Seri Kelanjutan dari Novel PENGUASA BENUA TERATAI BIRU. Bagi yang ingin menyimak cerita ini dari awal, silakan mampir di penguasa Benua Teratai Biru 1, dan Benua Teratai 2.
Dunia Kultivator adalah jalan menuju keabadian yang merupakan jalan para dewa. Penuh dengan persaingan, pertentangan dan penindasan.
Kisah ini menceritakan sosok Qing Ruo, pemuda yang memiliki takdir langit sebagai seorang penguasa. Sosok yang awalnya di anggap lemah, di hina dan hidup dalam penindasan.
Bagaimana kisahnya. Simak perjalanannya menjadi seorang penguasa.
Penulis serampangan.
Yudhistira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Menyerap Pengetahuan Luo Zhao.
" Bangunlah..." ucap Qing Ruo dengan hangat, sambil meminta mereka duduk kembali pada kursinya.
" Penguasa..." ucap Jinse ragu.
" Bicaralah," ucap Qin Ruo dengan ramah.
" Penguasa, apakah telah terjadi sesuatu ?" tanya Jinse.
" Maksudnya?" tanya Qing Ruo dengan heran.
" Penguasa, sepertinya aula cermin jiwa telah tersegel, dan kami tidak bisa lagi melihat dunia luar..." Jinse menjelaskan.
Qing Ruo menganggukan kepala, menatap mereka dengan senyum ramah.
" Itu karena kita sudah berada di daratan Ilahi..."
" Apa...! Penguasa, benarkah?" tanya Jinse dan rombongannya yang terlihat begitu terkejut, dan bahagia. Namun reaksi-reaksi itu berbeda dengan Luo Zhao yang tampak sedikit panik.
" Luo Zhao, kita akan membicarakannya nanti..." suara Qing Ruo berbicara dalam pikirannya.
" Baik penguasa muda..." sambil bersikap tenang.
" Penguasa, apakah kita akan segera bertualang?" tanya Liong Hei dengan penuh semangat.
Qing Ruo menganggukan kepala.
" Setelah urusanku selesai, kita akan segera bertualang," jawab Qing Ruo dengan senyumnya yang ramah.
" Baik penguasa," jawab mereka dengan penuh semangat, menampakan senyum kebahagiaan yang tak henti-hentinya mengembang dari wajah mereka.
" Baik, beristiarahah, dan pulihkan diri kalian. Luo Zhao, mari ikuti aku..." ucap Qing Ruo.
" Ba-baik penguasa..." sambil bergerak mengikuti Qing Ruo dengan perasaan berdebar-debar.
Perasaan itu semakin membuncah saat melihat Qing Ruo bergerak membawanya menuju istana petir kuno.
" Pe-penguasa muda, ini...."
" Luo Zhao, ada apa?" tanya Qing Ruo heran.
" Aku-aku tidak pantas..." ucapnya dengan wajah tertunduk.
" Mengapa bisa demikian?"
" Aku adalah pelayan tingkat rendah. Aku malu karena selama ini tidak bisa berkontribusi pada klan, dan itu..." Luo Zhao menjeda kata-katanya.
Qing Ruo menggelengkan kepalanya.
" Jika kamu ingin melakukannya, maka mulailah dari sekarang...." sambil membawa Luo Zhoa memasuki kawasan istana petir kuno.
" Ayah...!" teriak Qing Yong Jun keluar dari pintu istana menghampiri Qing Ruo, memeluknya dengan hangat.
" Jun er, kamu...." sambil memeluknya dengan hangat dan mengusap kepalanya lembut.
" Ayah, aku rindu..."
" Ayah juga...." sambil mengusap rambut Qing Yong Jun dengan lembut.
" Kamu...?" tanya Qing Ruo mengerutkan keningnya.
" Ayah aku baru saja menanyakan sesuatu pada kakek. Ayah pasti ingin bertemu dengannya, mari ayah, paman..." sambil membawa Qing Ruo dan Luo Zhao memasuki istana, yang langsung membuat Luo Zhao mematung.
" Ruo er," ucap Luo Feng yang duduk di tengah ruangan, dengan tubuh yang diselimuti oleh petir abadi, berbicara pada Qing Ruo sambil membuka matanya.
" Ayah... " ucap Qing Ruo sambil melangkahkan kaki memasuki ruangan.
" Trah pertama," ucap Luo Feng menantap sosok Luo Zhao yang mematung berada di tempatnya dengan tubuh bergetar.
" Pe-penguasa Agung, hamba Luo Zhao..." dengan terbata-bata, lalu mengambil Sikap berlutut dan bersujud dengan hormat.
" Kemarilah..."
" Ba-baik penguasa Agung..." menghampiri Qing Ruo dan Qing Yong Jun yang sudah duduk di hadapan Luo Feng.
" Ruo er, Sepertinya kamu ingin membicarakan sesuatu..." menatap Qing Ruo dengan penuh kehangatan.
Qing Ruo menganggukkan.
" Ayah..., kita sudah berada di daratan Ilahi..."
Tampak keterkejutan di mata Luo Feng, namun dengan sikap yang tenang menganggukkan kepala.
" Ayah, benarkah demikian?" tanya Qing Yong Jun dengan penuh semangat.
Qing Ruo menganggukan kepala.
" Saat ini kita berada di barak pasukan langit," ucap Qing Ruo, membuat Luo Zhao yang berada di sisinya terlihat salah tingkah.
" Ayah, itu berarti aku dan kakek...." Qing Yong Jun tiba-tiba menjeda kata-katanya saat melihat wajah Luo Zhao yang tampak begitu khawatir.
