NovelToon NovelToon
Ceo Casanova Dan Gadis Tengil

Ceo Casanova Dan Gadis Tengil

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:934.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ekadewi01

Luna Olivia, seorang mahasiswi semester akhir yang memiliki sifat bar-bar harus menerima kala dirinya dijodohkan karena balas budi Ayahnya.

Bara Adi Wijaya, seorang Ceo Casanova yang tidak ingin mempunyai komitmen dengan wanita, tetapi malah dijodohkan dengan orang tua nya.

***
Bagaimana jadinya jika seorang Ceo Casanova di jodohkan dengan gadis tengil yang bar bar?
Apakah mereka bisa bersatu dan saling menerima ?
Atau malah sebalik nya, mereka tidak akan bisa bersatu karena perbedaan yang ada ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ekadewi01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32. Satu Kamar

Sore hari jam pulang kantor tiba, Luna sedang membereskan meja kerjanya dan memasukkan barang-barangnya kedalam tas.

"Honey," panggil Bara yang tiba-tiba sudah ada dibelakang Luna.

"Lho, By, ngapain kesini?" tanyanya heran untuk apa Bara ke ruangannya.

"Jemput kamu, Honey," jawabnya begitu lembut.

Sementara para karyawan divisi keuangan sedang mesem-mesem sendiri melihat keromantisan atasan mereka.

Mereka bisa melihat sisi lain dari bos mereka yang terkenal casanova itu, ternyata sikapnya kepada sang istri sangat lembut dan perhatian.

"Aku bantu!" Bara membantu memasukkan barang-barang sang istri kedalam tas lalu membawa tas istrinya.

"By, biar aku aja yang bawa tasnya!" tolak Luna tidak enak jika harus Bara yang membawakan tasnya.

"Baiklah." Bara menyerahkan tas itu kepada Luna.

Bara merangkul pinggang Luna dengan mesra. "Semuanya, aku duluan, ya!" pamit Luna kepada teman-temannya.

"Iya Lun, hati-hati!" jawab mereka.

Bara tetap merangkul pinggang sang istri sampai tiba di lobby, tanpa sungkan dia memperlihatkan kemesraan nya dengan sang istri.

"Honey, kita langsung ke rumah sakit atau kemana dulu?" tanya Bara saat sudah masuk kedalam mobil.

"Ke rumah sakit dulu By, nanti setelah dari rumah sakit kalo kamu mau pulang duluan nggak papa. Soalnya aku mau ke cafe dulu, mau ada karyawan baru," jawab Luna jujur.

"Aku temenin, ya!"

"Emang nggak papa?" tanyanya.

"Nggak papa, udah nggak ada kerjaan juga." Jawabnya santai, justru malah senang bisa menemani istrinya.

Setelah menempuh perjalan sekitar 15 menit, mereka tiba di rumah sakit milik keluarga Wijaya dan langsung masuk kedalam menemui dokter yang sudah Kenan hubungi sebelumnya.

"Selamat sore, Dok." Sapa Bara setelah masuk ke dalam ruangan dokter tersebut.

"Selamat sore, tuan Bara dan nyonya," jawab dokter tidak kalah ramah.

"Karena tuan Kenan sudah menjelaskan sebelumnya, jadi sekarang kita langsung melakukan serangkaian test saja ya, tuan!"

Bara mengangguk menyetujuinya agar semua cepat selesai. Dia berharap hasilnya juga bagus.

Luna mendampingi Bara melakukan serangkaian test kesehatan dengan setia, dia melihat apa saja yang dokter lakukan kepada suaminya.

"Kita tunggu setengah jam lagi ya, tuan! itu sudah paling cepat untuk hasil test nya keluar," interupsi dokter.

"Baik, Dok."

Bara mengajak Luna ke cafetaria yang ada di rumah sakit sembari menunggu hasil test nya keluar.

"Semoga hasil nya bagus ya, By," harap Luna.

"Iya, Honey. Semoga hasil semuanya baik-baik aja. Terimakasih kamu mau nemenin." Ucap Bara menggenggam tangan sang istri yang berada diatas meja.

"Sama-sama, By. Aku harap ke depan nya kamu benar-benar bisa berubah."

"Doain, Honey!"

Bara juga ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan bisa membangun rumah tangga dengan bahagia bersama wanita yang sudah berhasil mencuri hatinya.

Tidak terasa sudah 30 menit mereka menunggu, Bara mengajak Luna kembali keruangan dokter mengambil hasil test nya.

"Gimana Dok hasil test saya?" tanya Bara sudah sangat penasaran dengan hasil test nya.

