Cinta Sang Ceo

•••

Catya menangis, Ia berlari ke arah keluar restorant tersebut. Tapi anehnya Catya tak di tagih biaya makan, entah apa sebabnya...

Alexsander tak ada di tempat, ia telah melksanakan acara pesta pertunngan dengan Vyon tunangan Mendiang kakaknya. Dan besok Kaishar akan menikah dengan Casandra, lalu Catya haya akan menjadi penonton dengan seribu mimpi di benaknya, padahal hanya satu hal yang ia inginkan, Bahagia... itu saja...

"Hiks... Aghhhh!" Tangisnya pecah meluluh lantakan persaannya.

Mobil taksi kuning datang dan membawanya kembali ke apartement yang di berikan Alexsander beberapa waktu yang lalu.

"Silahkan nona..."Ucap Sang supir.

"Pak maaf, uang saya tertinggal di mobil... jadi saya tal bisa membayar anda... bisakah saya membayar anda lain waktu?" Tanya Catya dengan mata sembabnya. Sang supir tersenyum "Tak apa dek.Udah ada yang mmbayar tadi... sebelum ade naik taksi saya" Jels sang supir.

"Membayar? Siapa pa?" Tanya Catya.

"Entahlah...dia tak bilang kalau saya boleh memberi tahu identitasnya pada anda..."Jelas sang supir.

"Begitu ya?"

"Ya. Kalau begitu saya pamit ya de?" ucap ang supir. Catya mengangguk dan leks masuk ke dalam apaertement tersebut semberi bertanya siapa gerangan yang memberinya ongkos taksi.

Ia berpikir bahwa yang memberinya ongkos taksi adalah Kaishar, tapi pikirannya buyar ketika mendapat pelecehn dari pria itu sewaktu ada di dalam toilet tadi.

Catya mulai masuk lift dan segera menekan nomber yang ia inginkan, ia kembali menuju apartemennya.

***

Apartemen Catya,

Beberapa menit kemudian Catya sampai di kamarnya. Seperti biasa, ruangan itu hening tanpa seorang manusia selain dirinya.

"Sepi seprti biasa..."Ucao Catya lemas dan lekas terduduk di sofa. Suasana hening itu membuatnya sedih dan mengenang semua kekelaman di hidupnya. Saat Catya sedang dalam lamunan yang tak berujung, suara dering pesan dalam laptop yang di berikan alexsanderpun mulai membuyarkan lamunan Catya.

Catya lekas meraih tab di meja ruang tengah yang tergeletak begitu saja lalu membukanya "Trak!" Catya membuka pelan, lalu menekan beranda, dan di sana ia lihat ada beberapa pesan masuk dan juga panggilan vidio.

"Apa ini?" Tanya Catya, tangannya iseng dan mulai membuka pesan dari Alexsander dan mmbacanya.

"Sayang... sudah makan?' Tanya Alexsander dalam bentuk tulisan.

"Sayang, sedng apa? Ingat jangan lupa makan" Alexsander mengirim pesan ituselang beberapa menit.

"Kenapa dengan pria ini?Sungguh lebay dan merepotkan" Gumam Catya terus membaca selogan pesan alexsander.

"Udah mandi belum...Jangan lupa, telpon aku" Alexsander terus bertanya dengan nada-nada yang manis.

"Aku kangen sama kamu. Kamu kangen nggak? Pasti nggak ya... makanya nggak nelpon" Selisih tiga detik.

"Kamu sibuk nggak sih!" Nmpaknya alexsander makin marah dan terus mengirim pesan. Saat pesan tetakhir Catya tercengang.

"Sayang. Aku mencintaimu sampai mati..." Ujar Alexsander.

Cih. Jangan mimpi... sampai mati?Bahkan saat ini dia telah bertunangan dengan wanita cantik. Bagai mana dia tak bisa tergoda oleh ke molekan wanita itu? Di manapun, Laki-laki itu tetap saja sama. Mereka hanyalah buaya. Bathin Catya.

Tak lama setelah Catya menghujati Alexsander dengan kata-kata Kasar. Alexsander kembali melakukan panggilan vidio. Dan mau tak mau, Catya harus mengangkatnya.

"Hai bodoh! Kenapa lama sekali!" Marah Alexsander memaki Catya.

Huuh! Tdi ia kirim memo yang manis-manis, sekarang malah membentakku kalau aku ini bodoh! Gumam Catya marah.

"Kenapa diam?' Tanya Alexsander.

"Habis... aku di sebut bodoh" Balas Catya malas.

"Salah siapa nggak mau telpon aku, Udah aku bilang kan, telpon ya telpon...' Balas Alexsander marah.

"Huuh... Mana bisa, hamdpone dan card gold yang tuan kasih hilng entah berantah..." Jwab Catya. Alexsander marah dan berteriak "Apaaa!'' Teriak Alexsander.

"Jangan marah... aku sama sekali tal sengaja menghilangkanya..." Jawab Catya meglihkan pembicaraan.

"huh... dasar... wanita tak menghargai pemberian pria yang mencintai nya menyebalkan" Ucap Alexsander.

"Maaf... aku tak sengaja menghilangkanya" Jawab Catya memelas.

"Baiklah tak apa... asalakan kamu baik-baik saja, itu sudah membuatku tenang" Jelas Alexsander.

"Terimaksih sudah mau memperhatikanku" Balas Catya.

"Tentu saja...karna kau adalah wanitaku" Imbuh Alexsander meracau.

"Apa maksudnya itu, wanitaku? Lalu yang ada di sana apa? Bukankah dia juga adalh wanitamu juga" Gumam Catya memulai perdebatan.

"Siapa?" Tanya Alexasander.

"Tentu saja nona muda Vyon...memang anda punya berapa simpanan tuan muda?" Tanya Catya jutek. Mendengar Catya bicara demikian, Alexsander malah senang bukan kepalang "Hemmm... apakah ada yang cemburu di sini?' Tanya Alexsander menatap Catya dengan mata berbinar bak memelas.

"Uhuk" Catya terbatuk "Siapa maksud anda yang cemburu...?!" Tanya Catya kaget.

"Siapa lagi jika bukan kamu..." Jawab Alexsander menujuk.

Iiih pria ini memang narsis abis.Sebel jadinya. Bathin Catya.

"Syang... kamu lagi apa?" Tanya Alexsander. Catya yng saat itu memakai Earophone pun merasa merinding mendengarnya. Apa lagi saat itu Alexsander terlihat sangat fress dengan kimono malamnya yang berwarna ungu tua. Dan ia berkata demikian dengan mengigit jari telunjuknya manja seakan memelas. Ctya sungguh merinding.

"Sayang aku sungguh rindu..." ucap Alexsander lgi merayu.

"iih apa sih" catya risih tapi jantungnya malah mendidih.

"Sayang... malam ini, sangat dingin, ingin deh pulang dan memelukmu seperti biasa... Aku sungguh kangen, kangen kamu malam ini..." Alexsander terus merayu hingga pipi Catya merah merona.

"Ngggh... suara napas yang tersenggal-senggal itu, sungguh indah... aku akan pulang malam ini dan memelukmu" Ucap Alexsander makin membuat Catya merinding. Suara lenguhan napasnya membuat Catya merasa aneh. pipinya merona dan terasa pans dan makin pans.

"Sayang... malam ini aku takan pernah membuatmu tertidur, mari betgadang denganku semalaman dan buat aku puas..." Jelas Alexsander dengan napas yang menderu dera saakan menhan gejolak hasrat yang begitu membara.

apa?Jangan-jangan dia akan melakukan VCs denganku. Ini menjijikan. Bathin Catya.

Bersambung...