Arga, menyandang gelar casanova dingin yang tidak suka terikat hubungan, apalagi pernikahan. Maka diusianya yang sudah matang belum juga menikah.
Namun, kematian Sakti membuat dia harus menikahi Marsha. Wanita yang sedang mengandung benih milik sang adik.
Menikahi wanita yang tidak dia cintai, tidak mengubah kelakuan Arga yang seorang casanova suka bersenang-senang dengan para wanita.
Kebaikan, perhatian, dan keceriaan Marsha mengubah Arga secara perlahan sampai dia merasa tidak tertarik dengan para wanita diluar sana.
Namun, semua berakhir saat Valerie bangun dari koma panjang. Arga lebih mementingkan sang kekasih dari pada Marsha yang sedang hamil besar.
Arga merasakan penyesalan saat Marsha mengalami koma setelah melahirkan. Ketika sadar sang istri pun berubah menjadi sosok yang lain. Tanpa Arga duga Marsha kabur membawa Alva, bayi yang selama ini dia besarkan.
Akankah Arga bisa mendapatkan Marsha dan Alva kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Kedatangan Valerie
Bab 33
Marsha melihat Valerie di masuk ke ruang rawat. Wanita itu berjalan dengan gemulai ke arah brankar sambil tersenyum manis.
"Hai, Marsha. Bagaimana kabar kamu?" tanya Valerie dengan tatapan mengejek.
Marsha balik menatap sinis kepada Valerie. Arga tidak suka wanita itu lalu menyuruhnya pergi. Bocah kecil itu bahkan mengancam akan memberi tahu ayahnya kalau ada orang jahat.
Valerie tertawa karena mendengar ancaman bocah balita. Lalu, dia pun berkata, "Aku tidak takut dengan ancaman kamu, bocah!"
Marsha menarik tubuh putranya ke dalam pelukan dia agar menjauh dari wanita jahat ini. Valerie mencondongkan tubuhnya kepada Alva sambil melotot.
"Pergilah! Aku tidak mau bicara dengan kamu," bentak Marsha dengan ekspresi kesal.
"Aku hanya mau bilang sebaiknya kamu pergi dalam kehidupan Arga. Sekarang kamu sudah sadar, jadi tidak akan ada lagi alasan Arga untuk menunda pernikahannya dengan aku," ucap Valerie dengan sorot mata merendahkan kepada Marsha.
"Gara-gara kamu koma, Arga jadi belum bisa mengurus segala berkas pernikahannya dengan aku. Dia meminta izin kepadaku untuk sementara waktu sampai kamu sadar dari koma," lanjut Valerie dengan jari telunjuk mengarah kepada muka ibu beranak satu itu.
Marsha tentu saja terkejut dan hatinya semakin sakit mendengar ucapan Valerie. Dia memang benci kepada Arga dan ingin berpisah dengan dirinya. Namun, ucapan ibu serta ibu mertuanya kemarin membuat dia harus berpikir ulang saat akan mengajukan cerai ke pengadilan nanti saat sampai di rumah nanti. Hal ini karena Alva begitu dekat dan sayang kepada Arga. Akan tetapi, sekarang dia sudah mantap untuk berpisah dengan laki-laki breng_sek itu.
"Biarkan Arga hidup bahagia bersama dengan aku. Bagaimana pun juga kami berdua itu saling mencintai, hanya saja waktu itu takdir memisahkan kita. Sekarang sudah saatnya kami bersatu kembali," ucap Valerie dengan pongah.
Marsha mere_mat kain selimutnya dengan kuat. Wanita itu melampiaskan rasa amarahnya yang berkecamuk di dalam dada. Sejak dulu mengenal sosok ini, dirinya memang sudah tidak suka. Ditambah dengan keadaan seperti ini, semakin komplit lah perasaan istri si Arga ini.
Alva tiba-tiba saja mengambil salah satu mainan yang ada di atas kasur. Lalu dia pun melemparkan mainan itu ke muka Valerie.
"Awwww, sakit! Dasar bocah kurang ajar!" teriak Valerie sambil memegang hidungnya.
Ternyata Alva melemparkan lagi salah satu mobil-mobil yang biasa dia mainkan. Kali ini kena kening Valerie sampai berdarah.
"Dasar bocah cecunguk! Aku balik hajar kamu!" teriak Valerie sambil mengulurkan tangannya hendak mencekik leher Alva.
Tentu saja Marsha langsung menangkis serangan darinya. Dia pun mendorong tubuh Valerie dengan kuat sampai terjungkal ke belakang. Istri Arga itu langsung menekan bel panggilan untuk perawat dan dokter.
"Dasar wanita kampung! Berani-beraninya kamu mendorong tubuhku," bentak Valerie sambil berdiri lalu membersihkan kotoran yang menempel pada pakaiannya.
Saat hendak melayangkan tamparan ke arah Valerie ada seorang laki-laki menahan tangannya. Lalu tangan itu ditarik ke belakang badan Valerie sampai wanita itu mengaduh kesakitan.
"Dokter Arlan, apa yang sedang Anda lakukan?" tanya Valerie sambil meringis menahan sakit.
"Justru saya yang ingin tahu. Apa yang sedang Anda lakukan kepada pasien saya?" tanya laki-laki berjas putih itu.
Valerie masih saja berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeraman Dokter Arlan. Namun, laki-laki itu semakin kuat dan mendorong tubuh Valerie ke arah pintu lalu mengeluarkan wanita itu dari ruang perawatan.
Marsha masih memeluk erat tubuh Alva. Dia tidak mau terjadi sesuatu yang buruk kepada putranya. Sebagai seorang ibu sudah pasti akan memberikan yang berbaik untuk anaknya.
"Sayang, kamu tidak apa-apa?" tanya Marsha sambil memeriksa muka dan badan Alva.
"Iya, Bunda. Alva baik-baik saja, tuh lihat!" Marsha tersenyum tipis saat Alva mengangkat kedua tangannya.
Melihat Alva yang masih terlihat semangat membuat Marsha merasa tenang. Dia tidak menyangka kalau Alva bisa berbuat kasar begitu kepada orang lain. Sebenarnya dia tidak suka jika sang anak berbuat seperti tadi.
***
Apakah Marsha dan Arga akan bercerai? Ikuti terus kisah mereka, ya!