Putri Yang Terbuang

“Aku penasaran bagaimana Jordan akan membalas dendam pada Brielle? Tak sabar untuk melihatnya di hajar habis-habisan oleh Brielle. Haahhahahah pasti menyenangkan sekali untuk ditonton.”

“Hai apa kalian lihat senyum jahat Perla? Ekspresi wajahnya seperti nenek sihir! Melihatnya membuatku bergidik dan bulu kudukku berdiri. Dia menakutkan sekali!”

“Hahahahaha hebat sekali. Program acara ini menunjukkan wajah aslinya. Aku sungguh ingin melihat ketika waktunya tiba saat dia mengetahui kebenaran. Sekarang dia masih belum sadar kalau semua tingkah laku dan ucapannya direkam dan dilihat semua orang.”

Sementara itu didalam hutan, Quinsha mencari makanan selama empat jam namun dia tidak berhasil mendapatkan apapun. Dia hanyalah seorang gadis dan tubuhnya tidak bagus.

Sudah cukup bagus dia bisa berjalan masuk kedalam hutan sendirian. Jangankan seorang gadis sepertinya, bahkan pria pun tidak bisa menangkap hewan apapun dihutan ini.

Dia menatap kelangit yang terlihat mulai gelap dan mulai merasa takut. Dia takut akan menghabiskan malam didalam hutan. Jadi dia memutuskan untuk kembali ketempatnya semula. Meskipun begitu, dia berhasil mendapatkan beberapa butir telur dalam perjalanan pulang. Setidaknya dia kembali tanpa tangan kosong.

Ketika Perla melihat Quinsha datang hanya membawa dua butir telur, dia semakin marah dan menyumpahinya. Perla merebut telur dari tangan Quinsha lalu memberikan satu butir telur pada Jordan.

Quinsha tidak berani melawan dan hanya diam saja. Dengan pengalaman sebelumnya, Jordan tidak berani meletakkan telur diatas api lagi.

Dia menemukan sebuah kepingan lalu meletakkan diatas api. Dia memecahkan telur dan membuat telur goreng. Setelah makan telur goreng, Perla merasa semakin lapar. Dengan marah dia berteriak, “Apa yang terjadi dengan tim acara? Kenapa mereka belum datang untuk menjemput kita?”

Ekspresi wajah Jordan juga terlihat buruk. Dia merasa tim penyelenggara keterlaluan telah meninggalkan mereka cukup lama. Sungguh tidak bertanggung jawab melupakan keberadaan mereka disana sekian lama. Jordan mengepalkan kedua tangannya menahan amarah yang bisa dilampiaskan.

Tiba-tiba saja Perla berkata, “Apa yang dipanggang Brielle? Aromanya wangi sekali.” Perla menghirup dalam-dalam aroma wangi yang menguar dari kejauhan. Jordan semakin marah dan geram karena merasa kemampuan memasak Brielle luar biasa! Dia selalu memanggang daging dengan aroma yang membuat orang merasa lapar.

Perla berdiri dan berkata pada Jordan, “Bang Jordan, ayo pergi dan lihat kesana. Apa yang sedang dipanggangnya. Aku semakin kelaparan, sebutir telur goreng tidak cukup.”

Jordan pun mengangguk. Ketiganya pun berjalan kearah Brielle berada. Kali ini Brielle menangkap ikan disungai. Dia berhasil menangkap seekor ikan besar untuk santapannya.

Dia memotong ikan menjadi dua, setengah dipanggang dana setengahnya dimasak bersama jamur. Aroma ikan bakar dan ikan gulai jamus menguar luas.

Aroma masakan Brielle bahkan menarik perhatian burung-burung yang beterbangan mengitari sekitarnya. Bahkan hewan kecil lainnya pun datang menghampiri. Brielle terpaku, ternyata ikan bisa menarik perhatian burung dan hewan kecil lainnya. Kenapa semua binatang ini datang menghampirinya?

Jordan, Perla dan Quinsha berjalan menghampiri Brielle. Mereka pun tertegun melihat pemandangan didepannya. Brielle menatap keatas pada burung-burung yang beterbangan dan bermain dengan mereka.

Ketiga orang itu berhenti sekitar tiga meter jauhnya dan mata mereka terpaku pada makanan yang sedang dimasak Brielle.

Brielle tak mempedulikan mereka. Jika ketiga orang itu suka menontonnya maka biarkan saja mereka menonton. Sepuluh menit kemudian, ikan bakar dan gulai ikan jamur pun matang.

Brielle mengambil mangkuk dan sendok lalu mengambil sup jamur ikan lalu memakannya. Matanya membelalak menyantap makanan lezat.

