Kisah Nyata : Adakalanya cinta itu memang harus dilepas, bukan karena jika bersama akan saling menyakiti, Namun...jika terus bersama, akan ada banyak hati yg tersakiti.
Diangkat dari kisah nyata, Adeeva seorang guru honorer yang di buat jatuh cinta oleh Adrian, seorang pria berprofesi sebagai polisi. Kegigihan Adrian membuat Adeeva luluh dan menerimanya.
Namun masalah demi masalah pun mulai bermunculan. Membuat Adeeva ingin menyerah dan berhenti. Bagaimana cara mereka menyelesaikan permasalahan yang ada? Akankah mereka bisa bersatu atau justru harus saling merelakan?
Temukan jawabannya di novel ini. Yang akan membuatmu masuk ke dalam kisah percintaan yang mengharukan.
Note : Demi menjaga privasi tokoh sebenarnya, semua nama dan lokasi kejadian sudah di rahasiakan.
follo saya di
Fb : Cut elvi anita
Ig : cut_elvi_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LV Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permulaan
Matahari masih sama seperti hari-hari kemarin. Hanya hatiku saja yang sedikit berubah menjadi ragu. Apa yang aku dengar kemarin masih terus menghantuiku. Aku masih belum memberitahu Adrian. Bagaimana aku bisa memberitahunya, setiap kali aku membahas tentang perpisahan kami dia selalu marah. Lebih baik aku menyimpan semuanya sendiri saja. Lagipula, itu kan cuma ramalan. Bukankah kita di ajari untuk tidak percaya dengan yang namanya ramalan.
Aku menyusuri lorong-lorong kelas. Hari ini aku mengajar dikelas satu. Ada mata pelajaran bahasa Indonesia . Sebenarnya aku di kontrak hanya untuk menjadi guru Tulis baca Al-quran, namun karena sekolah ini kekurangan tenaga pengajar, apa boleh buat aku harus merangkap-rangkap dalam mengajar.
"Assalamualaikum... " Sapa ku begitu tiba didepan pintu kelas. Yah, namanya saja ruangan kelas 1. Sudah pasti berantakan dan sangat berisik.
"Anak-anak.... ayo... ayo duduk semua. Duduk yang manis ya? " Perintahku. Tapi sangat sedikit yang mau mendengarkan. Aku mulai berpikir bagaimana caranya membuat mereka tenang.
"siapa yang duduk manis ibu ada permen loh... " Spontan mereka terdiam serentak.
"Nah... kalau gini kan manis... " kataku sambil tersenyum.
"Hari ini kita belajar tentang cita-cita ya... " Aku mulai menulis di papan tulis. Namun tiba-tiba...
"Buk.... " Panggil seorang murid.
"Iya... " Aku berbalik dan betapa terkejutnya aku. Seorang murid sudah berlumur darah.
"Astaghfirullah.... " Aku langsung berlari menuju mejanya. "Kenapa dia? " tanyaku pada murid lain.
"Nggak tau buk... tiba-tiba dia berdarah." Jelas salah seorang anak.
"Sakit nggak?" Tanyaku pada anak yang berdarah. Sepertinya dia mimisan. Mungkin karena cuaca sedang sangat panas. Anak itu menggelengkan kepalanya.
"Ayu... ikut ibu. " Aku langsung menggendongnya ke UKS.
Sesampainya di UKS, darah yang keluar dari hidungnya langsung ku bersihkan. Dalam cuaca panas seperti ini, memang sangat rentan bagi sebagian anak yang mudah mimisan. Beruntung dia tidak kenapa-kenapa.
Ponselku berdering. Ada panggilan masuk. DINOSAURUS
"Nanti dijemput ya... " Katanya di telpon.
"Loh, tapi tadi katanya lagi ada kegiatan. " Jawabku
"Alhamdulilah cepat selesai" kata Adrian.
Aku kemudian mengantar muridku yang mimisan tadi ke pintu sekolah karena orangtuanya sudah menjemput. Kemudian kembali ke kelas untuk melanjutkan mengajar karena murid-murid lain sudah menungguku.
***
Adrian sudah tiba di sekolah. Namun aku melihat motornya sepertinya berbeda.
"Motor siapa? " tanyaku.
"motor kakak... tadi bawa service. Kita antar dulu ya kerumah kakak. " Jelasnya.
Kami pun langsung menuju rumah kakak ipar Adrian. Namanya kak Silvi. Dia istri dari salah seorang abangnya Adrian yang berprofesi sebagai TNI di kota. Mereka untuk sementara memang LDR-an, karena penugasan masing-masing. Tapi sepertinya kak Silvi tidak akan lama lagi juga akan menyusul suaminya ke kota.
"Yuk masuk... " Ajak Adrian setibanya di rumah kos kak Silvi.
Aku mengikuti Adrian dari belakang. Pintu rumah dibuka oleh Mona.
"Eh ada Om Adrian, eh ada Tante juga... " Mona lalu tersenyum padaku. Aku pun membalas senyumnya.
"Kakak di dalam? " Tanya Adrian.
"Masuk aja, ada kok di dalam" Jawab Mona.
Adrian mengajakku masuk. Aku lalu duduk di ruang tamu. Adrian menuju dapur. Tapi dia lama tidak keluar, justru yang datang adalah kak Silvi.
"wah... ada tante cantik ternyata... " Katanya memujiku.
"Kak bisa aja... " Aku pun menyalimnya.
"Duduk duduk... Adrian, bikinin minum dong." Perintahnya pada Adrian.
"Eh nggak usa repot-repot kak... " Aku menjadi sungkan.
Adrian pun datang dengan teh hangat juga beberapa potong biskuit.
"Adrian.... cantik loh... " Kata kak Silvi.
"Nggak salah pilih kan? " Adrian juga jadi ikut-ikutan membuatku salting. Aduh malunya di puji terang-terangan seperti ini. Aku membatin.
Adrian kemudian pergi lagi kedapur. Dia meninggalkan aku dan kak Silvi juga Mona yang sedang menggendong anak kak Silvi.
"Kamu tau nggak, Adrian nggak pernah loh bawa cewek yang dia dekati untuk ketemu langsung dengan kakak" Kak Silvi membuka perbincangan kami.
"Oh ya kak... emang seberapa banyak kak mantannya... " Aku setengah berbisik.
"Hmm... jangan ditanyakan. Tanyak aja sama Mona. " Jawab kak Silvi.
"Satu minggu sekali... " Mona langsung menyambung.
"Hah... serius? " Aku ternganga tidak percaya
"Bohong. Jangan percaya... " Adrian tiba-tiba datang. "Mereka ngarang... jangan percaya" Sambungnya.
"Eleh eleh, kayak kami nggak tau aja Om kayak gimana" Balas Kak Silvi.
Aku pun tertawa melihat mereka saling debat. Yang satu mempertahankan nama baiknya sedang yang lain terus membongkarnya. Tapi aku suka kejujuran mereka, mereka tidak mau hanya terlihat baik. Mereka apa adanya. Dan dalam hal ingin menjalin hubungan, bukankah kejujuran itu adalah pondasi yang utama?
Setelah berbincang-bincang aku pun pamit pulang pada kak Silvi. Kak Silvi lalu meminta nomor ponselku. Katanya, dia ingin kenal aku lebih intens. Aku senang di sambut baik oleh keluarga Adrian, yah... walaupun ini bukan keluarga sesungguhnya dia.
kawen aja truss sama pak Edward udah beress.. gak banyak kali abis episode..