Season kedua dari My Baby CEO
Menjadi ayah adalah hal membahagiakan. Hingga seorang ayah berusaha menjadi ayah yang sempurna untuk keluarga.
Namun, siapa sangka jika segala ujian menanti untuk mencapai sebuah kesempurnaan menjadi seorang ayah.
Bryan dan Shea yang harus mengurus baby Al-anak dari Regan dan Selly, harus membagi kasih sayang antara baby El dan baby Al.
Regan yang berusaha menjadi sempurna untuk istri dan anaknya, harus terjebak dalam kehidupan Bryan dan Shea karena anaknya.
"Jika dulu aku memiliki masa lalu yang baik, aku tidak akan setakut ini kehilangan dirimu," ucap Bryan melihat kedekatan antara istrinya dan kakak iparnya.
cover by Milda
Bagaimana kisah rumah tangga mereka?
Baca kelanjutannya di
My Perfect Daddy
Up setiap hari
Jam 12 WIB
Jangan lupa mampir juga Instagram dan facebook untuk mendapatkan info-info.
Instagram: Myafa16
FB : Myafa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah pemenang
"Tidak perlu merasa bersalah tidak bisa melindungi aku, karena aku bisa melindungi diriku sendiri," ucap Shea, "apa kamu tidak lihat bagaimana tadi aku melawannya? Jadi mau datang seribu wanita pun aku akan melawannya." Dengan bangganya Shea memamerkan dirinya yang bisa melawan Jesika.
Bryan hanya tersenyum melihat istrinya. Luka dan robekan gaunnya sudah menjelaskan bagiamana istrinya itu melawan wanita yang pernah tidur dengannya itu. Teriakan yang Bryan dengar saat baru datang juga menjelaskan jika istrinya itu bisa menerkam wanita yang menganggu ketenangannya itu.
"Sepertinya aku tidak perlu takut jika kejadian ini akan terjadi." Dia menyadari jika masih ada Jesika- Jesika di luar sana yang siap menganggu rumah tangganya. Namun istrinya yang kuat sudah membuktikan jika rumah tangganya tidak akan goyah dengan kehadiran wanita-wanita yang pernah dia tiduri.
Tangan Bryan terus saja mengoleskan obat luka pada tubuh Shea. Shea yang kesakitan pun sesekali meringis kesakitan.
"Apa sakit?" tanya Bryan pada Shea yang terlihat kesakitan.
"Hanya perih."
"Akhirnya kamu merasakan apa yang aku rasakan."
"Memang apa yang kamu rasakan?" tanya Shea seraya menaikan dagunya sedikit. Dia bingung merasakan apa yang dimaksud Bryan.
"Ini." Bryan menunjukan luka bekas kuku di tubuh Shea.
Shea beralih melihat tubuhnya yang penuh dengan cakaran. Sejenak dia memikirkan kapan Bryan mendapatkan luka itu. Seketika wajahnya merona saat menyadari jika dirinya yang membuat luka cakaran saat penyatuan mereka. "Pasti sakit."
"Sebanding dengan kenikmatan yang didapat," ucap Bryan dengan mengedipkan matanya. Dia sadar jika Shea melakukan itu karena istrinya itu sedang merasakan kenikmatan. Hingga kuku-kuku lentik miliknya mencengkram punggungnya dan membuat luka di sana.
"Apa perlu aku potong kuku milikku," tanya Shea, "tapi kalau aku potong nanti aku tidak bisa melawan wanita-wanita yang datang menganggu kita."
"Tidak perlu, biarkan lukanya mengingatkan aku seberapa ganas istriku."
Shea tersenyum. Suaminya itu selalu saja bisa membuatnya malu karena ulahnya sendiri.
Bryan melanjutkan kembali mengobati luka Shea. Dia masih saja menggeleng melihat luka Shea yang bertebaran di tubuh indahnya. "Harusnya aku melihatmu tadi," goda Bryan.
"Pasti yang kamu lakukan juga sama dengan kak Regan mencegahku," cibir Shea.
"Mana ada, justru aku akan menjadi juri untuk kalian dan memberikan piala untuk yang menang." Bryan tertawa saat menjawab. Dia sudah membayangkan akan seseru apa Shea berkelahi.
"Sekarang aku sudah jadi pemenang, mana ada pialanya?"
"Piala untukmu itu khusus," ucap Bryan menarik lembut tangan Shea menuju ke piala khusus miliknya yang berada di balik celananya.
Pipi Shea merona saat tangannya berada di piala khusus yang di tunjukan oleh Bryan itu. Hadiah yang memang Bryan berikan hanya untuk istrinya.
Tangan Bryan yang berada di bahu Shea, perlahan menurunkan dress yang berada di tubuh Shea. Tubuhnya mendekat dan membuat Shea reflek mundur. Perlahan tubuh Shea pun berbaring di atas tempat tidur. Bibirnya tidak dia biarkan untuk diam saja. Sambil menurunkan gaun yang melekat di tubuh istrinya, dia menyesap manis bibir istrinya.
Namun, Bryan melepas ciuman itu dan sengaja membalikan tubuh Shea. Membuat tubuh istrinya itu berada di atas tubuhnya. "Aku ingin melihat bagaimana ganasnya dirimu," ucapnya.
