Andrian, seorang pria sukses dengan karir cemerlang, telah menikah selama tujuh tahun dengan seorang wanita yang penuh pengertian namun kurang menarik baginya. Kehidupan pernikahannya terasa monoton dan hambar, hingga kehadiran Karina, sekretaris barunya, membangkitkan kembali api gairah dalam dirinya.
Karina, wanita cantik dengan kecerdasan tajam dan aura menggoda yang tak terbantahkan, langsung memikat perhatian Andrian. Setiap pertemuan mereka di kantor terasa seperti sebuah permainan yang mengasyikkan. Tatapan mata mereka yang bertemu, sentuhan tangan yang tak disengaja, dan godaan halus yang tersirat dalam setiap perkataan mereka perlahan-lahan membangun api cinta yang terlarang.
Andrian terjebak dalam dilema. Di satu sisi, dia masih mencintai istrinya dan menyadari bahwa perselingkuhan adalah kesalahan besar. Di sisi lain, dia terpesona oleh Karina dan merasakan hasrat yang tidak terkonfirmasi untuk memiliki wanita itu. Perasaan bersalah dan keinginan yang saling bertentangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sorekelabu [A], isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Bab 23: Malam Pertama dengan Kirana
Malam itu, suasana di dalam kamar hotel mewah terasa begitu berbeda. Lampu-lampu lembut berpadu dengan aroma bunga mawar segar yang memenuhi ruangan, menciptakan atmosfer romantis yang seakan mengundang segala kenangan indah untuk dipersembahkan. Begitu banyak harapan yang tergantung di balik pintu itu, di mana Andrian, sang pengantin, bersiap menghadapi malam pertamanya dengan Kirana.
Namun, di luar semua kebahagiaan yang melingkupi keduanya, ada satu hati yang terabaikan. Melinda, istri pertama Andrian, merasa semua impian dan harapannya seakan sirna. Resepsi pernikahan yang seharusnya menjadi puncak dari cinta mereka justru terasa seperti sebuah mimpi buruk. Di tengah semua terlupakan, Melinda duduk di sudut kamarnya, mengenang masa-masa saat cinta Andrian hanya miliknya, saat ia merasa seperti seorang ratu.
Sebagai istri pertama, Melinda memiliki segalanya—status, kehormatan, dan cinta yang mendalam. Namun, malam ini, semua terasa hampa. Ia menyaksikan Andrian dan Kirana larut dalam kebahagiaan, seakan mengabaikan kehadirannya sama sekali. Melinda mencintai Andrian dengan sepenuh hati, tetapi cinta itu kini tampak tidak lebih dari sebuah bayang-bayang yang menghilang.
Di ruang hotel yang penuh dengan kilauan lampu dan suara ketawa riang, Kirana menatap Andrian dengan penuh gairah. Ia tahu bahwa malam ini adalah momen yang sangat ditunggu-tunggu baginya. Dalam pikirannya, Kirana hanya dapat membayangkan bagaimana meniti hari-hari bahagia di samping Andrian, menghuni tempat yang selama ini ia idamkan. Ia seakan lupa bahwa di luar sana, ada seorang wanita yang hatinya hancur oleh tindakan yang tampaknya penuh kasih sayang itu.
"Aku tidak pernah merasa seberuntung ini," bisik Kirana, mendekatkan wajahnya ke wajah Andrian, memberikan tatapan penuh kasih. Andrian merespons, tersenyum lebar seolah dunia hanya milik mereka berdua. Di dalam luluhnya perasaan Melinda, kesedihan menjalar ke seluruh tubuhnya. Bagaimana mungkin cinta yang begitu kuat beralih ke orang lain?
Ketika Andrian dan Kirana bercanda tawa, Melinda merasa terasing, di kamar sendirian. Pikirannya melayang ke kenangan manis mereka berdua. Mereka pernah merencanakan masa depan bersama, memimpikan keluarga kecil yang penuh cinta. Namun, semua itu kini berubah dalam sekejap mata. Sangat sulit baginya untuk menerima kenyataan ini.
Tak jauh dari sana, Kirana berbicara tentang rencana mereka ke depannya, tentang rumah yang ingin mereka huni, dan anak-anak yang akan mereka lahir kan. Setiap kata yang terlontar ibarat sayatan pisau bagi Melinda. Rasa sakit itu semakin dalam ketika ia sadar bahwa ia tidak memiliki tempat dalam rencana yang diucapkan Kirana. Semua terasa sangat tidak adil.
Malam semakin larut, dan suasana di antara Andrian dan Kirana semakin hangat. Di saat-saat manis itu, Melinda memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan berjalan sejenak di sekitar hotel. Ia membutuhkan ruang untuk berpikir dan mencerna semua yang terjadi. Betapa menyedihkannya mengetahui bahwa cinta tidak selalu cukup.
Dia berkelana di koridor, melihat sepasang kekasih lain yang tertawa bahagia. Melinda merasa kosong. Dalam hati, ia berjanji untuk tidak membiarkan dirinya tenggelam dalam kesedihan. Namun, sebuah suara kecil dalam dirinya meragukan segalanya. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah cintanya kepada Andrian akan selalu menjadi satu-satunya yang teringat?
Ketika Melinda kembali ke kamar, ia melewati kamar mereka, mendapati Andrian dan Kirana berpelukan. Melihat pemandangan itu membuat hatinya nyeri. Ia harus mengambil langkah selanjutnya. Melinda tahu, pada akhirnya, ia tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang cinta yang mungkin telah berakhir.
Di tengah kemewahan yang menyala, cahaya dalam hidupnya pudar. Melinda bertekad untuk menghadapi kenyataan, sekalipun itu berarti harus merelakan cinta yang telah ia jaga begitu lama. Malam pertama yang seharusnya menjadi permulaan baru bagi pasangan bahagia itu justru menjadi titik balik dalam cerita hidupnya.
heheheh mF cmn sekedar.....
asli sakit aku baca nya nasib melindaaa
dn Adrian buta
kl aku jd melinda,mngkn brpsah plihan yg tpat....drpd pnya status,tp d abaikn...kn lbh baik nyri kbhgiaan sndri...
dia pst ingin jd satu2nya,ga mau brbgi dgn wnta lain....
knp melinda msh brthan????
mskpn msh cnta,tp kn bs mncri kbhgiaan yg lain....