumah. Berkumpul dengan teman-teman sosialitanya dan baru pulang menjelang malam. Mantan adik iparku saat ini mungkin sudah lulus kuliah. Aku rasa dia mulai bekerja dan tuan Sanjaya, pasti masih berada di kantor. Untuk istrinya, aku rasa dia juga belum pulang, karena aku tidak melihatnya berkeliaran di rumah itu.” Kalimat Jharna di maksudkan untuk Andrew dan Cheryl.

“Kamu mengenal mereka dengan baik,” entah pujian atau ejekan yang dikatakan Kelvin saat ini.

“Dua tahun hidup bersama mereka, membuatku sangat mengenal mereka, sayangnya mereka tidak pernah mengenaliku. Aku akan masuk ke keluarga itu dengan cara yang berbeda. Cara yang lebih menyakitkan dari saat Cheryl masuk ke keluarga itu.” Jharna berujar dengan tenang, tetapi kilatan kemarahan itu jelas terlihat di matanya.

Tiba di supermarket, Jharna segera berbelanja bahan makanan. Kelvin dengan setia mendorong trolinya sementara Jharna memilih bahan-bahan untuk di masak. “Kamu mau aku masakin apa, Vin?” Wanita itu bertanya sambil memilih sayuran segar.

“Eem, apa ya? Semua menu masakan sepertinya udah pernah kamu masakin,” gumam Kelvin.

Jharna tersenyum kecil mendengar ujaran Kelvin. “Apa itu artinya kamu udah bosan?” Jharna sedikit menyelidik.

“No, bukan itu maksud aku. Maksudku kamu udah masakin aku banyak menu dan seperti yang kamu liat, aku selalu memakannya. Jadi, jangan ragu untuk memasakan apapun untukku. Aku omnivora, terutama kalau kamu yang masak.” Kelvin berujar dengan cepat dan jelas, tidak mau membuat wanita di sampingnya tersinggung.

Jharna hanya terkekeh mendengar ujaran Kelvin. “Kok ketawa? Ada yang lucu ya?” tanya Kelvin yang kebingungan. Ia ikut tertawa dengan bingung.

“Hahahaha… kamu lucu.” Hanya itu sahutan Jharna yang masih tertawa.

“Oh ya? Bagian mana yang lucu? Apa dengan mimik muka begini?” Kelvin menggembungkan pipinya menahan napas dan matanya membulat.

“Hahahaha… Vin,… kamu bikin aku sakit perut ikh,” ujar Jharna yang refleks memukul lengan Kelvin sambil tertawa. Tanpa sadar Kelvin memegangi tangan Jharna yang memukulnya.

“Hhahaaha… aku baru tau kalau aku selucu itu. Kata Bobby, aku membosankan.” Kelvin jadi ikut tertawa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Melihat tawa Jharna membuat dadanya bergemuruh, ada desiran yang tidak bisa ia jelaskan. Sungguh, ia sangat suka saat Jharna tertawa seperti ini.

Beberapa saat mereka saling terdiam, terutama saat sadar kalau mereka sedang berpegangan tangan. "Sorry," Kelvin segera melepaskan genggamannya, ia tidak mau Jharna merasa tidak nyaman.

"Tidak masalah," sahut wanita itu seraya tersenyum kecil. “Tentu kamu harus terlihat membosankan di mata Bobby. Akan berbahaya kalau kamu memesona di mata dia. Bisa-bisa kak Amilny punya saingan. Iya kan?” ledek Jharna. Beruntung ia punya bahan pembicaraan baru.

“Astaga Jharna, kenapa kamu berpikir sampai ke sana? Maksudmu aku dan Bobby main pedang-pedangan?” Kelvin tidak kuat menahan tawanya.

“Hahahaha… pake di perjelas lagi. Geli tau Vin, dengernya.” Jharna memilih untuk meninggalkan Kelvin dan mengambil sayuran segar lainnya.

Kelvin hanya terdiam dengan senyum yang mengembang saat memandangi Jharna yang wajahnya memerah. Tingkah Wanita itu sangat unik, membuat Kelvin merasakan banyak perasaan yang aneh hanya karena mereka bercanda hal yang tidak penting.

“Vin, ayoookk….” panggil Jharna yang sudah selesai memilih sayuran.

“Oh iya, ayok!” Kelvin segera tersadar dari lamunannya.

Pulang dari supermarket, Jharna langsung memasak beberapa menu makanan. Satu jenis menu ia buat lebih banyak karena akan mengirimi keluarga Sanjaya. Ia sengaja melakukannya demi bisa masuk dan berkenalan dengan keluarga itu. Sementara Kelvin menjadi assistantnya. Sesekali ia menghibur Jharna dengan tingkahnya yang random, seperti menaruh sayuran di atas kepalanya lalu ia tutupi dengan mangkuk, "Si botak berambut panjang," ujarnya.