Dokter membuka hasil test Bara dan memperlihatkan nya kepada pasangan suami istri di hadapan nya.

"Dari hasil pemeriksaan semua nya baik dan kondisi tuan Bara juga baik, tidak ada gejala HIV/AIDS dan sebagainya. Jadi, dapat di pastikan kondisi tuan Bara baik-baik saja," terang dokter menjelaskan.

Bara dan Luna yang mendengar penjelasan dokter akhir nya bisa bernafas lega.

"Jadi, kondisi saya baik-baik saja dokter?" tanya nya memastikan kembali.

Betul, tuan Bara. Tidak ada yang perlu di khawatirkan!"

"Baik, Dokter terimakasih dan kami izin pamit." Pamit Bara mengajak Luna keluar dari ruangan dokter.

Setelah berada diluar, Bara langsung memeluk Luna dengan erat.

"Semuanya baik-baik aja, Honey," serunya kegirangan.

"Iya, By. Alhamdulillah, ya." Jawab Luna membalas pelukan suaminya.

"Ya udah, ayok kita ke cafe kamu!" ajak Bara setelah melepaskan pelukan nya."

***

Luna tiba di cafenya lalu masuk kedalam, Ajeng dan Devan sudah berada disana.

"Mana Jeng orang nya?" tanya Luna.

Ajeng memanggil karyawan baru yang hari ini mulai bekerja, karena Luna belum sempat ke cafe jadi Devan lah yang mengurusnya.

Luna mengajak Bara duduk disalah satu meja dekat kasir. Karyawan baru itu datang menghampiri Luna. "Selamat sore, Bu Luna." Sapa wanita cantik yang di perkirakan usianya dibawah Luna.

"Sore," jawab Lun membalas sapaan calon karyawan baru itu.

"Perkenalkan, Bu. Nama saya Lestari biasa dipanggil Tari, umur saya 19 tahun baru lulus SMA." Tari memperkenalkan dirinya.

"Tau dari mana kamu ada lowongan pekerjaan di cafe saya?" tanyanya lagi.

"Dari sosmed bu." jawabnya jujur.

"Baiklah, Devan sudah menjelaskan semuanya sama kamu?"

" Sudah, Bu." jawabnya cepat.

"Baik, kamu boleh kembali bekerja!" titah Luna.

Tari kembali bekerja, namun dia sempat mengagumi Bara karena ketampanan nya. Ajeng pun kembali ke kasir membantu karyawan yang lain nya, sementara Devan berada di kitchen room.

"Ranti!" panggil Luna.

Ranti yang merasa namanya dipanggil pun langsung menghampiri bosnya.

"Tadi siang gimana, ada kendala nggak di meeting room yang di booking bang Donny?"

"Aman, Bu Bos. malah kita di kasih uang tip sama tuan Donny." jawab Ranti jujur.

"Baguslah, tolong panggil Devan kesini, ya!"

"Baik,Bu." Ranti berjalan menuju kitchen memanggil Devan.

Setelah Ranti memanggil, langsung saja Devan keluar menemui Luna.

"Kenapa, Juleha?" Devan duduk di hadapan pasangan suami istri itu.

"Lu udah perintahin chef buat pesenan bang Donny belom?"

"Udah, itu sebagian udah selesai produksi. Jadi, besok tinggal kita anter aja, besok kita anter jam berapa?"

"Jam 7 pagi, besok lu aja yang anter. Bisa nggak sebelum berangkat kantor?" Luna bertanya.

"Iya gampang, besok gue sama Ajeng yang anter," jawab Devan.

"Jangan sampe kurang dari dua ratus ya, Van!"

"Siap, Bu Bos," jawab Devan terkekeh.

"Ya udah, gue balik ke dapur dulu!" setelah itu Devan kembali lagi ke kitchen room.

"Honey, memang nya Donny pesen apa?" Bara bertanya.

"Bang Donny pesen cake tiramisu 200, By. Buat event di kantornya besok. Katanya bang Donny cocok sama cake tiramisu disini dan termasuk cake favoritnya. Katanya sih gitu, soalnya cake tiramisu itu cake favorit aku, nggak taunya jadi best seller disini," ungkap Luna.

"Nanti kamu cerita apa aja kesukaan kamu, termasuk makanan kesukaan kamu! jadi Aku tau apa aja yang disukai istriku ini."

Luna di buat meleleh dengan perilaku Bara yang lembut seperti sekarang ini.

"Iya By, mau langsung pulang atau mau makan dulu disini? barang kali kamu mau makan disini."