" Ayah, ada apa dengan paman ini..." ucapnya pelan menatap Qing Ruo dengan heran.
" Itu karena Dia takut pada kakek.." suara Qing Ruo berbicara dalam pikirannya.
" Takut? Mengapa bisa demikian?"
" Apakah kamu tidak melihat sikap paman Hu Shan dan yang lainnya? Walaupun mereka terlihat lebih santai, tetapi hingga saat ini mereka juha tidak kalah takutnya. Nah, paman Luo Zhao ini juga demikian, apalagi ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan kakek..."
Qing Yong Jun menganggukkan kepala. Menatap Luo Zhao yang masih terdiam.
" Jun er, kamu dan kakek sebentar lagi bisa keluar dari dunia jiwa dan bermain dengan bebas, tetapi tunggu sampai ayah menemukan tempat tinggal..." sambil mengusap rambutnya.
" Baik ayah..."
" Ayah, kakek, paman, karena urusanku sudah selesai, aku pergi dulu, tapi kakek janji ya..." menatap Luo Feng yang tiba-tiba terkekeh membuat Qing Ruo merasa heran.
" Apakah ayah menjanjikan sesuatu padanya?" tanya Qing Ruo.
" Kakek..."
" Baiklah, baiklah. Aku akan mengajarimu..." jawab Luo Feng pelan.
" Baik kakek aku pergi dulu..." sambil berdiri dan memberi hormat pada semua orang yang ada di dalam ruangan itu, lalu bergegas pergi.
Setelah Qing Yong Jun pergi, Qing Ruo lalu melanjutkan pembicaraannya.
" Ayah, jangan terlalu memanjakannya," ucap Qing Ruo pelan, membuat Luo Feng kembali terkekeh.
" Aku justru ingin melatihnya. Namun itu membuatnya begitu bahagia. Baiklah, sepertinya ada hal penting yang ingin kamu bicarakan," ucap Luo Feng.
" Benar ayah. Daratan Ilahi kini sudah mengalami begitu banyak perubahan. Dan aku ingin Luo Zhao menjelaskan hal itu. Namun sebelum itu, Aku ingin bertanya..." ucap Qing Ruo ragu.
" Ruo er, bicaralah..."
" Ayah, aku telah menyamar dengan menggunakan teknik Perubahan Bintang, dan menggunakan tampilan Luo Zhao untuk memasuki tempat ini, namun aku mengalami sedikit kesulitan, karena aku tidak mengetahui seluk beluk tempat ini. Apakah aku boleh menyerap pengetahuan sesama anggota klan kita?"
Luo Feng terdiam, lalu menatap Luo Zhao yang terlihat ingin berbicara tetapi takut.
" Sebenarnya tidak ada aturan yang melarang hal itu, dan pengaruhnya juga sama seperti saat dirimu penyerapan pengetahuan orang lain. Namun karena trah pertama memiliki garis darah yang sama, tindakan itu terlihat seperti kamu mencubit tanganmu sendiri. Selain itu, pengetahuan para dewa juga dilindungi oleh aura emas daratan ilahi. namun kamu bisa mencobanya..."
" Penguasa Agung, Penguasa Muda, hamba bersedia..." ucap Luo Zhao dengan cepat.
Luo Feng mengerutkan keningnya menatap Luo Zhao yang masih tidak berani mengangkat kepalanya.
" Prajurit Zhoa, sepertinya kamu telah mengetahui sesuatu. Apa itu...?"
" Deg..." jantung Luo Zhao berdetak semakin cepat.
" Penguasa Agung, hamba yakin penguasa muda pasti terkena jebakan dan sudah melanggar aturan yang ada, dan hamba ingin hal itu tidak terulang kembali, karena berurusan dengan orang-orang dari pasukan langit sangat merepotkan..." jawabnya gugup..
" Jebakan?" tanya Qing Ruo dan Luo Feng bersamaan.
" Benar pengusa Agung. Hamba yakin penguasa Muda telah menyerap aura emas gunung gerbang langit."
Luo Feng menganggukan kepala.
" Jika kamu bersedia, maka itu tidak masalah..."
" Terima kasih penguasa agung..."
" Ruo er, apakah benar demikian?"
Qing Ruo tersenyum kecut dan menganggukan kepala.
" Tapi ayah tenanglah, aku bisa masih bisa menanganinya..."
" Baiklah, ayah percaya padamu."
" Terima kasih ayah."
Mengingat waktunya yang terbatas, tanpa menunggu lama, Qing Ruo lalu meminta Luo Zhao mengambil sikap duduk dengan tenang, dan melepaskan tembakan rantai jiwa, dan mulai menyerap pengetahuannya.
Di hadapan mereka berdua. Luo Feng hanya bisa tersenyum. Sikap dan cara Qing Ruo memperlakukan Luo Zhao yang begitu hormat membuatnya begitu bangga.
Tidak lama kemudian, proses penyerapan pengetahuan dengan menggunakan rantai jiwa itu akhirnya selesai.
" Terima kasih..." ucap Qing Ruo dengan hormat.
" Penguasa muda, dapat melakukan hal kecil seperti ini sudah membuatku bahagia..." ucapnya dengan hormat.
" Ayah, aku akan pergi. Saudara Zhao, untuk sementara waktu, aku ingin saudara menemani ayahku..."
" Baik Penguasa Muda..." dengan sikap hormat.
Setelah berpamitan, Qing Ruo lalu meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa saat merasakan keanehan pada dirinya.
👉 ____ 👍____
...***Terima kasih***...🙏