Shea tersenyum malu mendengar suaminya menggodanya. "Apa kamu siap aku menyiksamu, seperti aku menyiksa Jesika?" tanyanya.
"Aku siap menerima siksaan darimu, Sayang," jawab Bryan dengan senyum menyeringai
Tanpa menunggu lama, Shea membenamkan bibinya di bibir Bryan dan menyesapnya. Tangannya bergerak melepas seutas kain yang melingkar di kerah kemeja Bryan. Dengan cepat tangannya beralih membuka kancing kemeja yang dipakai suaminya, dan membuangnya ke sembarang arah.
Melihat tubuh Bryan bagian atas yang sudah tanpa penghalang, Shea menyapu tubuh tanpa penghalang itu dengan bibirnya. Mendaratkan kecupan dan meninggalkan jejak di sana, sebagai tanda jika tubuh itu adalah miliknya.
Suara desahan lolos dari mulut Bryan dan menggema di kamar hotel. Sapuan bibir istrinya di setiap inci tubuhnya membuatnya benar-benar frustrasi. Namun, dia memberikan ruang untuk istrinya untuk melakukan apa yang dia inginkan.
Mendengar suara sexi suaminya, membuat Shea semakin menggila. Dia mempraktekan apa yang sering Bryan lakukan, saat tubuh tanpa penghalang itu sudah melekat.
Memimpin permainan malam ini, Shea memegang kendali penuh atas kenikmatan yang akan mereka rengkuh bersama.
***
Shea yang begitu lelah karena lebih banyak bekerja pun kini tertidur lelah. Bryan yang melihat Shea, hanya tersenyum. Ternyata istrinya itu benar-benar menyerap setiap pelajaran yang dia berikan. Hingga dirinya dibuat tak kuasa mendapatkan kenikmatan yang diberikan oleh istrinya.
Dengan tubuh polosnya dia bangkit dari tempat tidur dengan perlahan. Membuat gerakannya selembut mungkin agar istrinya tidak terbangun. Dia meraih ponselnya untuk menghubungi satu orang.
"Apa kamu sudah mengurusnya?" tanya Bryan dari sambungan telepon.
"Sudah." Suara Felix dari balik sambungan telepon. Dia menceritakan apa saja yang sudah dia lakukan.
"Baiklah, terima kasih." Bryan mengakhiri sambungan telepon, dan berbalik.
"Sayang … " panggil Shea saat dia mengerjap.
"Kenapa bangun?" Bryan melangkah menghampiri Shea dan membenamkan tubuhnya di dalam selimut bersama dengan istrinya. Dia membawa tubuh polos itu dalam pelukannya.
"Kamu menghubungi siapa?" tanya Shea.
"Felix," jawab Bryan seraya membelai lembut tubuh Shea.
"Dia apakan Jesika?" Shea begitu penasaran apa yang dilakukan oleh Felix pada wanita iblis itu.
"Hanya diberi peringatan kecil saja."
"Peringatan apa?" Shea masih tidak mengerti ucapan Bryan.
"Mengancam akan menjebloskan ke penjara karena membuat jebakan untukmu."
"Tapi bukannya tidak ada bukti, aku datang sendiri ke kamar, jadi seolah aku menyerahkan diri bukan dia yang menyerang."
"Pintar sekali!" ucap Bryan mencubit hidung Shea. "Akan tetapi dia terlalu bodoh, karena saat Felix mengancam dengan rekaman CCTV di dalam kamar, dia sudah ketakutan."
"Apa kamar hotel ada CCTV-nya." Shea mengedarkan pandangan. Dia takut kegiatan tadi terekam CCTV.
"Mana ada di dalam kamar hotel ada CCTV, yang ada tidak akan ada yang menginap," jawab Bryan tertawa. "Bukannya tadi aku sudah bilang, jika Felix hanya mengancam, dan bodohnya wanita itu percaya."
Shea mengerti ucapan Bryan. "Aku pikir di hotel ini ada CCTV," ucapnya malu.
"Kalau ada aku akan hancurkan lebih dulu."
Dahi Shea berkerut dalam. Kepalanya yang berada di dada suaminya, sedikit menengadah agar bisa menjangkau wajah suaminya. "Kenapa?"
"Karena aku tidak mau orang melihat keganasanmu."
Shea mencubit lembut tubuh Bryan. Wajahnya begitu malu saat Bryan mengingatkannya tentang bagiamana dirinya tadi memimpin permainan.
"Ayo kita ulang lagi," ucap Bryan seraya membawa Shea dalam pelukannya.
Mengulang kembali kegiatan yang begitu menguras tenaga dan memberikan kenikmatan dunia.
.
.
.
.
.
...Jangan lupa like dan vote ...
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
🙏🏼
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
🙏🏼☕
suami gue banget 🤣🤣🤣🤣🤣
untuk 2daddy✌🏼
ada adegan action nya Thor 🌹😂
Ceritanya sprti nyata mereka bersama2 berjuang menjadi pribadi yg lbh baik lg, benar2 kolaborasi pasangan yg tulus mengasihi & mencintai dgn cara mereka sndiri.