"Pulang aja ya, makan di mansion aja berdua sama kamu," jawab Bara.

"Okay, ayok!" ajak Luna.

Luna berpamitan kepada Ajeng lalu menggandeng tangan Bara berjalan keluar. Baru saja hendak keluar mereka berdua bertemu dengan Bella dan temannya yang baru saja datang.

"Cih, ketemu cewek bar-bar disini, ngapain abis ngerayu Bara biar mau nemenin lo makan gitu." Sinis Bella yang ditertawakan oleh temannya.

"Ini cewek kampungan istri Bara?" ejek teman Bella.

Bara hendak menyela ucapan Bella namun di cegah oleh Luna.

"Lo, bilang gue ngerayu Bara, hem? tanpa gue rayu pun Bara udah jatuh ke pelukan gue. Iya nggak, By?"

"Iya, Honey." Jawab Bara lembut membuat Bella melongo.

Bella tidak pernah melihat Bara lembut dengan wanita manapun, begitupun kepada dirinya.

"Terus lo bilang ngapain gue disini? Noh, lo liat nama cafe nya apa, Olivia! nama gue Luna Olivia, jadi ini cafe punya gue. Dan tadi lo bilang apa? Cewek kampung! tau perusahaan Nugroho Group? perusahan terbesar setelah Wijaya Corporation, itu punya orang tua gue. Jadi, kalo lo ngatain gue kampungan mending lo ngaca dulu." Luna menjawab dengan tegas.

"Dengerin ya tante girang! bukannya gue sombong, tapi emang itu kenyataan nya." sambungnya.

"Cih, usaha pemberian orang tua aja bangga," sindir Bella.

"Sorry ya tante girang, gue bangun usaha gue murni hasil jerih payah gue sendiri bukan pemberian orang tua. Emang nya lo, pengen punya banyak duit milih jalur instan jadi bitch!"

Skakmat, ucapan Luna membuat Bella tersindir dan mengepalkan tangannya menahan emosi.

"Udah, ayo, By. Nggak usah di ladenin tante girang itu nggak bermutu." Bara mengangguk lalu merangkul pinggang sang istri dengan mesra.

Bukannya Luna sombong, tetapi dia hanya tidak ingin ditindas, karena dia bukan perempuan yang lemah jika ditindas hanya diam saja dan menangis, dia akan balik menindas orang tersebut.

Bara tidak marah mendengar ucapan sang istri, justru dia bangga karena istrinya bisa membalas perkataan Bella dan temannya.

"By, maaf bukan nya aku sombong atau mau membanggakan diri. Aku cuma nggak mau dia nindas aku sesuka hati ngerendahin aku," ujar Luna saat mereka sudah dalam perjalanan pulang.

"Nggak papa, Honey. Aku malah bangga sama kamu, karena kamu bukan wanita lemah yang hanya diam saja jika ada yang menindas. Maaf gara-gara aku mereka mengusik kamu.

"Nggak papa By, itu bukan salah kamu. Tante girang itu aja yang nggak bisa terima kamu tolak,"

Selama di perjalanan pulang tangan Bara tidak melepaskan genggaman tangannya dari tangan sang istri.

Sementara Bella dan teman nya yang tau kalau cafe yang mereka datangi ternyata milik Luna, memilih pergi dari sana.

***

"By, aku ke kamar dulu, ya!" Luna hendak berjalan, tetapi tangannya ditarik Bara.

"Kenapa, By?" tanyanya heran.

"Kita kan udah sepakat mau memulai semuanya dari awal, mulai sekarang kita tidur satu kamar, ya! Aku janji nggak akan macem-macem." Pinta Bara menatap wajah sang istri menunggu jawaban.

"Ya udah, By. Aku beresin barang-barang aku dulu."

"Ayok, biar aku bantu!" Mereka masuk ke kamar Luna membereskan barang-barang wanita cantik itu untuk dipindahkan ke kamar utama.

Satu jam mereka memindahkan barang-barang Luna dan akhirnya selesai juga. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Mereka bergantian masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

"Sini aku bantu keringin rambutnya." Bara menghidupkan hairdryer lalu mulai mengeringkan rambut hitam dan lebat istrinya.

"Makasih, By."

Setelah selesai Luna mengecup singkat bibir suaminya membuat Bara terdiam.

"Honey, barusan," ucapnya terbata.

"Kenapa, By?" Luna tertawa melihat ekspresi kaget suaminya.

"Nakal ya, kamu." Bara menggelitik perut sang istri membuat Luna tertawa kencang.

