Tak disangka, Alfano Yudhistira seorang CEO angkuh terkena jebakan musuhnya yang memiliki dendam karena lelaki itu telah menghancurkan bisnisnya dengan memberikan obat yg menyebabkan Alfano bermalam bersama gadis yang tidak ia kenal.
Disisi lain, gadis itu merupakan karyawan swasta yang baru saja dipecat dari perusahan besar yang tak lain adalah perusahaan Alfano karena dikhianati oleh pacar sekaligus partner kerja. Ia bernama Asmara Raniata, gadis desa yg berhasil merantau di ibukota tapi naas, kegadisannya diambil oleh CEO mantan perusahaan tempat dia bekerja.
Apakah dari hubungan semalam itu menumbuhkan benih kehidupan dan membuat ikatan antara kedua manusia tak saling kenal menjadi takdir hidup bersama ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersikap biasa
Setelah mendengar rencana Jaka beserta nasihatnya, Alfano menenangkan pikirannya di kursi hotel dengan menatap langit langit malam dibalik kaca di kamar hotel itu.
"Asmara" gumam Alfano dengan membayangkan wajah wanita itu.
Entah apa yang dirasakan Alfano , pria angkuh dan gak mau disalahkan itu. Semua hidupnya seperti berada di rollcoster sejak bertemu Asmara.
Lalu tanpa sadar ia memejamkan matanya dan tertidur di kursi menatap langit malam kota Bandung.
Jaka membiarkan Alfano tidur di kursi karena ia senang menguasai tempat tidur king size sendirian.
.
Keesokan harinya, di hari Minggu di Kota Bandung, Jaka dan Alfano sudah siap siap untuk sarapan di hotel dan sekalian check out karena hari ini mereka harus balik ke Jakarta.
"Kamu mau mampir ke restauran Enak Kabeh gak nih Fan sebelum kita balik ke Jakarta?" tanya Jaka ketika berada di lift menuju restauran hotel.
"Hmm, menurutmu gimana? Apa dia mau ketemu aku setelah tadi malam aku ninggalin dia karena tau dirinya sudah bersuami meskipun ternyata itu bohongan?" tanya balik Alfano ragu.
"Iya sih. Kemarin dia bohong gitu ya karena gak mau ketemu kamu lagi. Tapi kita bisa jalanin rencana tadi malam yang aku rancang buat kamu sama asmara kayak kompetisi talik ulur gitu. Habis ini kita tetep ke restauran Enak Kabeh, aku yang turun dari mobil buat ketemu Si Bunga, menginformasikan bahwa kerjasama restaurannya dengan perusahaanmu akan dialihkan ke pihak HRD. Aku akan bersikap profesional sebagai juru bicara perusahaan Batu Bara, mangkanya ini tadi aku pake baju formal yg habis di laundry di hotel biar kelihatan keren gitu" ujar Jaka.
"Aku ikut rencana kamu aja, Jak. Aku udah gak bisa mikir lagi nih, udah laper" sahut Alfano yg sudah terlihat jenuh membahas Asmara terus. Memang perasaan CEO Batu Bara nih kayak anti sama percintaan gitu setelah disakiti mantan. Ya ini semua karena salahnya juga , so di harus menerima keribetan yang akan datang.
Jaka hanya geleng2 kepala saja melihat sikap cuek dan acuh bosnya soal masalah Asmara, bersamaan dengan lift terbuka langsung memperlihatkan kemewahan restauran hotel Bandung bintang 5 itu.
Alfano pun buru buru mencari tempat duduk kosong lalu meletakkan barangnya di kursi dan mengambil sarapan yg ia inginkan.
"Emang Alfano kalau lagi lapar kayak gak otak dan perasaan" batin Jaka yang melihat tingkah Alfano yg kayak dikejar2 setan karena buru buru ambil makanan.
Akhirnya Alfano dan Jaka pun menikmati sarapan mereka di Bandung sebelum kembali ke Ibukota Indonesia.
Setelah makan, sesuai rencana Jaka berhenti di restuaran Enak Kabeh untuk menemui Bunga sebagai pemilik Restauran dan kepala marketing/pemasaran.
"Kamu tunggu sini. Jangan keluar kalau kamu tidak bisa bersikap baik dan ramah pada Asmara kalau ketemu. Lebih baik untuk aksimu kamu mulai minggu depan aja, sekarang biar aku lihat ekspresi Asmara itupun kalau dia udah dateng" ucap Jaka.
Alfano hanya menganggukan kepala bertanda setuju dengan arahan Jaka. Disini kayak Jaka yg jadi bosnya sedangkan Alfano jadi pegawainya 🤭
Jaka pun turun lalu masuk ke restauran. Dari jauh pun, Jaka sudah bisa melihat Bunga berada dikasir. Dengan senyuman tipis , Jaka menghampiri Bunga yang juga menyadari kedatangan asisten dari perusahaan yang baru bekerja sama dengan restaurannya kemarin.
"Apa lagi sih dia kesini?" batin Bunga tapi ekspresi wajahnya juga menampilkan senyum tipis untuk menghargai tamu.
"Selamat pagi, Bu Bunga" sapa Jaka.
"Eh ada Pak Jaka. Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu lagi?" tanya Bunga berusaha tetap ramah meskipun hatinya itu kesal mengingat pria didepannya ini terlibat dalam masalah Asmara.
"Saya kesini ingin menindaklanjuti kerja sama perusahaan dengan Enak Kabeh. Mulai besok, kerjasama akan saya alihkan ke pihak HRD. Semua urusan akan dipegang divisi tersebut, termasuk MOU atau surat kerjasamanya juga akan diberikan oleh mereka agar hubungan kerja ini lebih profesional mengingat sepertinya anda juga sudah tau permasalahan bos saya , Bapak Alfano dengan Ibu Asmara yang tidak lain ternyata adalah kepala chef restauran ini" ujar Jaka mencoba menjelaskan maksud kedatangannya serta memancing pendapat Bunga.
