NovelToon NovelToon
Khianat Cinta

Khianat Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:500k
Nilai: 5
Nama Author: nurselah

Samara wanita yang bergelar Sarjana Ekonomi, terpaksa menjadi seorang pembantu, karena ia tidak bisa meninggalkan ketiga buah hatinya yang masih kecil. Samara mau melakukan pekerjaan apapun yang penting halal, dan ia juga bekerja keras demi menghidupi, kondisi keuangan suaminya yang sedang berada di bawah.

Akan tetapi pekerjaannya saat ini.
Bisa mengetahui kebohongan yang selama ini suaminya tutupi.

Suami yang selama ini ia cintai, telah berkhianat dan membagikan rasa cintanya kepada perempuan lain.

Akankah Samara bertahan dengan suaminya, atau memilih mengakhiri rumah tangganya, yang sudah berjalan selama 10 tahun......???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurselah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 Dobel POV Pergi

POV Arsyaka.

Aku yang baru pulang check up di rumah sakit, yang di antara oleh ibu dan Siska. Kini aku sedang menunggu kedatangan Chelsea, yang akan tinggal di rumah yang aku tempati bersama dengan Samara dan ketiga anakku.

Akan tetapi saat aku akan masuk ke dalam rumah, tukang pos datang membawakan sebuah surat untukku.

"Permisi, ada surat untuk pak Arsyaka Yudha Pratama," tukang pos itu memberikan surat itu pada ibuku.

"Surat apa ini?" tanya ibu pada tukang pos.

"Saya hanya bertugas mengantarkan surat itu, dan tidak tahu apa isinya. Kalau begitu saya pamit pak. Bu," jawab tukang pos sambil berpamitan pergi meninggalkan rumahku.

"Kita bacanya di dalam saja Bu," ucapku.

Ibu pun menganggukkan kepalanya, dan kami bertiga pun segera masuk ke dalam rumah. Untuk membaca surat yang di kirimkan oleh tukang pos.

Sesampainya di ruang tamu.

"Bu sini suratnya, aku ingin membacanya." aku meminta surat yang sedang ibu pegang.

"Nih," ibu pun memberikan surat itu padaku.

Aku yang penasaran dengan isi surat itu, benar-benar kaget dengan surat keterangan yang tertera di depan surat itu. Kalau ternyata surat itu berisi tentang gugatan perceraian dari Samara, aku tidak menyangka bahwa Samara akan bertindak sejauh ini. Apalagi dirinya tidak membicarakan semuanya terlebih dahulu, aku meremas surat itu dengan emosi yang berapi-api.

"Surat apa itu?" tanya ibu.

"Itu surat gugatan perceraian yang di layangkan oleh Samara, Bu," jawabku mengatur nafas yang sangat kesal pada Samara.

"Ya bagus dong kak, jadi kakak tidak perlu mengeluarkan biaya untuk perceraian. Toh sekarang ini kakak sudah menikah dengan kak Chelsea," ujar Siska.

"Ibu mendukung perceraian kamu dengan Samara, sudah jangan bahas masalah ini. Sebentar lagi Chelsea akan datang ke rumah ini," ucap ibu.

Aku pun hanya memendam rasa kekecewaan ku pada Samara, yang berani menggugat cerai. Karena aku mengira! Kalau Samara akan menerima Chelsea sebagai madunya, tapi ternyata dia sudah mempersiapkan diri untuk melayangkan gugatan perceraian denganku.

"Huuuh sial," gerutu ku dalam hati yang sangat kesal pada Samara.

***

Tidak lama kemudian Chelsea pun datang ke rumah, dan kehadirannya di sambut dengan baik oleh ibu dan Siska. Aku pun senang melihat Chelsea, rasa kekesalanku pada Samara hilanglah sudah dengan kehadiran Chelsea yang datang ke rumah ini.

Ibu pun menyuruh Chelsea untuk istirahat di kamar tamu bersama dengan Siska. Karena ia datang ke rumah ini sendirian, dan ibu mengkhawatirkan keadaan kandungannya.

Aku dan ibu menunggu kedatangan Samara dan anak-anak, yang belum pulang dari sekolah. Karena aku dan ibu sudah sepakat, untuk mengusir Samara dan ketiga anakku dari rumah ini.

Kekesalanku pada Samara, berimbas pada ketiga anakku,  membuat aku tidak ingin tinggal bersama dengan ketiga anakku. Toh aku juga akan memiliki anak dari Chelsea.

Beberapa jam kemudian.

Samara dan ketiga anakku pun pulang ke rumah, aku pun segera melampiaskan kekesalan ku pada Samara. Saat ketiga anakku sudah masuk ke dalam rumah, aku segera melemparkan surat gugatan perceraian yang sudah aku remas ke arah Samara.