"Hahaha, ampun By geli." Luna masih tertawa efek kelitikan suaminya.

Bara beralih menciumi wajah sang istri tanpa ada yang terlewat.

"Hahaha, geli, By."

Bara menghentikan aksinya karena mendengar perut sang istri yang berbunyi.

"Kamu laper?"

"Iya By, maklum perut gentong." guyon Luna membuat Bara terkekeh.

"Ya udah, ayok turun kebawah makan malam!" Bara menggandeng tangan Luna membawanya menuju ke ruang makan.

Setelah sampai di meja makan, bibi sudah selesai menyiapkan makan malam untuk mereka. Seperti biasa Luna melayani suaminya dengan telaten.

"Makasih, Honey." Luna mengangguk lalu mengambil nasi untuk dirinya sendiri.

Selesai makan mereka berdua kembali ke kamar. "By, aku cuci muka sama gosok gigi dulu!" Bara mengangguk.

Kini Bara dan Luna sedang duduk bersandar diatas tempat tidur dengan dada bidang Bara yang menjadi sandaran istrinya.

"Aku masih nggak nyangka By, kamu bakalan berubah seperti sekarang. Dulu aku pikir selamanya akan terjebak dalam pernikahan tidak jelas itu, padahal aku udah ikhlas dan pasrah kalo emang takdir aku begitu," seru Luna memulai obrolan.

"Maaf ya, seharusnya dari awal aku seperti ini."

"Nggak papa By, namanya hati manusia cuma yang diatas yang mampu membolak balikannya," sambung Luna.

Posisi mereka berdua sudah sama-sama berbaring untuk tidur, tetapi Luna memiringkan badan nya memeluk Bara seperti sebuah guling.

Bara dapat merasakan gunung kembar sang istri yang kenyal membuat pedangnya seketika menegang.

"Kenapa, By?"

"Nggak kok, nggak papa." Bara mati-matian menahan hasratnya yang sudah memuncak.

"Tidur ya udah malem!" Bara mengecup singkat bibir dan kening Luna, lalu memejamkan matanya menahan gejolak di dadanya.

Setelah Luna tertidur pulas, Bara berjalan ke kamar mandi menuntaskan hasratnya. Bara bermain solo sendiri.

"Sabar, nanti kalo sarang lo udah nerima gue, pasti lo nggak main solo lagi." Bara mengajak pedangnya berbicara.

1
Asih Dwi Amandokho
saya nyari season 2 ko ngk ketemu ya judulnya apa
Tieka yaacob: pijo tu di mana yer
Eka Dewi: Season 2 di Pijo kak 😁
total 2 replies
Siti Yuliatin
moga jesi dah berdamai ma luna..
Eka Dewi: Aamiin 😁
total 1 replies
Vahrysa
Luar biasa
Febriani Nazularahmatika
anggap az dah ashar berarti ya?
Eka Dewi: Iya dah 😁
total 1 replies
Retno Palupi
banyak banget yang pengen rumah tangga bara hancur
Eka Dewi: emang juga 😂
total 1 replies
Retno Palupi
bara pernah ditinggal wanita ya?
Eka Dewi: betul
total 1 replies
erinatan
sungguh kelakuan barra menjijikkan
Eka Dewi: ho oh 😁
total 1 replies
Febriani Nazularahmatika
halangan ke musholla
mau ngapain?
erinatan
sahabat yg kompak
Eka Dewi: 😊😊😊😊😊
total 1 replies
erinatan
lanjuuuuuttt
Eka Dewi: 👌👌👌👌👌
total 1 replies
Paijem Yu
Luar biasa
Fadill Palevii
asyik, ceritanya santai seperti kehidupan keseharian yg nyata.../Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Eka Dewi: Thanks, Kak 🙏
total 1 replies
Marsina Lindra
ternyata bara bukan lelaki yang baik, menjijikan
Eka Dewi: Iya awalnya 😁
total 1 replies
Retno Palupi
wah bara mulai cinta sama istrinya
Eka Dewi: Ho oh 😁
total 1 replies
Zahra Aisyah
lumayan menarik
Eka Dewi: 🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Reza Muna
Luar biasa
Dwi Estuning
lu lu gue gue...geli bacanya
Eka Dewi: Karena untuk dialog menggunakan bahasa gaul/tidak baku/bahasa sehari-hari, kecuali narasi menggunakan kata baku.
total 1 replies
Sulainiothman Sulainiothman
Luar biasa
Sulainiothman Sulainiothman
Lumayan
Mlly Ferli
ak membayangkan diriku seperti karakter luna.....
Eka Dewi: Keren 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!