Mencintai setulus hati serta menyokong dana untuk seluruh keluarga sang suami. Siapa sangka hal itu tak bisa membuat Zeline mendapatkan balasan kebaikan. Wanita itu justru harus menerima kenyataan pahit bahwa Delon suaminya diam-diam berselingkuh. Dan parahnya lagi,mertua serta ipar-iparnya yang selama ini hidup bergantung dengannya bersekongkol untuk menutupi perselingkuhan sang suami.
Penasaran dengan isi ceritanya? yuk silahkan disimak kelanjutannya ...... happy reading 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Sementara itu,sepeninggalan Delon,Talita dikejutkan dengan seorang pria yang berpakaian serba hitam dan menutup semua wajahnya hingga hanya matanya yang terlihat masuk mendobrak pintu belakang rumahnya yang tak di kunci.
"Siapa kamu ?" Suara Talita bergetar ketakutan hingga mundur menabrak tembok. Pria itu sangat berani hingga masuk ke dalam kamarnya. Sial sekali pintu kamar pun tidak di tutupnya karena berlari ketakutan. Awalnya ia hanya ingin ke dapur untuk mengambil minuman. Namun pintu dapur yang memang tak di kunci langsung didobrak dan muncul sosok tinggi berpakaian serba hitam. Berlari ketakutan ke kamar hingga lupa menutup pintu kamar dan terus diikuti oleh pria berbaju hitam tersebut.
"Halo sayang ....Jangan ketakutan seperti itu. Ini aku." Pria berbaju serba hitam langsung membuka penutup wajah. Seketika wajah tak kalah tampan dari sang suami terlihat.
"Hen ? Kamu ? Kenapa kamu tahu keberadaan ku di sini ?" Tanya Talita begitu mengenali wajah pria yang baru saja memaksa masuk ke dalam rumah.
"Ternyata kamu belum melupakan aku. Bagaimana ? Apa kamu bahagia dengan pria beristri itu ?" Pria bernama Hen melangkahkan kakinya mendekati Talita hingga menghimpit wanita itu di tembok.
"Kenapa kamu ke sini Hen ? Bukan kah hubungan kita sudah berakhir ?"
"Berakhir ? Enak saja mau memutuskan begitu saja. Kamu pikir akan mudah untuk mencampakkan seorang Hen ?" Dagu Talita dipegang kuat hingga wanita itu merintih karena sakit.
"Hhheen ...llleppaskan ...." Rintih Talita kesakitan." Melihat wanita yang dicengkram tangannya hampir tak bisa bicara,Hen melepaskan cengkraman tangannya.
"Apa mau mu ?!" Bentak Talita begitu Hen melepaskan nya.
"Mau ku ? Apa kamu sanggup mengikuti mau ku ?" Mata pria itu melirik licik ke arah Talita.
"Katakan cepat! Sebentar lagi suami ku akan pulang. Ia akan membunuh mu." Ancam Talita berharap Hen merasa takut dan cepat pergi dari rumahnya.
"Aku tidak takut. Justru aku senang suami mu itu melihat ku di sini." Ucap Hen dengan santai dan justru berbaring di tempat tidur. Hal itu membuat Talita semakin geram.
"Hen! Cepat katakan apa yang kamu mau. Jangan berbaring di sana. Kamu sangat tidak sopan!" Ucap Talita dengan suara tinggi. Wanita itu seperti kehilangan rasa sabarnya melihat tingkah pria di dalam kamar nya.
"Santai sayang, jangan emosi dulu. Aku hanya ingin kamu mengembalikan semua yang pernah aku berikan."
Mendengar permintaan dari Hen,Talita menggertakkan giginya penuh emosi. Sungguh sebuah permintaan aneh dan tak masuk akal menurutnya.
"Dengar Hen,aku tak pernah meminta apapun dari mu. Semua apa yang kamu berikan padaku atas dasar kemauan diri mu sendiri. Bukan paksaan dari ku. Jadi bukan tanggung jawab diri ku untuk mengembalikan itu semua."
"Baiklah. Jika begitu,aku akan tetap di sini sampai suami mu pulang. Dan aku akan bilang bahwa aku adalah pacar mu. Bagaimana ? Apa kamu berani ? Dan ingat .... Aku mengantongi semua kelemahan mu." Tantang Hen tersenyum penuh kemenangan saat melihat perubahan di wajah Talita yang panik.
"Bajingan! pergi sana. Aku tidak takut dengan ancaman mu." sedikitpun Talita tak merasa takut.
"Hahahaa ...ternyata kamu sangat keras kepala Talita. Pikirkan resikonya nanti. Suami mu akan sangat mudah untuk percaya dengan perkataan ku. Apalagi melihat ku sekarang berada di kamar. Apa kamu sudah siap menerima kemarahan suami mu ?" Masih dengan santai berbaring di atas tempat tidur,Hen terus memberitahu resiko yang akan diterima oleh Talita.
Merasa bahwa dirinya akan kalah meskipun sudah berdebat serta memikirkan resiko yang akan diterimanya,Talita akhirnya mengalah.
"Baiklah,berapa yang kamu ingin kan ? Aku tak memiliki banyak uang." Pada akhirnya Talita mengalah dan memilih untuk memberikan apa yang diinginkan oleh Hen. Dirinya sangat takut jika tiba-tiba Delon mendapati keberadaan mereka maka hancurlah reputasinya selama ini sebagai wanita yang baik di hadapan sang suami.
"Lima juta bagaimana ? itu adalah jumlah yang sangat kecil."
"Astaga,uang ku tinggal tujuh juta. Dasar brengsek. Tapi bagaiman pun aku harus segera mengusirnya dari sini." Pikir Talita dan bergegas mengambil handphonenya.
"Berikan rekeningmu aku transfer sekarang." ujar Talita dengan cepet. Hen tersenyum senang dan segera menyebutkan sederet angka yang memang dihafalnya.
"Sudah! Cepat pergi dari sini!" Usir Talita sambil menarik Hen keluar dari kamar.
"Oke. Aku pergi dari sini. Dan ingat. Sesekali aku akan mengunjungi mu untuk meminta sisanya lagi."
"Blamm!" Pintu belakang yang menghubungkan dapur langsung ditutup dengan keras oleh Talita begitu Hen pergi.
"Sialan. Sejak kapan ia tahu aku di sini ?" Gumam Talita sambil mengurut dadanya yang terasa sakit karena berdebar ketakutan sejak tadi. Keberuntungan masih beruntung di pihaknya karena sang suami belum pulang dan memergokinya bersama Hen.