Ibu yang kesal dengan ucapan Samara yang menyindir Chelsea sebagai pelakor, langsung mengusir Samara dari rumah ini.

Tapi aku dan ibu melupakan sesuatu hal tentang rumah ini. Karena rumah ini di berikan oleh almarhum ayahku pada Samara, entah apa kebaikan yang di lakukan oleh kedua orang tuanya Samara. Sehingga membuat ayahku begitu peduli pada keluarganya Samara, dulu aku mencintai gadis kampung itu. Tapi melihat sikapnya yang sekarang ini, rasa cintaku pun hilang padanya.

Aku segera mengajak ibu dan Siska serta Chelsea pergi dari rumah ini. Setelah mendatangani surat yang Samara berikan kepadaku.

Karena aku sudah mendapatkan bagian hasil yang di berikan oleh Samara, yang akan membagi dua dari hasil penjualan rumah ini.

Akan tetapi saat aku akan masuk ke dalam mobil.

Dwaarrr! Suara petir disertai angin kencang, dan seketika hujan datang dengan sangat derasnya.

"Lebih baik kita semua masuk ke dalam rumah. Ibu hanya ingin memastikan saja! Kalau Samara dan ketiga anaknya akan pergi meninggalkan rumah ini," ucap ibu.

"Tapi.....!"

"Yang di katakan oleh ibu benar Mas, ayo kita masuk ke dalam." Chelsea pun segera mendorong kursi rodaku menuju pintu masuk. Aku pun mengurungkan niatku yang akan pergi dari rumah ini.

Perdebatan kecil yang terjadi. Ketika aku dan Chelsea serta Siska dan ibu, yang akan masuk lagi ke dalam rumah. Membuat Samara jatuh ke lantai, aku pun ikut mentertawakan Samara yang jatuh ke lantai.

Samara yang berusaha mengusir kami semua dari rumah ini, tidak aku hiraukan ucapannya itu. Aku dan ibu serta Siska dan Chelsea, tetap masuk ke dalam rumah, dan ingin melihat dirinya pergi dari rumah ini.

__________

POV Samara.

Aku sangat kesal sekali, melihat kedatangan Mas Syaka dan Chelsea serta Siska dan ibunya. Untuk apa lagi sih mereka semua masuk ke dalam rumahku ini?

Aku berusaha mencegah mereka semua yang akan masuk ke dalam rumahku. Tapi sayang sekali, ucapanku itu di hiraukan begitu saja oleh mereka semua. Aku pun mencoba mengalah menghadapi manusia seperti mereka semua, dan mengatur strategi yang bisa membuat mereka semua tidak akan bisa masuk lagi ke dalam rumahku ini.

Sesampainya di dalam kamar.

Aku segera merapihkan semua pakaianku. Setelah aku selesai mengemasi semua pakaianku, lalu aku pun pergi menemui ketiga anakku yang berada di dalam kamarnya.

Tok-tok aku mengetuk pintu kamar ketiga anakku, sebelum masuk ke dalam kamarnya.

"Sayang sudah mengerjakan PR nya?" tanyaku pada ketiga anakku.

"Sudah bunda," sahut mereka bertiga kompak.

"Sayang, hari ini bunda mau mengajak kalian semua pergi menginap di hotel. Yuk kemasi pakaiannya," aku mengajak ketiga anakku pergi dari rumah ini, tanpa harus menjelaskan semua yang seharusnya mereka ketahui.

"Di luar juga masih hujan Bun, terus besok juga bukan hari libur. Kita liburannya nanti saja, kan ayah juga masih sakit," ucap Candra.

"Iya benar bun, kita menginapnya nanti saja bareng sama ayah," timpal Kirana.

"Sayang dengarkan bunda ya. Bunda mau merenovasi rumah ini, untuk memberi kejutan sama ayah. Agar ketika kakinya ayah sudah sembuh, rumah ini sudah selesai di renovasi. Jadi untuk sementara waktu ini, kita tidak bisa tinggal di rumah ini. Dan rahasiakan ini semua dari ayah, ok!" kilahku pada ketiga anakku. Aku akan berusaha menjelaskan pada anak-anak dengan pelan-pelan dan hati-hati. Agar ketiga anakku bisa mengerti, dan yang lebih penting saat ini! Ketiga anakku bisa di ajak pergi meninggalkan rumah ini.

"Oh begitu," sahut Candra dan Arsya.

"Ya sudah ayo kita masukkan semua pakaian untuk pergi menginap di hotel." Kirana mengajak Candra dan Arsya. Untuk memasukkan pakaian yang akan di bawa pergi menginap di hotel.