"Oh saya setuju sekali jika seperti itu ketentuan kerjasamanya dan saya juga lega jika Pak Jaka mengetahui bahwa saya sebagai teman sekaligus partner bisnis Asmara sedikit merasa terganggu akan permasalahan yg menimpa teman saya tersebut. Jika saya tau lebih awal siapa yg pernah menyakiti Asmara beberapa bulan lalu sebelum kemarin saya menerima kerjasama dengan perusahaan Pak Alfano itu, mungkin saya tidak bisa menerima kedatangan kalian di restauran ini" sahut Bunga dengan sengit.
"Wah, wanita ini uji nyali juga mentalnya" batin Jaka dengan senyuman smirk.
"Hahahahhaa, ternyata Bu Bunga sangat profesional dan saya sangat menghargai itu. Saya jamin secara pekerjaan dan hubungan kerjasama ini , tidak ada sangkut pautnya dengan Bu Asmara, sehingga semoga restauran Enak Kabeh akan melayani pesanan kami nanti dengan baik" ujar Jaka dengan tawa diawal karena tidak menyangka Bunga dapat menjawab pancingannya dengan elegan lalu dilanjutkan dengan ekspresi normal lagi.
"Baik, akan saya pastikan juga, kami akan melayani pesanan anda nanti dengan baik tanpa melihat siapa pemilik perusahaannya" ujar Bunga dengan senyuman yg dipaksakan karena mulai merasa kesal.
Tiba tiba terdengar suara mendekat kearah keduanya dari dapur, yang tidak lain adalah Asmara tanpa mengetahui siapa lelaki yang berada di depan Bunga dengan posisi sedikit miring atau serong sehingga, Asmara yg berjalan dari samping hanya melihat punggung Jaka
"Bunga, ini pesanan makan siang Kantor Dinas Lingkungan Bandung udah siap, 15pax" seru Asmara sambil membawa 5 box nasi kotak dan 10 bosxnya dibawakan salah satu pegawai berada di belakang wanita hamil itu.
Ketika mendengar suara Asmara, Jaka langsung menoleh ke sumber suara bersamaan dengan Bunga.
Asmara pun terkejut siapa lelaki yg ia lihat saat ini, namun perasaan itu ia coba tenangkan mengingat kebohongan yg telah ia ucapkan kepada Jaka bahwa ia sudah menikah membuat ia harus bersikap tegas, kuat, dan berani menghadapi masalahnya. Wanita hamil ini sudah menyalurkan kesedihannya tadi malam, menangis sendiri dan menata hatinya untuk lebih kuat lagi menghadapai hidup dibalik kebohongan yg ia buat sendiri.
Jaka memberikan senyuman ramah, Asmara pun sama. Wanita itu mencoba bersikap biasa pada Jaka dan menganggap lelaki itu pelanggan restauran Enak Kabeh. Wanita hamil itu pun melanjutkan langkah kakinya hingga berada disamping Bunga.
"Ini Bun, aku taruh sini ya. Habis ini pegawai dinasnya datang, udah bayar juga. Bukti Tf nya aku udah kirim ke WA mu, tolong bikinkan nota" kata Asmara sambil meletakkan 5 box yg ia bawa diikuti oleh 10 box yg dibawa pegawainya, lalu Asmara berjalan menuju dapur.
"Dia benar benar tangguh, kita lihat sampai kapan kebohonganmu itu bertahan Asmara" batin Jaka sambil tersenyum smirk melihat punggung wanita hamil itu menjauh dari hadapannya.
Bunga yg melihat tatapan remehan dari Jaka untuk Asmara, merasa makin kesal dengan sikap lelaki yg tidak tau merasa bersalah.
"Eheem eheem, apalagi yang bisa saya bantu Pak Jaka? Jika tidak, saya izin untuk menyiapkan pesanan yg lain" ucap Bunga dengan ekspresi serius tidak ramah seperti awal.
"Oh maaf, iya itu saja yg bisa saya informasikan. Tunggu pihak HRD Batu Bara akan menghubungi anda. Saya izin pamit dulu, kami harus balik ke Jakarta. Bu Asmara seharusnya sudah lega kami meninggalkan daerah ini, sampaikan salam Pak Alfano untuknya dan suaminya" ujar Jaka.
Bunga tidak bisa memaksakan lagi ekspresi senyumnya ketika melihat senyuman smirk dari Jaka setelah menyampaikan kalimat pamit dan salam untuk Asmara.
Jaka pun tidak menunggu sahutan dari Bunga karena sudah melihat ekspresi kesal wanita itu dan seperti akan meledak sehingga Jaka memilih untuk segera kembali ke mobil.
"Aaaah sudah selesai pamitannya" seru Jaka ketika sudah masuk mobil dan duduk di bangku driver.
"Gimana ketemu Asmara?" tanya Alfano.
"Iya ketemu, tapi ekspresinya biasa aja kayak udah menerima kesalahanmu dan menunjukkan bahwa dia sudah bersuami dan tidak takut lagi dengan lelaki yg berhubungan dengan lukanya" jawab Jaka dengan apa adanya.
"Hmmm begitu ya. Kita lihat saja nanti minggu depan. Akankah aku bertahan atau menyerah untuk mendapatkan maafnya" ujar Alfano dengan senyuman smirk.
Jaka pun melajukan mobil mewah yg ia kendarai menuju tol Bandung-Jakarta.