"Hahahahaha...." Jharna sampai tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah Kelvin. Kelvin semakin semangat menggoda Jharna dengan menaruh dua buah toge di sisi bibir kiri dan kanannya. "Aku akan menghisap darahmu," erangnya pada pada Jharna. Dia cosplay jadi vampir.

"Viinnn, ikh ngeri tau...." seru Jharna saat Kelvin menghampirinya. Laki-laki itu berhasil menyudutkan Jharna di salah satu sudut ruangan. Matanya tampak membulat menatap Kelvin yang berada persis di hadapannya.

"Cukup becandanya, aku udah gak tegang lagi," Jharna berujar lirih seraya mengambil toge dari sela bibir Kelvin. Ada saja usaha Kelvin untuk mengalihkan rasa takutnya menghadapi keluarga Sanjaya.

"Berjanjilah kalau kamu akan baik-baik saja? Aku gak mau liat kamu berdarah-darah lagi," Kelvin menatap Jharna dengan penuh rasa khawatir. Tatapan yang terasa sampai ke hatinya.

Jharna terangguk, dengan sudut mata yang mengumpulkan bulir bening. Ia terharu karena Kelvin begitu mengkhawatirkannya.

"Kamu laki-laki yang sanga baik, Vin. Siapapun yang kelak bersama kamu, pasti akan menjadi wanita paling beruntung dan paling bahagia," ungkap Jharna dengan penuh kesungguhan.

Kelvin tersenyum kecil mendengar ujaran Jharna. "Aku udah punya pilihan sendiri," bisik Kelvin seraya mengedipkan mata kanannya.

"Oh ya? Siapa? Apa aku mengenalnya?" Jharna begitu antusias bertanya. Ada hantaman yang cukup keras di dadanya saat laki-laki itu mengatakan hal tersebut.

Kelvin tidak menjawab, ia hanya tersenyum lalu menandukkan dahinya pelan ke dahi Jharna, membuat jarak mereka sangat dekat. "Masaklah yang enak, aku mau mukbang," ucapnya dengan senyum kecil yang terbiit di bibirnya. Sejujurnya ia ingin Jharna tahu perasaannya, namun apa sekarang waktu yang tepat?

****

1
Ida Idato
Luar biasa
Ida Idato
Lumayan
Wayan RaNa
anjani masih plinpan, kebanyakan perempuan kyk gitu, takut menjanda
Helen Nirawan
ngomong sono ma ember , gk sadar diri , prett , siluman kecoa sinting
Helen Nirawan
bikin jd penghuni rsj tuh laki bini kampret , biar rasain , emosi
Helen Nirawan
kasian anak ny , py ortu gk beres 😓
Helen Nirawan
kasi obat impotent aj tuh playboy cap semut 😈😈
Helen Nirawan
najis cowo gratisan gk py malu , lu klo mo obral sana sini , sono noh di lampu merah x aj ada tua tua keladi yg nawar 😈😈
Helen Nirawan
klo mo operasi wajah , jgn pake wajah yg asli ny donk , cari yg laen aj , biar gampang and gk mudah dikenalin ama duo siluman rayap tuh yg gila
Helen Nirawan
dasar bego ( maaf kasar )🙏 , emosi , blg mo cerai , skr di rayu dikit lgs mau , oon jgn dipiara ,
Helen Nirawan
ini laki mau ny apa seh , lu benci ma.bini lu ampe lu py pacar gelap tuh cacing bau , trus bini minta cerai lu marah mau lu apa ? takut di minta harta lu , itu mah DL , sukurin
Helen Nirawan
harta ? tuntut aj semua ny , biar jd gembel.tuh laki
Helen Nirawan
gk.usah cengeng , laki murah gk usah ditangisin , di pasar byk , prett buang aj tuh laki ke kandang singa 😈
Helen Nirawan
br baca dah emosi , pengen gw rebus tuh orgil ,isshh
Elok Pratiwi
sampe bab ini cerita nya datar ga menarik
Agnes Theresia Tuto linang
terima jhanra
Agnes Theresia Tuto linang
uuuh... Andrew cowok playboy sangat murahan 😡
Agnes Theresia Tuto linang
Kisah perjalanan percintaan seseorang penuh Lika liku terkadang diawali dengan niat baik tetapi di hancurkan dengan niat jahat ada juga sebaliknya ♥️
Shaa Erahh
Luar biasa
Agnes Theresia Tuto linang
tetap kuat jharna kamu bisa melalui beratnya persoalan hidup mu.
ingat di ujung cambuk kehidupan ada emas berlian intan menanti mu✌️
Helen Nirawan: yg kuat donk , jgn lemah ntar ketahuan tuh ,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!