Perla dan Jordan menelan ludah melihat Brielle makan. Suara mereka terdengar oleh Brielle yang sedang menyantap sup. Setelah Brielle selesai makan sup, dia mengambil ikan bakar dan mulai menyantap. Ketiga orang itu kembali menelan ludah. Aroma ikan bakar membuat mereka semakin kelaparan.

Melihat Brielle makan enak, akhirnya Jordan tidak tahan lagi. Dia pun berkata, “Brielle, kau masak banyak. Kau pasti tidak bisa menghabiskan semua makanan itu sendirian. Berikan pada kami.”

“Enyahlah!” sahut Brielle.

“Kau punya banyak makanan. Jangan menyia-yiakan makanan yang tidak bisa kau habiskan. Kita harus menghemat makanan dan tidak membuangnya. Tidak baik membuang makanan, aku akan membantumu menghabiskan makanan itu.” ujar Jordan lagi.

“Enyah!” sahut Brielle lagi.

Jordan semakin tidak senang tetapi dia berusaha menahan diri. Dia menurunkan nada bicaranya dan berkata, “Brielle, kita ini keluarga. Kau tidak bisa makan sendirian dan membiarkan keluargamu kelaparan. Berikan sebagian makanan padaku.”

Brielle mendengus, “Jangan coba-coba mengambil makananku. Kita bukan keluarga dan tidak ada hubungan keluarga. Aku sudah memutuskan hubungan keluarga dengan kalian sejak lama! Apa kalian lupa? Apa kau lupa dengan peringatanku? Dimasa depan jika kita bertemu diluar, jangan katakan kau adalah keluargaku. Aku merasa jijik!”

Jordan menggertakkan rahangnya dan berkata, “Aku bayar. Biarkan aku dan Perla makan sedikit. Aku akan membayarmu ketika kita kembali ke kota.”

Brielle menatap mereka dan tersenyum, “Kau sungguh ingin membayar makanan ini?”

Mata Jordan langsung berbinar, dia pikir Brielle pasti setuju jika dia membayar makanannya. Dia pun langsung tersenyum senang dan berkata, “Ya, ya. Aku ingin membeli makananmu. Sebutkan saja harganya. Meskipun kau menjualnya lebih mahal dari harga pasaran, aku pasti mampu membelinya.”

Brielle langsung berkata, “Harga makanan untuk satu orang adalah 10 miliar. Untuk dua orang berarti 20 miliar. Kalau kau setuju, aku akan berikan semua makanan ini padamu.”

Perla dan Jordan membelalakkan mata, merasa sangat marah dipermainkan oleh Brielle. “Apa katamu? Kau gila ya? Meskipun yang kau masak emas, tidak semahal itu! Kau sungguh keterlaluan memintaku membayar 10 miliar untuk makanan itu.”

“Ya aku memang gila! Apalagi setelah ibu Perla menculikku, dia membuangku ke tempat sampah. Tidak seperti Perla yang hidup bergelimang harta dan kemewahan, uang jajan bulanan yang berjumlah besar. Dibandingkan dengan Perla, apa menurutku aku tidak gila, hah?”

Perla mengigit bibirnya, wajahnya berubah. Jordan merasa tidak senang lalu berkata, “Jangan menyalahkan Perla! Dia tidak tahu apa-apa soal itu! Apapun yang dilakukan ibunya, tidak ada hubungannya dengan Perla. Semua penderitaanmu tidak ada hubungannya dengan Perla. Anggap saja itu sudah takdir.”

“Lagipula ibu Perla sudah membayar harga atas perbuatannya di masa lalu. Apalagi yang kau inginkan? Masih belum cukupkah bagimu?” ujar Jordan lagi.

“Dia mendapatkan semua sifat jahatnya dari ibunya. Kenapa aku tidak bisa menyalahkannya? Apa menurutmu dia itu sebaik yang kau lihat? Apa menurutmu harga yang telah dibayar ibunya telah melunasi semua dosa-dosanya dan membelikannya villa supaya dia bisa hidup nyaman dan enak?”

“Harga yang harus dibayarnya sangat mahal……”

“Apa? Bagaimana kau bisa tahu soal itu?” tanya Jordan dengan ekspresi wajah kaget.

Brielle menatapnya sinis dan berkata, “Ketika Perla bersujud dan memohon padamu untuk melepaskan ibunya, aku mendengar semuanya dengan jelas! Aku juga dengar kalau ibunya tidak menggantikan aku dengan Perla, kau tidak akan punya adik sebaik Perla. Benarkan?”

“Jadi, untuk menghapus semua jejak kejahatan pembantu sialan itu, keluargamu tidak hanya memaafkan perbuatannya tapi membelikan sebuah villa untuknya dan memberinya sejumlah besar uang agar dia bisa hidup senang selamanya.” ujar Brielle lagi.