"Maafkan bunda sayang, bunda akan menjelaskannya nanti. Dan semoga kalian bisa mengerti," batinku yang sedih melihat ketiga anakku yang masih peduli pada ayahnya. Sedangkan ayahnya, seperti tidak perduli lagi kepada ketiga anaknya. Setelah mendapatkan pengganti ku, dan di tambah Chelsea yang sedang hamil anaknya.

"Sayang di dalam rumah masih ada ayah, nanti setelah kalian sudah pamit sama ayah. Langsung masuk ke dalam mobil yang sudah bunda pesankan ya," ucapku ketika melihat ketiga anakku yang sudah selesai memasukan pakaiannya ke dalam tas.

"Emangnya ayah belum pergi berobat Bun?" tanya Arsya.

"Ayah mau berpamitan dulu sama anak bunda yang tampan dan cantik ini. Setelah itu ayah akan pergi berobat, yuk kita turun ke bawah," ajak ku pada anak-anak.

Aku dan anak-anak yang turun ke lantai bawah, dan melihat mereka semua yang terus memperhatikanku sambil menatap sinis padaku dan juga anak-anak.

"Ayah, semoga cepat sembuh yah." ucap ketiga anakku saat bersalaman pada ayahnya.

"Iya," sahutnya singkat.

"Sayang tunggu bunda di mobil yah," ujarku pada anak-anak.

Mereka bertiga pun segera masuk ke dalam mobil yang sudah aku pesan.

"Aku akan mengunci rumah ini. Jadi kalian semua, harus pergi meninggalkan rumahku ini. Aku harap! Tidak ada alasan lagi untuk kalian semua tetap berada di dalam rumah ini," jelasku pada mereka semua.

"Baiklah, kami semua juga akan pergi meninggalkan rumah ini. Tapi kamu harus ingat! Rumah ini harus di bagi dua denganku." Mas Syaka percaya diri sekali dengan ucapannya itu. Aku membalas ucapannya dengan menyunggingkan senyuman, karena tentu saja aku tidak akan membagi dua rumah ini dengan orang serakah seperti mereka semua.

"Mas," panggilku pada Mas Syaka yang akan pergi keluar dari rumah.

"Apalagi? Kamu mau berubah pikiran?" jawabnya.

"Aku cuman mau bilang! Sebelum aku dan kamu pergi dari rumah ini. Aku ingin mendengarkan kata talak dari kamu, agar aku bisa terbebas dari suami seperti kamu," balasku yang menunggu kata talak darinya.

"Baiklah tidak masalah. Samara Ananda Putri binti Anton Jayadi, mulai hari ini aku ceraikan dan talak kamu, dan sekarang ini kamu bukan menjadi istriku lagi." Mas Syaka mengucapkan kata talak untukku dengan penuh keyakinan, dan mereka semua langsung masuk ke dalam mobil.

"Terima kasih, sampai jumpa di pengadilan." aku pun segera melangkah pergi keluar rumah. Setelah mengunci pintu rumah ini, yang penuh dengan kenangan di dalamnya.

1
Noerlina
Biasa
Noerlina
Kecewa
Sitifirash Sulaiman
Samara kan perempuan yang bodoh
Sitifirash Sulaiman
mampus la lo Samara perempuan dok jagoan tp otak letak kat lutut
Sitifirash Sulaiman
bodoh Samara sok jagoan mampus la lo
Sitifirash Sulaiman
bodoh bodoh bodoh Samara bodoh teramat bodoh
Sitifirash Sulaiman
Samara perempuan nk bodoh teramat Bodoh bodoh bodoh....geram aku
Sitifirash Sulaiman
ternyata Samara perempuan bodoh
Soraya
samara megang surat rumah arsyaka yang baru jual aja rumah nya
Soraya
anehnya tabrakan parah tpi chelsea gak keguguran
Soraya
Samara anak kuliahan tpi bodoh dan gak peka
Soraya
istri yang gak peka
Soraya
mampir thor
Arin
hehe maaf sy udh seuzon sm kmu nay...
Arin
dasar keluarga lampir
Arin
semoga lumpuhny ngga sembuh,biar di pecat
Arin
heh setan...enak bngt loh gilirn skit nyari samara,Sono SM jalng aja😡😡👊👊👊
Arin
dasar pasangan LAKNAT...sy tunggu karmamu😡😡👊
Arin
dan nanti klo kmu bneran di turunin jbtny ya biar tau rsa,semoga karma scptny dteng buat psngn laknat itu
Arin
setan tuh si syaka....udh punya anak 3 kok msih gtel,blm jga kaya udh bertngkah😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!